Ruteng, Ekorantt.com – Rektor Universitas Katolik Indonesia St. Paulus Ruteng, Dr. Maksimus Regus meminta mahasiswa Kerja Kuliah Nyata (KKN) untuk menimba nilai-nilai yang baik dari umat.
“Nilai-nilai itu sedapat mungkin menjadi bekal kehidupan kalian di kemudian hari,” kata Maks saat melakukan monitoring dan evaluasi (monev) terhadap peserta KKN Integratif 2024 di Paroki Kristus Raja Pagal pada Selasa, 6 Agustus 2024.
Tujuan pelaksanaan monev adalah untuk memantau jalannya proses KKN Integratif 2024 mahasiswa, serta melihat sejauh mana proses pendataan umat yang sudah berjalan.
Sebelumnya, kata Maks, Unika St. Paulus Ruteng memiliki sejarah panggilan yang panjang di Flores. Sebelum menjadi buah yang baik, harus memiliki akar yang baik dan benar, katanya.
“Sehingga perlu memberikan dampak positif bagi perkembangan sumber daya manusi (SDM) berkualitas,” tutur Maks.
Unika St. Paulus Ruteng, ujar dia, merupakan universitas milik gereja katolik Keuskupan Ruteng dan akan menjadi milik bersama dengan Keuskupan Labuan Bajo. Karena itu, ia meminta agar mahasiswa sebisa mungkin menjadi bagian dari proses-proses kehidupan menggereja di kawasan ini.
“Dalam hal ini bahwa gereja bukan menjadi gereja yang eksklusif melainkan gereja yang inklusif,” ungkapnya.
Kepada peserta KKN, uskup terpilih Keuskupan Labuan Bajo itu meminta agar terjun langsung melayani umat. Nantinya, mahasiswa dapat menjadi bagian dari pelayanan terhadap umat dalam proses kehidupan menggereja.
Pastor Paroki Pagal, Pater Albertus Magnus Dafidis Watan Lasar, OFM berpendapat, kehadiran peserta KKN dapat menunjukkan bahwa kampus Unika memiliki kesadaran akan keterlibatannya dalam persoalan pastoralan, terutama di Keuskupan Ruteng.
Tujuan dari pendataan umat yang dilakukan oleh peserta KKN, katanya, agar paroki mendapatkan data yang akurat mengenai situasi dan kondisi riil umat.
“Setelah memperoleh data yang akurat maka pada akhirnya dapat membantu gembala paroki dan petugas pastoral untuk mengambil kebijakan dan tindakan yang dapat dipertanggungjawabkan dalam menjawab kebutuhan umat,” tutur Albertus.
Ia pun berharap agar peserta KKN dapat menghayati dan menjalani dengan baik, tidak hanya sebagai sebuah kewajiban, tetapi sebagai ungkapan pelayanan terhadap gereja.
“Oleh karena itu, sekiranya kalian dapat menjalankan KKN ini dengan gembira sekaligus secara eksperinsial belajar untuk terlibat secara kontekstual,” tutup Albertus.