Ruteng, Ekorantt.com – Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (PPO) Kabupaten Manggarai mengadakan bimbingan teknis (Bimtek) pendidikan inklusif pada Kamis, 02 November 2023.
Bimtek yang menggandeng Yayasan Ayo Indonesia itu berlangsung di Aula Dinas PPO Kabupaten Manggarai sejak 2 hingga 4 November 2023.
Ketua panitia kegiatan Bimtek Theresia T. D. Stepi menjelaskan, pelatihan ini bertujuan untuk menyiapkan guru Sekolah Dasar (SD) di Manggarai untuk menjalankan pendidikan inklusif.
Sedangkan tujuan khusus dalam Bimtek pendidikan inklusif yakni, meningkatkan pengetahuan guru tentang hakikat dan karakteristik pendidikan inklusif.
Kemudian, meningkatkan kemampuan guru tentang upaya penanganan anak berkebutuhan khusus. Memberikan keterampilan kepada guru seputar model pembelajaran dan pendekatan pendidikan inklusif sesuai dengan standar yang berlaku.
Lalu, meningkatkan kemampuan guru dalam manajemen dan pelaksanaan pendidikan inklusif di sekolahnya masing-masing. Dan, memberikan pengetahuan tentang evaluasi dan penilaian pendidikan inklusif di kelas.
“Pelatihan ini untuk membantu guru mendeteksi anak berkebutuhan khusus, sehingga pelayanan yang diberikan bisa lebih baik lagi,” jelas Theresia dalam sambutannya.
Senada, Kepala Dinas PPO Kabupaten Manggarai Fransiskus Gero menjelaskan, sekolah inklusif adalah sekolah yang juga memberikan pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus.
“Di sekolah ini, baik anak yang berkebutuhan khusus maupun tidak, akan belajar di kelas yang sama dan mendapat pendidikan yang sama pula. Terlebih di Manggarai sebagai kota inklusi, kota ramah anak,” kata Kadis Frans dalam sambutannya.
Ia pun meminta lembaga pendidikan di Manggarai agar harus siap menjadi sekolah inklusif atau sekolah ramah anak.
Menurut dia, pemerintah sudah menginstruksikan semua kepala sekolah untuk membuka kesempatan, serta memberi ruang yang seluas-luasnya untuk menerima siswa yang berkebutuhan khusus.
“Mengapa membuka ruang karena prinsip pendidikan inklusif ini terbuka untuk semua orang. Karena itu, semua sekolah di Kabupaten Manggarai diwajibkan menerima anak berkebutuhan khusus,” tandas Kadis Frans.
Meski begitu, lanjut dia, selama ini pemerintah sedang diperhadapkan dengan masalah keterbatasan guru. Itu terutama guru yang punya kemampuan untuk memberikan bimbingan kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus.
“Jadi, kita sekarang kita bekerja sama dengan Yayasan Ayo Indonesia untuk mem-backup urusan anak-anak yang berkebutuhan khusus,” imbuh alumni GMNI Cabang Kupang itu.
Hadirkan 100 Guru
Diketahui, Bimtek pendidikan inklusif tersebut menghadirkan 100 orang guru SD dari 11 kecamatan.
Di Manggarai sendiri hingga kini memang sudah ada 12 kecamatan. Namun, menurut Kadis Frans, Bimtek kali ini hanya dihadiri guru utusan dari 11 kecamatan, mengingat Kecamatan Ruteng sudah lama dibina oleh Yayasan Ayo Indonesia.
Yayasan Ayo Indonesia bahkan sudah memberikan pelatihan guru di Kecamatan Ruteng terkait cara mendampingi anak-anak yang berkebutuhan khusus.
“Sehingga yang kita akomodasi dalam pelatihan ini hanya 11 kecamatan,” sambung Kadis Frans.
Dia pun sangat mengharapkan agar dari tahun ke tahun guru yang ikut pelatihan untuk mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus semakin bertambah.
Sebab dalam targetnya semua sekolah di Manggarai memiliki guru yang berkompeten untuk mendampingi anak-anak berkebutuhan khusus.
Kadis Frans juga mengajak semua pemangku kepentingan untuk berkolaborasi. Kalau bisa anak-anak yang berkebutuhan khusus ini setelah didorong dengan ilmu pengetahuan dan menamatkan pendidikan menengah sampai dengan pendidikan tinggi, juga diberi ruang atau akses untuk bekerja di sektor pemerintah dan swasta.
“Artinya supaya tidak ada diskriminasi. Pada saat seleksi pegawai juga kita harus buka ruang untuk anak-anak yang bertamatan kebutuhan khusus,” tutupnya.