Bajawa, Ekorantt.com – Mahasiswa STKIP Citra Bakti Ngada belajar menjadi jurnalis pariwisata. Salah satu yang dilakukan ialah para mahasiswa melakukan kirab jurnalistik ke spot wisata Padha Watu, Desa Were 1, Kecamatan Golewa, Kabupaten Ngada pada Rabu, 14 Agustus 2024.
Di Padha Watu, para mahasiswa dan dosen dari Program Studi Musik menikmati pemandangan air terjun yang tersembul keluar dari balik pepohonan hijau dan jatuh pada kolam yang cukup luas.
Di bagian atasnya terdapat bebatuan yang menyerupai jembatan. Tempat ini sungguh memanjakan mata, apalagi panorama air terjunnya berbentuk tingkatan.
Spot wisata yang berjarak 20 kilometer dari Kota Bajawa ini dinamai Padha Watu yang berarti jembatan batu. Hal ini mengacu pada batu besar yang terpacak di lokasi wisata dan bentuknya menyerupai jembatan.
Konon, Padha Watu pertama kali ditemukan sekelompok warga yang sedang berburu. Di sana, para pemburu menemukan beberapa batu besar yang menyerupai jembatan.
Pengelola spot wisata Padha Watu, Laurensius mengatakan, tahun 2016 masyarakat berinisiatif untuk berkolaborasi dengan pihak Dinas PMD-P3A Kabupaten Ngada mengajukan proposal ke Kementerian Desa untuk memfasilitasi pengembangan spot wisata Padha Watu.
“Pada tahun 2020, kami mendapatkan informasi akan adanya dana dalam pengembangan tempat wisata Padha Watu dari Kementerian Desa,” kata Laurensius.
Laurens bilang, beberapa perencanaan pengembangan yang sedang dipertimbangkan, termasuk penambahan area parkir, pembangunan jalur hiking yang lebih aman, serta fasilitas pendukung lainnya seperti toilet dan tempat istirahat.
“Pengembangan yang dilakukan tidak hanya bertujuan untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan, tetapi juga untuk menjaga kelestarian alam dan memberdayakan ekonomi lokal,” ujarnya.
Dosen pengampu mata kuliah Jurnalistik, Pelipus Wungo Kaka menjelaskan, mahasiswa dapat mengetahui seluk beluk dunia broadcasting dan jurnalisme secara mendalam lewat kunjungan, serta meliput sesuatu di tempat kunjungan.
“Hal ini juga melatih menjadi seorang reporter, presenter atau penulis yang bermakna dalam dunia media massa,” terang Pelipus.
Melalui kegiatan kunjungan ke Padha Watu, mahasiswa dilatih untuk peka terhadap peristiwa yang terjadi di lingkungan masing-masing, mulai dari terampil menyusun pertanyaan dan berani mewawancarai narasumber untuk mendapatkan alur peristiwa.
“Mahasiswa bisa mengetahui secara langsung apakah ada permasalahan atau kendala-kendala yang terjadi di setiap kecamatan tentang dunia pendidikan, dengan mengetahui secara langsung maka dengan sigap kita akan melakukan perbaikan tentunya untuk kemajuan Pendidikan,” kata Pelipus.
Untuk menjadi jurnalis profesional, menurut dia, tentu saja harus siap ketika ada peristiwa penting yang harus segera diliput dan dipublikasikan.
“Seorang jurnalis yang baik mewajibkan untuk memiliki fisik dan mental yang kuat, serta keinginan untuk banyak belajar dari lingkungan,” pungkasnya.