Maumere, Ekorantt.com– Penjabat Gubernur Nusa Tenggara Timur Ayodhia G.L. Kalake, didampingi Penjabat Bupati Sikka Adrianus Firminus Parera meninjau harga kebutuhan pokok di Pasar Alok yang terletak di Kecamatan Alok, Maumere, Kabupaten Sikka, pada Kamis, 28 Desember 2023 pagi.
Dari hasil pantauannya, Ayodhia menemukan harga pangan di Pasar Alok seperti cabai besar, tomat, telur, ikan, bawang merah, bawang putih, beras, minyak goreng, gula merah, gula pasir dan daging ayam masih stabil.
Kerja pemantauan pasar tersebut sebagai wujud komitmen dalam menekan angka inflasi, memastikan ketersediaan sembako, serta kestabilan harga bagi masyarakat khususnya dalam pekan hari raya Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru).
Dalam kesempatan itu, Ayodhia menjelaskan tinjauan ke pasar merupakan tindak lanjut arahan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu dalam rapat bersama di hadapan penjabat kepala daerah se-Indonesia di Jakarta.
Presiden Jokowi, kata dia, menginstruksikan para kepala daerah untuk dapat mengendalikan inflasi dengan menjaga harga barang kebutuhan pokok agar tetap stabil.
Ayodhia pun menginstruksikan kepada Penjabat Bupati Sikka bersama jajaran untuk selalu memantau kestabilan harga dan kesesuain harga display dengan harga pasar yang ditawarkan oleh pedagang.
“Ini seperti yang diinstruksikan presiden kepada kita sebagai kepala daerah untuk mengendalikan inflasi di wilayah kerja masing-masing dengan rutin memantau harga bahan pokok di pasar,” katanya.
Ia juga meminta agar harga dan asal distribusi sembako harus didata. Diharapkan pula agar harga yang dijual oleh pedagang sesuai dengan display harga pasar.
Tinjau Gudang Beras Bulog Maumere
Diketahui, usai memantau Pasar Alok, Ayodhia meninjau ketersediaan stok beras di Gudang Beras Bulog Maumere.
Pelaksana tugas Kepala Bulog Cabang Maumere Melkisedek Bang di hadapan Ayodhia memastikan bahwa ketersediaan stok beras di Kabupaten Sikka aman hingga akhir tahun dan awal tahun depan dengan stok cadangan beras sebanyak 444 ton.
Ayodhia mengatakan, walaupun ketersediaan stok beras masih tergolong aman, namun upaya-upaya diversifikasi (penganekaragaman) pangan harus juga menjadi alternatif dari pemerintah.
Hal ini sangat penting ke depannya sebagai upaya mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi beras.
Menurutnya, diversifikasi dan pengembangan pangan lokal merupakan salah satu upaya pemerintah untuk mewujudkan ketersediaan pangan bagi seluruh rumah tangga dalam jumlah yang cukup dengan mutu dan gizi yang layak, aman dikonsumsi, merata, serta terjangkau bagi setiap masyarakat.
“Masyarakat kita ini kalau belum makan nasi, itu berarti belum makan. Maka ke depannya, salah satu upaya untuk mengurangi ketergantungan beras, kita harus mulai kembangkan dan jadikan panganan lokal dalam menu keseharian kita, seperti konsumsi singkong, ubi, jagung. Toh itu lebih sehat dari pada nasi,” jelas Ayodhia.