Larantuka, Ekorantt.com – Sejumlah anak muda yang terorganisir dalam kelompok Local Champion (Penggerak lokal) Pangan BAIK Kame Gelekat Lamaholot, melakukan aksi penanaman bambu di Mata Air Wato Nitung, Desa Kawalelo, Kecamatan Demon Pagong, Kabupaten Flores Timur, NTT pada Sabtu, 23 Maret 2024.
Aksi baik itu dalam rangka memperingati Hari Hutan yang jatuh pada 21 Maret dan Hari Air pada 22 Maret dengan tema yang diusung masing-masing ialah ‘Hutan dan Inovasi’ dan Leveraging Water for Peace (Memanfaatkan air untuk perdamaian).
Para pemuda penggerak lokal itu berasal dari Desa Hewa, Desa Hokeng Jaya, dan Desa Kawalelo. Mereka didampingi staf Ayu Tani, Magdalena Tolok, dan Jurnalis Ekora NTT Hengky Ola Sura.
“Secara berurutan kita merayakan dua hari peringatan penting bagi kelangsungan hidup kita,” ujar Magdalena.
Ia mengatakan pemilihan lokasi di Mata Air Wato Nitung berdasarkan keluhan pemuda pangan baik lantaran sering mendengar keluhan kebutuhan dasar yakni air.
“Jadi dua hari penting bagi kelangsungan hidup makluk hidup kami memilih untuk melakukan penanaman bambu,” kata Magdalena.
Rosalia Onan (38) salah satu peserta penggerak lokal dari Desa Hokeng Jaya juga turut serta menanam bambu meski harus menempuh jarak jauh ke Mata Air Wato Nitung.
Ia mengatakan sebagai kaum muda tentu harus turut memberi aksi positif terhadap permasalahan air di Kawalelo.
“Kalau bukan sekarang kapan lagi, karena sebagai penggerak muda semestinya saling mendukung untuk mencari solusi atas keluhan teman-teman dari Desa Kawalelo,” ucap Rosalia.
Sementara As Plue (21) dari Desa Hewa menaruh perhatian terhadap permasahan air bersih di Kawalelo. Menurutnya, air merupakan kebutuhan dasar dan menjadi sumber kehidupan bagi makhluk hidup.
“Kegiatan ini kami lakukan untuk menarik perhatian publik akan pentingnya air bersih dan usaha pengelolaan sumber air bersih yang berkelanjutan. Tujuannya agar meningkatkan kesadaran banyak orang karena hidup tanpa akses air bersih secara layak,” kata As.
Untuk diketahui, para penggerak lokal Pangan BAIK dan para pendamping begitu antusias merayakan dua hari penting itu.
Mereka masing-masing membawa anakan bambu menuju Mata Air Wato Nitung meski harus menempuh perjalanan sejauh kurang lebih lima kilometer.
“Besar harapan kami, semua bambu yang ditanam dapat tumbuh subur dan berkembang dengan baik hingga nantinya bermanfaat bagi kelangsungan hidup makluk hidup di bumi,” tutur As menandaskan.
Koalisi Pangan BAIK (Beragam, Adaptif, Inklusi, Kokreasi) sendiri merupakan inisiasi untuk memperkuat dan mendorong anak muda, perempuan, petani dan masyarakat pedesaan untuk menyuarakan dampak perubahan iklim dan solusi lokal, khususnya dalam sistem pangan dan pertanian ekologis.
Koalisi Pangan BAIK merupakan bagian dari Program VCA (Voices for Just Climate Action) yang didukung oleh Yayasan Humanis (Humanis dan Inovasi Sosial).
Jurnalis warga: Novita Lotar dan Ina Koban, Local Champion Koalisi Pangan BAIK