Maumere, Ekorantt.com – Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Sikka melibatkan 13 komunitas peduli lingkungan dalam aksi penanaman 2.000 anakan mangrove di Kampung Garam, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka pada Jumat (4/8/2023).
“Aksi penanaman (mangrove) di lahan seluas setengah hektar di RT 005/ RW 004 Kampung Garam melibatkan 13 komunitas peduli lingkungan,” ujar Kabid Penaatan dan Peningkatan Kapasitas Lingkungan, Yanto Dosi, kepada Ekora NTT, Minggu.
Menurutnya, urusan lingkungan memang bukan hanya dari Dinas Lingkungan Hidup. Ia mengapresiasi tingkat kepedulian dari komunitas akan lingkungan sangat tinggi.
“Ini terbukti dengan ratusan peserta dari komunitas yang hadir pada aksi penanaman ini. Hal ini menunjukkan tingkat kepedulian akan lingkungan sangat tinggi. Mari kita berkolaborasi dan berbagi peran,” ujar Yanto.
Tujuan jangka pendek yang ingin dicapai dari kegiatan ini, kata Yanto, untuk mencegah masyarakat setempat agar tidak membangun rumah sementara di areal tersebut.
Selain itu, masyarakat juga didorong untuk berusaha merawat mangrove yang ada dan tidak menebang sembarangan di wilayah tersebut.
“Tujuan jangka panjang untuk menjadikan taman hutan rakyat (Tahura) yang dijadikan tempat rekreasi warga dan dimanfaatkan pula bagi kepentingan umum untuk tujuan penelitian, ilmu pengetahuan, dan pendidikan,” jelas Yanto.
Pengelolaan Tahura, lanjut Yanto, diserahkan kepada masyarakat setempat dan didampingi komunitas peduli lingkungan.
“Karena kegiatan ini kami gandeng komunitas peduli lingkungan maka ke depannya akan dihidupkan kembali Kelompok Pelestari Sumber Daya Alam (KPSDA) dan konsistensi pendampingan diserahkan kepada komunitas,” terangnya.
Dodot Cobain dari Komunitas Flobamora Coral Lovers menilai kegiatan penanaman anakan mangrove di pesisir pantai sangat penting terutama bagi masyarakat pesisir.
“Hutan mangrove dapat menjadi salah satu sarana penting untuk menyelamatkan garis pantai agar tidak tergerus erosi,” ucap Dodot.
Selain itu, kata Dodot, hutan mangrove juga merupakan salah satu tempat yang nyaman dari beberapa spesies seperti udang, ikan, dan kepiting yang berkembang di kawasan ini.
“Penanaman anakan mangrove ini sebenarnya upaya untuk menyiapkan rumah bagi spesies ini untuk dapat berkembang,” tambah Dodot.
Koordinator Mahasiswa KKN Unwira Kupang, Oswal Jemadu, mengucapkan terimakasih kepada Dinas Lingkungan Hidup Sikka yang telah mengikutsertakan mereka pada aksi penanaman mangrove di Kampung Garam.
“Dinas Lingkungan Hidup telah memberikan edukasi nyata kepada masyarakat pesisir tentang pentingnya peduli lingkungan melalui aksi penanaman mangrove,” ungkap mahasiswa asal Manggarai ini.
Ia mengharapkan kepada generasi muda yang terlibat dalam komunitas peduli lingkungan agar terus meningkatkan kesadaran akan lingkungan hidup dengan menanam dan merawat.
“Yang penting setelah menanam anakan mangrove harus dirawat agar dapat tumbuh menjadi kawasan hutan mangrove yang memiliki multi manfaat untuk masyarakat pesisir,” pungkasnya.