Festival ‘Bamasak Hai Mnahat’ Dorong Sistem Pangan Komunitas yang Adaptif terhadap Perubahan Iklim

Festival 'Bamasak Hai Mnahat’ yang diinisiasi oleh Yayasan Kopernik dan didanai oleh Citi Foundation ini bertujuan untuk mengatasi masalah kerawanan pangan di NTT khususnya di Kota Soe.

SoE, Ekorantt.com– Yayasan Kopernik dan Citibank, N.A., Indonesia (Citi Indonesia) mengadakan festival bertajuk ‘Bamasak Hai Mnahat’ di Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu, 23 Maret 2024 lalu.

Festival ‘Bamasak Hai Mnahat’ merupakan rangkaian kegiatan dari program ‘Hai Mnahat’, yang memiliki arti ‘makanan kami’.

COO dan Co-Founder Yayasan Kopernik Ewa Wojkowska mengatakan, tujuan jangka panjang dari program ini adalah membangun sistem pangan komunitas yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim.

“Dengan konsumsi serta pemanfaatan pangan lokal bernutrisi, dan kembali mempraktikkan pertanian berbasis adat, diharapkan ketahanan pangan masyarakat Timor dapat semakin kuat, melangkah menuju kedaulatan pangan,” kata Ewa dalam keterangan yang diterima awak media, Rabu, 27 Maret 2024.

Sementara itu, Director & Country Head of Public Affairs Citi Indonesia Puni Ayu Anjungsari mengatakan, tersedianya pangan lokal berkualitas merupakan fondasi penting dalam membangun masyarakat yang tangguh, sehat, dan berkualitas terutama dalam mewujudkan generasi Indonesia Emas 2045.

Melalui program Hai Mnahat, Ayu berharap masyarakat Soe dapat terlibat secara aktif dalam mendukung ketahanan pangan lokal dan memperkuat sistem pertanian yang tahan iklim melalui berbagai inovasi pengolahan pangan untuk memenuhi kebutuhan pangan yang bergizi.

Atasi Kerawanan Pangan

Festival ‘Bamasak Hai Mnahat’ yang diinisiasi oleh Yayasan Kopernik dan didanai oleh Citi Foundation ini bertujuan untuk mengatasi masalah kerawanan pangan di NTT khususnya di Kota Soe.

Festival 'Bamasak Hai Mnahat' Dorong Sistem Pangan Komunitas yang Adaptif terhadap Perubahan Iklim1
Beberapa jenis pangan lokal yang disajikan dalam
festival bertajuk ‘Bamasak Hai Mnahat’ di Kota Soe, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT) pada Sabtu, 23 Maret 2024 (Foto: HO)

Sebuah masalah yang diperburuk oleh krisis iklim yang mengakibatkan penurunan hasil panen dan produksi ternak serta berdampak pada masyarakat kurang terlayani dan terpinggirkan.

Akibatnya, 34 persen penduduk di wilayah tersebut mengalami kerawanan pangan, serta tingginya angka prevalensi stunting sebesar 48,3 persen.

Program Hai Mnahat akan mengimplementasikan kegiatan-kegiatan seperti eksperimen penggunaan rumah pengering tenaga surya dan penyimpanan benih, pemanfaatan Black Soldier Fly (BSF) untuk pengolahan sampah panen jadi pakan ternak dan kompos, serta penguatan agribisnis skala mikro untuk mendukung peningkatan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan.

Selain meningkatkan ketahanan pangan lokal, program ini juga memperkuat agribisnis mikro dan produk lokal, sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat yang ramah lingkungan dan berkelanjutan.

Program ini diharapkan mampu membantu membangun sistem pangan yang berkelanjutan dan adaptif terhadap perubahan iklim sehingga dapat meningkatkan ketersediaan pangan serta memberi asupan gizi yang baik.

Festival ini alam rangka mendukung ketahanan pangan dan praktik pertanian berkelanjutan di wilayah NTT.

Perhelatan ini merupakan festival perayaan panen raya untuk menyoroti kekayaan pangan lokal asli Soe serta kekuatan praktik pertanian berbasis adat.

Festival ‘Bamasak Hai Mnahat’ bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat Soe terkait pentingnya praktik pertanian berbasis adat yang berkelanjutan dalam menjaga kelestarian alam dan keanekaragaman hayati.

Program ini berlangsung dari tahun 2023 hingga 2025 serta akan bekerja sama dengan para petani sebagai peserta program, melibatkan para pegiat pertanian dan pangan berkelanjutan lintas sektor, termasuk pemerintah setempat serta pelaku di sektor kreatif.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA