Maumere, Ekorantt.com – Koordinator Program Berbasis Masyarakat Caritas Keuskupan Maumere, Margaretha Helena menegaskan bahwa wilayah Kabupaten Sikka memiliki indeks risiko bencana tinggi. Untuk itu, program Badan Penanggulangan Bencana Daerah di desa dan kelurahan harus berbasis pengurangan risiko bencana.
“Caritas Keuskupan Maumere terus mendorong BPBD Sikka menginisiasi terbentuknya desa dan kelurahan tangguh bencana inklusi,” kata Margaretha Helena kepada Ekora NTT di sela-sela kegiatan sosialisasi Desa Tangguh Bencana Inklusi bagi kepala desa dan lurah se-Kabupaten Sikka di Kherubim Hall Maumere, Kamis, 31 Agustus 2023.
Menurutnya, partisipasi penyandang disabilitas dalam urusan penanggulangan bencana merupakan salah satu indikator membentuk desa dan kelurahan tangguh bencana inklusif.
“Caritas Keuskupan Maumere menggandeng BPBD Sikka menyelenggarakan kegiatan sosialisasi untuk kepala desa dan para lurah di Kabupaten Sikka,” ungkapnya.
Caritas Maumere pada tahun 2022/2023, jelas Helena, telah mengembangkan program ketangguhan masyarakat dalam pengurangan risiko bencana inklusif melalui kebijakan di desa dan kabupaten. Program ini dikembangkan di dua desa yaitu Namangkewa dan Watutedang.
“Penekanan program ini mengakomodir penyandang disabilitas dalam urusan penanggulangan. Caritas selalu berkoordinasi dengan stakeholder tingkat kabupaten yakni BPBD dan Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,” jelasnya.
Kegiatan sosialisasi yang dibuka Sekda Sikka Firminus Adrianus Parera ini diikuti 180 kades dan lurah. Ada dua narasumber yakni Asisten Administrasi Umum Setda Sikka Robert Ray dan Kalak BPBD Yohanes Baptista Laba.
Robert Ray membedah topik kebijakan pemerintah dalam peruntukkan anggaran desa tangguh bencana inklusif. Sedangkan Yohanes Baptista Laba memaparkan materi tentang desa tangguh.
Sekda Sikka pada pembukaan, meminta peserta untuk menindaklanjuti materi sosialisasi yang diberikan.
Sementara Yohanes Baptista Laba menjelaskan, tujuan sosialisasi ini mendorong para kades dan lurah untuk membentuk desa atau kelurahan tangguh bencana inklusif.
“Selain itu meningkatkan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam menghadapi bencana dan mengurangi risiko bencana,” terangnya.
Sosialisasi juga bertujuan agar masyarakat yang tinggal di kawasan rawan bencana terlindungi dari dampak yang merugikan akibat bencana.