Ikut Program PRESISI, SMAN Filial Bola Siap Pentaskan Tari Togo Apur di Jakarta

Maumere, Ekorantt.com – SMAN Filial-Bola, Kecamatan Bola, Kabupaten Sikka, siap tampil pada Pekan Kebudayaan Nasional di Jakarta pada 20-30 Oktober 2023 mendatang.

Sekolah ini terpilih untuk mengikuti Program PRESISI dari Kemendikbud Ristek sejak 2022 lalu; dan berfokus untuk mengembangkan potensi siswa melalui bidang seni dan budaya lokal.

Anselmus Tara, koordinator siswa-siswi Program PRESISI, mengatakan, setelah terpilih, mereka memunculkan ide untuk menyelamatkan tradisi kebudayaan lokal yang telah punah, yaitu Rope Apur (bakar kapur).

“Kami terjemahkan ke dalam bentuk tarian yang disebut dengan Togo Apur,” katanya.

Togo Apur, kata Anselmus, merupakan tarian yang menggambarkan tradisi leluhur membakar batu karang dari laut untuk dijadikan kapur atau dalam bahasa setempat disebut Rope Apur.

Tarian ini, lanjut dia, dikemas dalam rangkaian ritual, mulai dari memanggil batu karang di laut sebagai bahan baku utama untuk Rope Apur, menyusun kayu dan batu, membacakan bait syair hingga memanen kapur setelah proses pembakaran.

“Di masa lampau kapur tersebut biasa digunakan untuk berbagai macam kebutuhan seperti mengecat rumah, bahan baku pembuatan pewarna alami untuk kain tenun, serta pelengkap sajian sirih pinang,” kata Anselmus.

Yuli Setiawati, Supervisor Program PRESISI di Sikka menyampaikan, PRESISI bekerja sama dengan PKN dan melakukan open call pada seluruh sekolah dampingan.

“Dari hasil open call tersebut ada 75 proyek yang masuk. Kemudian dilakukan seleksi dan kurasi sehingga hanya tujuh ide karya yang terpilih dari seluruh sekolah dampingan PRESISI se-Indonesia. Dari ke-7 ide karya tersebut dua di antaranya dari Sikka, yaitu Tarian Togo Apur dan pembuatan lem dari biji asam oleh SMP San Carlos Habi,” terang Yuli.

Dukungan Banyak Pihak

Arkadiut Amatus, fasilitator PRESISI mengatakan, masyarakat sungguh antusias dan ikut berbangga sambil bergotong royong menyiapkan tempat pertunjukan untuk anak-anak SMAN Filial Bola sebelum berangkat ke Jakarta.

“Anak-anak meminta dukungan masyarakat dan dengan sendirinya masyarakat ada di depan. Hal paling penting, pentas sebelum ke Jakarta juga untuk latihan, supaya anak-anak terbiasa tampil di depan umum,” katanya.

Yohanes Yan Tolis, siswa kelas XI mengungkapkan rasa bangganya karena ia bersama teman-teman mendapat dukungan luar biasa dari guru, teman-teman, dan sekolah, serta tokoh masyarakat, ditambah pula bimbingan dari tim supervisi.

“Saya mau ke Jakarta, saya baru pertama kali ke Jakarta. Senang, bangga, karena banyak yang dukung kami. Bapa Mama juga sudah memberi restu dan mereka ikut bangga,” katanya sambil tertawa.

Sementara Velixia Doa dan Amrosius Ambon, warga Desa Nenbura, Kecamatan Doreng, adalah dua tokoh masyarakat pelaku Rope Apur, generasi terakhir yang masih tersisa.

Velixia dan Amrosius mengapresiasi anak-anak SMAN Filial Bola yang kembali menghidupkan tradisi Rope Apur lewat tarian.

“Kami sedih dan bahagia karena kami tak pernah alami lagi sejak tahun 1991, di mana ritual ini terakhir dilakukan. Kami berharap siswa SMAN Bola Khususnya kelas Filial ini dapat melanjutkan tradisi leluhur tersebut,” kata Amrosius sambil berurai air mata.

Diketahui SMA Negeri Filial Bola baru berdiri pada 2021 lalu dengan jumlah murid sebanyak 154 yang dibagi dua unit; unit satu sebanyak tiga kelas dan satu ruang guru dengan bangunan sederhana berdinding bambu dan unit dua menempati ruangan milik SMP Negeri 2 Bola yang berjarak sekitar 200 meter.

Sementara PRESISI adalah Penguatan Karakter Siswa Mandiri Melalui Kreasi Seni. Program ini merupakan kerja sama dengan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Ristek RI dengan Sanggar Anak Akar, Erudio Indonesia dan Gudskul.

Program ini telah berjalan selama tiga tahun pada lebih dari 20 kabupaten/kota di seluruh Indonesia dan berfokus mengembangkan karakter siswa melalui pembelajaran kontekstual berbasis proyek.

Cucun Suryana

spot_img
TERKINI
BACA JUGA