Pemprov NTT Berkomitmen Tingkatkan Jumlah dan Nilai Investasi

Kupang, Ekorantt.com – Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur berkomitmen untuk terus berupaya meningkatkan jumlah dan nilai investasi, serta hilirisasi terhadap berbagai komoditas unggulan daerah.

Penjabat Gubernur NTT Ayodhia G.L. Kalake mengharapkan beragam upaya tersebut nantinya dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan membuka lapangan kerja bagi masyarakat di NTT.

Ayodhia menjelaskan, sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan yang berkontribusi besar terhadap PDRB NTT. Sebab menjadi mata pencaharian mayoritas masyarakat NTT masih mengandalkan pola pengelolaan tradisional.

“Hasil-hasil produksi dari ketiga sektor ini yang diekspor ke luar NTT juga masih berupa komoditas-komoditas mentah,” katanya saat menghadiri peluncuran Program dan Dialog Interaktif Penguatan Ekosistem Kemitraan untuk Pengembangan Inovasi Berbasis Potensi Daerah di Hotel Harper Kupang pada Rabu, 25 Oktober 2023.

Menurut dia, saat ini Pemerintah Provinsi NTT sangat membutuhkan tenaga kerja terampil di berbagai bidang untuk mengoptimalkan berbagai potensi sumber daya alam yang ada. Karena itu, dibutuhkan desain perencanaan tenaga kerja (workforce planning) dan inovasi (innovation planning) sistematis yang diharapkan muncul dari ekosistem kemitraan ini.

Upaya Kolaboratif

Diketahui, peluncuran program ini diinisiasi oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi Kemenristek Dikti beserta  jajarannya, dan Direktorat Fasilitasi Riset Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kementerian Keuangan RI.

Kemudian, Konsorsium Pendidikan Tinggi  Vokasi NTT yakni Politeknik Pertanian Negeri Kupang, Politeknik Negeri Kupang, dan Politeknik elBajo Commodus Labuan Bajo.

“Upaya ini diharapkan mampu menjawab kebutuhan daerah dan masyarakat dalam upaya pembangunan Sumber Daya Manusia dan ekonomi di daerah ini,” kata Ayodhia.

Menurut dia, program tersebut merupakan sebuah upaya kolaboratif dalam meningkatkan produktivitas dan value added dari potensi-potensi unggulan NTT.

Kehadiran ekosistem kolaborasi tersebut diharapkan dapat mendorong perencanaan tenaga kerja dan inovasi pendidikan vokasi menjadi lebih jelas dan efektif.

“Pendidikan vokasi tentunya diharapkan menjadi lebih fleksibel dan adaptif untuk menyesuaikan kapan dan berapa banyak lulusan yang disiapkan sesuai dengan pembangunan dan potensi daerah NTT,” jelas Ayodhia.

Hal senada juga disampaikan Kepala Divisi Kerja Sama dan Pengembangan Layanan Pendanaan Riset LPDP, Dhani Setiawan.

Ia menegaskan, program ini akan sangat berdampak karena tidak hanya menyangkut satu pihak vokasi pendidikan, tetapi juga pemerintah daerah dan dunia usaha.

Dhani juga menginformasikan bahwa hingga saat ini pihaknya memberikan pendanaan riset sudah mencapai kurang lebih 2.500 proyek riset publikasi.

Baru-baru ini, Divisi Kerja Sama dan Pengembangan Layanan Pendanaan Riset LPDP juga bekerja sama dengan universitas lainnya untuk melakukan proyek riset. Kerja sama tersebut tidak hanya dimulai di tahun 2023 ini, tetapi sudah sejak tahun 2021 lalu.

Dhani mengatakan, pada tahun 2021 pihaknya sudah melakukan pendanaan riset 66 pendiri riset di perguruan tinggi vokasi dengan besaran anggaran kurang lebih 23 miliar.

“Di sini kami melihat perguruan tinggi vokasi memiliki potensi dan talenta yang sangat baik,” jelas Dhani.

Sementara itu, Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbudristek Dr. Ir. Kiky Yulianti mengatakan, pengembangan ekosistem kemitraan ini dilihat dari adanya  potensi daerah.

Menurut dia, program ini adalah penguatan ekosistem kelimpahan untuk pengembangan inovasi berbasis potensi daerah, terutama NTT berbasis peluang. Hal tersebut tidak bisa dilakukan sendirian.

“Oleh karena itu, dengan dukungan LPDP maka kami mengambil inisiatif untuk berkolaborasi bersama mengembangkan inovasi, mengubah potensi- potensi daerah menjadi peluang yang nantinya berdampak positif terhadap peningkatan ekonomi daerah,” tambah Kiki.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA