Ruteng, Ekorantt.com – Pembangunan sejumlah sekolah dengan embel-embel nama “Restorasi” pada kepemimpinan Gubernur NTT Viktor Laiskodat menuai kritik dari wakil rakyat NTT. Penyematan “Restorasi” pada sekolah-sekolah itu tak diimbangi dengan fasilitasnya.
“Fraksi PKB sangat alergi dengan yang namanya Restorasi,” kata Anggota DPRD Provinsi NTT, Mercy Piwung saat tatap muka antara DPRD Provinsi NTT dengan kepala SMA/SMK/SLB se-Kabupaten Manggarai bersama guru dan pegawai SMAN 1 Langke Rembong di Ruteng pada Rabu, 10 Juli 2024.
Pemerintah Provinsi NTT semasa kepemimpinan Gubernur Viktor Laiskodat tak tanggung-tanggung mendirikan sejumlah sekolah menengah yang tersebar di hampir semua kabupaten di NTT.
Dengan menyematkan nama ‘Restorasi’ pada sekolah-sekolah itu, pemerintah berusaha menekan angka putus sekolah sekaligus meningkatkan literasi di NTT.
Sayangnya, kata Mercy, sekolah-sekolah tersebut memiliki fasilitas yang tidak memadai. Ada yang belum memiliki gedung. Ada pula yang gedungnya reyot. Apalagi fasilitas penunjang lain yang jauh dari kata memadai.
Misalkan, bangunan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 1 Restorasi di Golewa, Kabupaten Ngada, NTT nyaris ambruk diterpa angin kencang pada Rabu, 17 April 2024. Saat itu, puluhan siswa sedang mengikuti ujian akhir nasional (UAN).
“Justru saya harus buka lantai dan kursi untuk lancar aktivitas sekolah mereka. Saya keluarkan uang pribadi termasuk bangun toilet,” ujarnya.
Mercy mengklaim telah mengeluhkan keberadaan sekolah-sekolah Restorasi melalui pandangan fraksi dan dijawab dinas terkait yang berjanji akan membangun gedung untuk ruang kelas.
Saat ini, pihaknya juga sedang memperjuangkan SMK Negeri Restorasi Timung Wae Ri’i. Karena, percuma mengeluarkan izin operasional jika tidak didukung dengan fasilitas yang bermutu.
“Miris,” kata Mercy.
“Di mana kepedulian Pemerintah Provinsi NTT terhadap sekolah-sekolah Restorasi?”
Mercy menyentil muatan politik di balik penyematan nama ‘Restorasi’ lebih mencolok ketimbang upaya visi mencerdaskan bangsa.
“Nama Restorasi ini pasti ada kepentingan sebenarnya,” katanya.
Rekan sefraksi dengan Mercy di DPRD NTT, Yohanes Rumat juga buka suara.
Kebijakan pembukaan sekolah baru era kepemimpinan Gubernur Viktor Laiskodat, kata Rumat, sesungguhnya adalah niat baik dalam membangun pendidikan NTT ke depan. Hanya memang tidak didukung oleh politik anggaran yang berpihak ke situ.
Rumat kecewa, “padahal dari sisi nama sangat keren, tapi isinya tak sekeren namanya.”