Mbay, Ekorantt.com – Balai Penjamin Mutu Pendidikan (BPMP) Provinsi NTT mencatat Kabupaten Nagekeo menjadi salah satu dari tiga kabupaten yang masuk level tuntas standar pelayanan minimum (SPM) pada bidang pendidikan.
“Urutan pertama Kabupaten Ngada, kedua Kabupaten Nagekeo, dan ketiga Kabupaten Lembata,” ujar Tatalaksana BPMP NTT, Isak Bana, saat Lokakarya Refleksi Program Inovasi untuk Anak Sekolah Indonesia (INOVASI) di Mbay, Senin, 24 Juni 2023.
Dalam acara itu,Isak menyampaikan materi tentang capaian standar pelayanan minimum (SPM) dan Rapor Pendidikan (RPD) Nagekeo.
Ia menuturkan indeks SPM pendidikan Nagekeo mencapai kategori capaian SPM 60-69 dengan nilai 61,85. Sedangkan Kabupaten Ngada menempatkan urutan pertama dengan nilai 62,32 dan Kabupaten Lembata nilai SPM 61,51 pada urutan ketiga.
Berdasarkan data RPD Provinsi NTT, Isak melanjutkan, indeks rata-rata capaian SPM hanya tiga kabupaten mendapat status tuntas muda.
Capaian itu berdasarkan empat indikator prioritas diantaranya, kemampuan literasi, kemampuan numerasi, iklim keamanan sekolah, dan iklim kebinekaan.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Nagekeo, Venantius Minggu, menuturkan capaian literasi dan numerasi dalam angka yang disebutkan itu adalah sebuah pelajaran.
“Kita harus tetap berjuang demi anak-anak kita. Itu adalah angka yang perlu kita tingkatkan terus dari waktu ke waktu,” kata Venantius pada sesi diskusi.
Sentuhan INOVASI
Wakil Bupati Nagekeo, Marianus Waja, sebelumnya mengingatkan bahwa perubahan wajah pendidikan di Nagekeo berkat sentuhan program INOVASI.
“Kita bersyukur dengan program ini. INOVASI membuat kita sadar bagaimana berada di rel yang benar,” ujar dia.
Adapun tiga capaian pendidikan yang disebut Wabup Marianus yakni diantaranya karakter (moral dan kinerja), kompetensi, dan literasi.
Selama empat bulan berkunjung ke 58 SD dari 177 SD di Nagekeo, ia menyampaikan banyak hal mengenai capaian-capaian pembelajaran.
“Dan juga saya bilang ke sekolah bahwa kita harus akui belum siap. Kita belum menyiapkan lingkungan yang baik agar anak nyaman. Kita harus sadar bahwa INOVASI membuat tatacara pelaksanaan pembelajaran yang seharusnya,” kata Wabup Marianus.
Ia berharap melalui refleksi tersebut bisa menemukan satu konsep untuk keberlanjutan program ini pada waktu-waktu mendatang.