Ruteng, Ekorantt.com – Sekolah Menengah Pertama (SMP) Santu Stanislaus Borong, Kabupaten Manggarai Timur, melaksanakan pembinaan iman bagi siswa di Aula Efata Ruteng pada 25-26 Maret 2024.
Kegiatan dengan tajuk ‘Memperkuat Moderasi Beragama dan Transformasi Digital’ itu menghadirkan dua pembicara, yaitu Pater Raimundus Beda, SVD dan RD. Ompy Latu.
Kepala SMP St. Stanislaus Antonius Mali mengemukakan, kegiatan pembinaan iman siswa ini sudah direncanakan sejak Februari 2024 lalu, dengan tujuan meningkatkan pemahaman siswa sesuai dengan tema yang diusung.
“Kami melibatkan kelas IX dengan jumlah 117 orang, lalu guru dan pegawai sebanyak 26 orang,” sebutnya kepada Ekora NTT di sela-sela kegiatan, Senin, 25 Maret 2024.
Dengan itu, siswa boleh mendapatkan peneguhan iman. Sehingga dampaknya mengubah mental dan pola hidup mereka, terutama karena terlena dengan hal-hal teknologi.
“Sesuai dengan situasi sekarang, setidaknya siswa diberi ruang untuk mengurus karakter mereka lewat kegiatan-kegiatan seperti ini,” ujarnya.
Senada dengan Antonius, Dominikus Jematu guru di SMP Santu Stanislaus Borong mengatakan, kegiatan ini menjadi agenda tahunan di sekolahnya dan dilaksanakan sebelum ujian akhir sekolah.
Tujuan mulianya, kata Dominikus, adalah pendalaman iman bagi siswa-siswi dan diselipi dengan pembekalan untuk ke jenjang pendidikan berikutnya.
“Ini didukung dengan aneka materi yang disajikan oleh narasumber yang notabene selain pastor mereka juga adalah akademisi,” ucapnya.
Dominikus berharap, kiranya kegiatan ini berdampak positif bagi mereka sehingga menjadi pribadi yang lebih baik lagi sesuai temanya; penguatan moderasi beragama dan transformasi digital.
Moderasi Beragama
Salah satu program prioritas Kementerian Agama saat ini adalah moderasi beragama. Program tersebut telah masuk dalam program nasional yang dicanangkan pemerintah pusat, kata Kepala Kementerian Agama Kabupaten Manggarai Timur, Anselmus Panggabean.
“Potensi intoleransi di Indonesia sangat besar,” jelasnya.
Anselmus memandang, potensi-potensi ini mengancam disintegrasi bangsa. Kementerian Agama sudah memikirkannya agar bangsa ini tetap utuh dan kuat melalui konsep modernisasi beragama.
“Bagaimana nilai agama tersebut diaplikasikan nilai-nilainya secara baik dalam kehidupan bersama,” tegasnya.
Sehingga, ujar dia, potensi-potensi adanya disintegrasi bangsa atau intoleransi akan perlahan-lahan dikikis dan lenyap.
Anselmus pun mendorong para siswa untuk menjadi agen-agen moderasi terbaik, khususnya di Kabupaten Manggarai Timur.
Ia mengaku, pihaknya sudah gencar menyampaikan hal-hal itu kepada seluruh stakeholder termasuk lembaga-lembaga pendidikan, baik melalui pembinaan siswa maupun kelompok kerja guru.
“Di masyarakat-masyarakat ada ‘kampung moderasi’ dan lain sebagainya,” sebutnya.
Transformasi Digital
Pemahaman akan transformasi digital oleh siswa-siswa juga menjadi agenda penting bagi Kementerian Agama RI. Dianggap penting karena tujuannya adalah melahirkan generasi emas di tahun 2045.
“Salah satunya adalah siswa harus mampu untuk memiliki kemampuan information technology yang cukup,” ujarnya.
Sehingga siswa dapat menggunakan information technology secara baik demi mendukung dan mempercepatnya proses pembangunan. Dengan itu, para siswa dapat menjadi generasi emas di tahun 2045.
“Maka kegiatan ini melanjutkan anggaran yang diberikan pemerintah melalui Kementerian Agama, dengan tujuan pembinaan,” pungkasnya.