Ruteng, Ekorantt.com – Proyek jalan hotmix ruas Lengko Ajang-Rana Kulan-Pota di Kabupaten Manggarai Timur diduga berkualitas buruk.
Proyek yang mulai dikerjakan awal Desember 2023 dengan pagu anggaran sebesar Rp14.641.316.000 melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2023 itu sudah rusak.
Sebab itu, belasan warga asal Kelurahan Golo Wangkung, Kecamatan Congkar, Kabupaten Manggarai Timur melaporkannya ke Kejaksaan Negeri Manggarai, Senin, 8 Januari 2024.
Mereka diterima langsung oleh Kasi Intel Kejaksaan Negeri Manggarai, Zainal Abidin.
Robertus, salah satu warga mengatakan, pengerjaan proyek hotmix tersebut diduga asal jadi. Kontraktor pelaksana terkesan mengabaikan kualitas pekerjaan.
Padahal menurut dia, jalan bagus sudah lama menjadi kerinduan warga di wilayah itu. Karena itu, pembangunan jalan hotmix seakan memberikan ‘angin segar’ untuk warga setempat.
Sayangnya, lanjut Robertus, hasil pengerjaan hotmix justru membuat warga kesal karena dinilai tidak sesuai harapan.
“Harapan jika ditemukan dalam pelanggaran hukum, ya, silakan!” kata Robertus.
Robertus juga mempertanyakan sikap Pemerintah Kabupaten Manggarai Timur selaku pemberi kerja untuk kontraktor.
“Apakah sesuai dengan perjanjian kerja mereka, perjanjian kontrak, standar operasional prosedur sudah dilalui atau tidak,” ujarnya.
“Pemerintah Manggarai Timur segera evaluasi apa yang terjadi sekarang!” pintanya.
Kepala Kejaksaan Negeri Manggarai melalui Kasi Intel Zainal Abidin berjanji akan mengagendakan pemanggilan terhadap pihak terkait proyek ruas Lengko Ajang-Rana Kulan-Pota.
“Kami di kejaksaan akan mengagendakan pemanggilan terhadap PUPR, terus juga kontraktornya dan juga pengawas pelaksana pekerjaan,” janji Zainal di hadapan warga.
Mahasiswa Geram
Sebelumnya, seorang Mahasiswa asal Manggarai Timur Amsi Sipan juga menyoroti pengerjaan jalan hotmix Lengko Ajang-Rana Kulan-Pota.
Ia mengaku geram dengan kondisi jalan hotmix tersebut karena sudah rusak.
Amsi mengaku, usia pemanfaatan jalan Lengko Ajang-Rana Kulan-Pota belum sampai dua bulan, sayangnya sudah terkupas.
“Beberapa bagian jalan raya sudah terkupas, dan ketika dicungkil dengan tangan ternyata hotmix-nya mudah terangkat, dan tanpa ada lapisan batu dan kelikir,” tegas mahasiswa Universitas Flores Ende itu.
Menurutnya, kondisi jalan memang parah. Hal itu dilihat dari banyaknya lapisan hotmix yang terkupas.
Amsi bilang, jalan tersebut dikerjakan CV. Pelangi Indah asal Bajawa, Kabupaten Ngada. Material yang digunakan untuk pembangunan jalan hotmix juga didatangkan dari luar daerah dan selalu didatangkan pada malam hari.
Ia pun menduga kualitas yang buruk itu terjadi karena CV Pelangi Indah mengerjakan proyek jalan pada malam hari.
“Memang ada beberapa proyek jalan yang dikerjakan oleh CV Pelangi Indah di Kabupaten Manggarai Timur kualitas pengerjaannya selalu buruk,” tuturnya.
Amsi menduga beberapa paket proyek yang dikerjakan CV Pelangi Indah sarat dengan penyimpangan.
“Tentunya ini perlu dievaluasi dan kami akan tetap kontrol terkait pembangunan-pembangunan yang ada di Manggarai Timur terlebih khusus yang dikerjakan dari CV Pelangi Indah karena memang kualitasnya sangat buruk,” katanya.
Amsi mendesak Dinas PUPR Kabupaten Manggarai Timur untuk selalu mengontrol dan mengawasi proses pengerjaan sehingga tidak asal kerja.
“Harus evaluasi terkait kinerja dari dinas PUPR sehingga tidak lalai dalam menjalankan tugasnya apalagi di akhir periode,” pungkasnya.
Sementara itu, hingga berita ini dipublikasikan, Kepala Dinas PUPR Manggarai Timur dan kontraktor pelaksana belum berhasil dikonfirmasi.