Lewat Kegiatan Pengabdian Masyarakat, Dosen dan Mahasiswa UCB Berantas Stunting di TTS

Kupang, Ekorantt.com – Dosen dan mahasiswa Program Studi Ners Universitas Citra Bangsa (UCB) mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Kasetnana, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Selatan (TTS).

Kehadiran dosen dan mahasiswa di Desa Kasetnana dalam upaya pencegahan stunting. Kasetnana sendiri dilaporkan sebagai desa dengan kejadian stunting tertinggi di Kabupaten TTS.

Dosen Prodi Ners UCB yang melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di antaranya; Herliana M.A Djogo, Yulia M.K Letor, Yohanes Dion dan Angela Muryanti Gatum.

Herliana M.A Djogo mengatakan, Desa Kasetnana dipilih sebagai lokasi pengabdian masyarakat karena merupakan salah satu dari 40 desa pilot project yang direkomendasikan Bappenas dan Kemenko PMK untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.

Dosen dan mahasiswa Program Studi Ners Universitas Citra Bangsa (UCB) yang mengadakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat di Desa Kasetnana, Kecamatan Mollo Selatan, Kabupaten Timor Selatan (TTS), pose bersama

Kegiatan ini dilaksanakan selama tiga hari sejak 13 hingga 15 Oktober 2023.

iklan

Di sana, para mahasiswa dan dosen melakukan kegiatan pemeriksaan kesehatan sederhana kepada calon pengantin, ibu bayi balita dan ibu hamil, pemberian edukasi tentang 1000 hari pertama kelahiran, demonstrasi menu DApur SeHAT (DASHAT) berbasis pangan lokal dan pembagian stiker tinggi badan di 35 rumah.

“Ini dimaksudkan agar orang tua memiliki kesadaran untuk dapat ikut serta memantau pertumbuhan tinggi badan sesuai usia yang merupakan indikator stunting berdasarkan standar atropometri Kementrian Kesehatan tahun 2020,” katanya dalam rilis yang diterima Ekora NTT pada Rabu, 18 Oktober 2023.

Menurut Herliana, kegiatan ini dihadiri kurang lebih 50 peserta yang terdiri dari aparat desa, TP PKK, kader PKK, bidan desa, warga Desa Kasetnana serta mahasiswa semester lima Program Studi Keperawatan UCB.

Ia menjelaskan, berdasarkan hasil wawancara warga yang hadir, ditemukan bahwa belum terjadinya kesetaraan gender dalam kaitannya dengan kesehatan.

Salah satu faktor yang menghambat kaum perempuan dalam mengakses pelayanan kesehatan yakni masih tingginya praktik budaya patriarki yang mana perempuan belum memiliki hak penuh dalam mengambil keputusan.

Sebagai contoh perempuan belum memiliki hak untuk menentukan jumlah anak yang akan dilahirkan.

Penggunaan alat kontrasepsi juga belum sepenuhnya mendapatkan perhatian dan dukungan dari pasangan yakini suami.

Juga persoalan lain yang ditemukan yakni masih terbatasnya kuota penerima jaminan kesehatan yang menyebabkan perempuan mengalami keterbatasan dalam mengakses pelayanan kesehatan.

Menurut Herlina, berbagai permasalahan kompleks ini harus menjadi perhatian semua pihak sehingga intervensi yang dilakukan baik oleh pemerintah, LSM, dan masyarakat  harus menekankan pada pendekatan gender.

“Penting bagi pemerintah, LSM, dan masyarakat untuk bekerjasama dalam menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal. Dengan upaya bersama, stunting bisa dicegah, dan anak-anak dapat tumbuh menjadi generasi yang sehat, cerdas dan produktif,” katanya.

Sementara itu, Kepala Desa Kasetnana Young Peter Liu Beliu menyampaikan apresiasi kepada dosen dan mahasiswa UCB yang telah melakukan kegiatan pengabdian masyarakat di desanya.

Peter menjelaskan, berdasarkan data yang dirilis pada bulan Februari 2023 jumlah anak stunting di Desa Kasetnana adalah 242 anak dan telah berkurang 33 anak menjadi 209 anak.

“Hal ini masih menjadi pekerjaan rumah yang besar untuk Desa Kesetnana. Melalui program desa dan program PKK diharapkan dapat membantu menurunkan stunting,” ujarnya.

spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA