Kupang, Ekorantt.com- Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G. L. Kalake, menyebut setidaknya hingga kini sudah ada 90 pelabuhan di provinsi NTT.
Ia pun merincikan ada 52 pelabuhan dioperasikan oleh Kementerian Perhubungan RI, tujuh pelabuhan dioperasikan PT Pelindo, dan satu pelabuhan dioperasikan oleh Dinas Perhubungan NTT. Sementara terdapat 30 pelabuhan yang belum beroperasi.
Saat ini menurut dia, tentu saja diperlukan kerja keras dan spirit khusus untuk mendorong dan mengakselerasi pengoperasian 30 pelabuhan tersebut.
“Sehingga keberadaannya dapat memberikan manfaat bagi kelancaran aktivitas masyarakat Nusa Tenggara Timur,” kata Ayodhia dalam sambutannya saat upacara peringatan Harhubnas dan Apel Kesadaran ASN Lingkup Pemprov NTT, Senin, 18 September 2023, sebagai dilansir dalam siaran pers Biro Administrasi Pimpinan Setda Provinsi NTT.
Selain pelabuhan, ungkap dia, terdapat pula 15 bandar udara yang tersebar di 22 kabupaten/kota di NTT. Juga terdapat satu terminal tipe A, 15 terminal tipe B, dan 66 terminal tipe C.
“Saya harap semua infrastruktur yang sudah ada ini harus terus dikontrol secara berkala, sehingga kualitas pelayanan kepada masyarakat dapat semakin ditingkatkan,” harap Ayodhia.
Ia juga meminta seluruh insan transportasi dan perhubungan untuk terus melakukan transformasi dan inovasi untuk kemajuan transportasi di NTT.
Sementara itu, dalam sambutan Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi yang dibacakan Penjabat Gubernur NTT mengatakan, inovasi dan pembangunan infrastruktur transportasi dalam wujud modernisasi tidak hanya kian mendorong Indonesia menjadi negara maju, juga berimplikasi kuat bagi pembangunan yang berkelanjutan, ramah lingkungan, keselamatan dan pelayanan transportasi yang meningkat.
Menteri Budi mengimbau kepada seluruh jajaran Kementerian Perhubungan selaku regulator sektor transportasi agar dapat bekerja sama, berkolaborasi dan bersinergi secara optimal dengan para operator, stakeholders dan mitra kerja serta pemerintah daerah.
Dikatakan, kerja bersama sangat dibutuhkan untuk mendorong pemanfaatan secara optimal infrastruktur transportasi yang telah dibangun, dan pemberian pelayanan terbaik kepada masyarakat.
“Sebab, transportasi yang andal, efisien, dan berdaya saing memiliki dampak positif pada mobilitas masyarakat serta pertumbuhan ekonomi suatu negara,” ungkap Menteri Budi.