Mbay, Ekorantt.com – Sebanyak 16 kelompok dasawisma di Desa Ulupulu 1, Kecamatan Nangaroro, Kabupaten Nagekeo mempraktikan pengolahan makanan dari pangan lokal.
Praktik dan presentasi produk makanan lokal tersebut merupakan salah satu mata acara semarak HUT ke-78 RI di tingkat desa.
Ketua Panitia Pelaksana, Agustinus Minggu, menuturkan bahan makanan yang dipraktikan ibu-ibu itu diperoleh dari kebun dan pekarangan rumah anggota kelompok masing-masing.
“Tujuannya untuk memberdayakan perempuan dalam upaya ketahanan pangan di desa,” ujar Agustinus di desa itu, Rabu, 16 Agustus 2023.
Selain itu, tampilan produk makanan lokal khas daerah itu untuk mengentas masalah kesehatan keluarga. Semua bahan pangan lokal mudah didapat, murah, dan memiliki nilai gizi.
“Dari segi biaya, pangan lokal lebih murah dan mudah didapatkan masyarakat. Kita mengangkat kembali pangan lokal sebagai bahan makanan yang sehat dan murah,” kata dia.
Para ibu-ibu itu menyajikan sejumlah aneka makanan lokal sebagai pengganti nasi (beras). Misalnya, menu makan berbahan dasar ubi-ubian, jagung ditambah kacang nasi. Hanya menggunakan garam dan kelapa sebagai penambah rasa, serta pewarna non kimia.
Selanjutnya, sayur didominasi daun singkong dan kelor serta terong (direbus) ditambah wortel, bayam, dan toge. Sedangkan lauk ialah ikan pepes dan kuat ikan ditambah buah-buahan seperti pisang dan semangka.
Adapun ibu-ibu lain menyajikan ubi kering yang diawetkan dua hari sebelumnya. Ubi itu dicampur dengan ubi ungu sebagai pewarna makanan yang dimasak menggunakan periuk tanah.
Kemudian disajikan bersama dengan petai dan wijen di wadah anyaman beralaskan daun pisang.
Pejabat Kepala Desa Ulupulu 1, Hilarius Ceme, menuturkan lomba pengolahan pangan lokal tersebut sebagai stimulan untuk mengantisipasi krisis pangan.
Kelompok dasawisma, kata dia, sebagai penggerak ketahanan pangan lokal dari dampak perubahan iklim.
“Ada konsep pemberdayaan perempuan, kesehatan ibu dan anak, serta kebutuhan makanan lokal bagi keluarga,” kata Hilarius.