Malam Gelap Gulita Dua Desa di Ende, Warga Rindu Aliran Listrik Negara

Ende, Ekorantt.com – Malam terasa mati di Desa Wolokota dan Desa Kekasewa, Kecamatan Ndona, Kabupaten Ende, Provinsi NTT. Tanda-tanda kehidupan hanya terlihat di beberapa rumah yang memiliki genset dan televisi. Selebihnya gelap gulita. Tidak ada aliran listrik negara.

Situasi itu telah menjadi bagian dari hidup masyarakat Desa Wolokota dan Desa Kekasewa sejak awal terbentuk. Mereka hidup tanpa aliran listrik negara, juga kesulitan akses jaringan telepon, dan bertambah jalan masuk desa yang rusak parah.

Jika daerah lain diterangi cahaya lampu saat hari mulai gelap, malam di Wolokota dan Kekasewa hanya akan tampak cahaya remang dari celah-celah dinding rumah yang berasal dari panel surya dan lampu pelita.

Desa Wolokota secara definitif terbentuk sejak tahun 2005. Kepala Desa Wolokota, Yulius Irenius mengatakan, Pemerintah Desa Wolokota melalui dana desa telah berusaha menghadirkan penerang bagi warganya.

Walaupun dengan keterbatasan dana desa, kata Yulius, pada tahun 2013, usaha tersebut terealisasi melalui pengadaan panel surya.

Walaupun telah ada panel surya, kebutuhan akan listrik negara tidak dapat terpenuhi. Masyarakat harus pergi ke kota atau ke desa tetangga untuk sekadar bisa mendapat listrik. Itu pun harus menempuh jarak jauh dengan berjalan kaki.

“Untuk cas handphone kami harus turun ke kota atau ke desa tetangga, harus melewati 6 kilometer menggunakan jalan kaki, sebab tidak adanya peningkatan akses jalan untuk kendaraan roda dua maupun roda empat,”  cerita Yulius dengan nada miris.

Masyarakat sudah terbiasa dengan semua keterbatasan yang ada. Namun, mereka ingin keluar dari situasi yang serba terbatas itu.

“Kami sangat mengharapkan kepada pihak pemerintah datang dan melihat kondisi kami saat ini, walaupun untuk sekarang juga kondisi jalan agak parah, berkaitan dengan listrik kami sangat mengharapkan untuk dapat masuk desa,” ujar Yulius penuh harap.

Kondisi desa yang tanpa penerang listrik berpengaruh besar terhadap proses belajar anak-anak di kedua desa tersebut. Yulius Irenius sadar akan dampak itu.

“Kasihanilah anak-anak kami yang harus belajar di bawah terang lampu pelita, biarkanlah mereka belajar tanpa rasa khawatir kesulitan melihat karena minimnya pencahayaan,” tutur Yulius.

Seorang tokoh muda Ndona, Yohanes Kaki juga bercerita, selama ini warga Kekasewa dan Wolokota sangat merindukan listrik negara masuk di desa mereka.

“Sudah sejak lama kami tidak merasakan listrik,” ujarnya.

“Ke depan, jika kami mendapatkan listrik, kami akan ikut menjaga aset infrastruktur listrik yang ada, itulah yang menjadi harapan kami,” tutup Yohanes.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA