Weetabula, Ekorantt.com – Kopdit Pintu Air Cabang Weetabula membangun gedung baru setelah delapan tahun kontrak rumah warga sebagai tempat untuk melayani anggota.
Pembangunan gedung baru ditandai dengan peletakan batu pertama oleh pengurus pusat yang diwakili Sekretaris 1, Agustinus Nong dan didahului upacara misa pemberkatan yang dipimpin oleh Pastor Paroki Katedral Weetabula RD. Luis Keban pada Senin, 19 Februari 2024.
Gedung yang baru dibangun itu berlokasi di Desa Weerena, Kecamatan Kota Tambolaka, Kabupaten Sumba Barat Daya NTT, Nusa Tenggara Timur.
Acara ini dihadiri oleh pengurus dan pengawas dari kantor pusat, Camat Kota Tambolaka Charles Ndapa Tondo, Polsek Laura, Babinsa, Kepala Desa Weerena, Lurah Langgalero, Komite Cabang se-daratan Sumba, pengurus titik kumpul, para anggota beserta undangan lainnya.
Di hadapan tamu undangan, Agustinus mengatakan, pembangunan gedung baru menjadi bukti bahwa Kopdit Pintu Air diterima oleh masyarakat Kabupaten Sumba Barat Daya. Seluruh pembiayaan kantor yang didesain mirip dengan gedung kantor pusat Kopdit Pintu Air itu bersumber dari urunan anggota.
“Bangunan akan menjadi aset milik segenap anggota yang akan dibangun dengan kualitas terbaik, sehingga kelak dapat bertahan lama untuk diwariskan kepada anak dan cucu kita nanti,” ujar Agustinus.
Camat Kota Tambolaka Charles Ndapa Tondo mengaku gembira karena Kopdit Pintu Air hadir di Kecamatan Kota Tambolaka khususnya dan Sumba Barat Daya (SBD) pada umumnya. Koperasi ini akan sangat membantu dalam perbaikan ekonomi warga terutama masyarakat dengan ekonomi kurang mampu.
Menurut Camat Charles, apa yang dikerjakan oleh manajemen Kopdit Pintu Air sesuai visi dan misinya sangat sejalan dengan harapan Uskup Weetabula, Mgr. Edmund Woga dan Pendeta GKS Mata ketika dirinya sowan kepada kedua pemimpin umat usai dirinya dilantik menjadi Camat Kota Tambolaka pada 18 Desember 2023 lalu.
“Inilah pesan kemanusiaan yang perlu diperhatikan, dilakukan dengan kasih, terutama warga kurang mampu perlu diperhatikan oleh Pintu Air meski sebagai lembaga keuangan dan pemberdayaan akan tetapi tetap menanamkan kesadaran apa yang menjadi milik kaisar berikan kepada kaisar, apa yang menjadi hak kaisar dan kepada Allah apa yang menjadi milik Allah,” tegas Chales dalam sambutannya.
Charles meminta agar konstruksi gedung yang didesain begitu bagusnya harus disertai dengan perencanaan drainase yang baik pula.
Hal ini menjadi penting mengingat dampak banjir yang mulai dialami oleh warga Kota Tambolaka.
Juga termasuk yang berkaitan dengan izin membangunnya. Izin Mendirikan Bangunan (IMB) perlu dilengkapi sebagai persyaratan membangun gedung di kota.
Menanggapi harapan Camat Kota Tambolaka terkait penataan drainase dan IMB gedung yang baru dibangun itu, Konsultan Pelaksana Kopdit Pintu Air Yohanes Lamba Loy mengaku hal itu sedang diproses.
“Sebelum acara peletakan batu pertama ini saya dengan ketua komite lama almarhum Anselmus Tana telah ketemu Kadis PU guna berkoordinasi untuk menerbitkan IMB. Jadi ini sedang dalam proses, dan terkait drainase itu tentu akan dikerjakan secara baik,” ujar Yohanes.
Rencananya, gedung baru akan memiliki dua lantai. Lantai bawah untuk tempat pelayanan administrasi, sementara lantai atasnya dijadikan sebagai aula. Sesuai perhitungan teknis bangunan itu akan menelan biaya Rp1.596.000.000, dengan lama masa kerja kurang lebih delapan bulan.