Maumere, Ekorantt.com – Pemerintah memutuskan untuk menerapkan sistem Belajar dari Rumah (BDR) bagi para siswa di Kabupaten Sikka dan menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah.
Kebijakan ini diputuskan setelah pemerintah setempat menyatakan siaga darurat bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki yang berlaku bagi wilayah terkena dampak di Kabupaten Sikka. Ditambah pula hujan abu vulkanik yang terjadi beberapa hari belakangan sangat mengganggu aktivitas warga.
Penjabat Bupati Sikka, Adrianus Firminus Parera atau Alfin Parera, melalui surat resmi per 12 November 2024, memutuskan bahwa sistem belajar dari rumah berlaku sejak 12 November 2024 hingga ada pemberitahuan lebih lanjut.
Alfin Parera menjelaskan bahwa materi pelajaran, tugas, dan ulangan harian akan diberikan secara daring melalui grup WhatsApp (WA) kelas masing-masing.
“Mekanisme ini berpedoman pada prosedur pembelajaran daring yang pernah diterapkan selama masa pandemi Covid-19,” tulis Alfin Parera dalam surat itu.
Kepala sekolah, jelas Alfin Parera, wajib melaporkan pelaksanaan pembelajaran daring kepada Dinas Pendidikan, Kepemudaan, dan Olahraga (PKO) Kabupaten Sikka melalui Bidang Pembinaan atau pengawas pendamping di masing-masing satuan pendidikan.
Dia berpesan kepada kepala sekolah dan para guru agar meminta peserta didik tidak bermain di luar rumah. Peserta didik juga diminta mengenakan masker demi mengantisipasi dampak abu vulkanik.
Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan Kepemudaan dan Olahraga (PKO) Kabupaten Sikka, Germanus Goleng berkata, semula pembatasan kegiatan belajar mengajar hanya berlaku di dua kecamatan di wilayah timur Kabupaten Sikka.
Namun kondisi dua hari terakhir, debu letusan menyasar di hampir semua wilayah. Bahkan Kota Maumere dan sekitarnya dihujani debu. Pemerintah lantas menerapkan kebijakan belajar dari rumah untuk semua sekolah.
Mekanisme pembelajaran ini, lanjut Germanus, diserahkan kepada sekolah-sekolah yang akan mengaturnya sesuai kondisi di wilayahnya. Namun proses pembelajaran harus berlangsung untuk para peserta didik.
Keputusan menghentikan sementara kegiatan belajar mengajar di sekolah, menurut Germanus, berlaku di 336 sekolah dasar, 314 Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), dan 90 Sekolah Menengah Pertama (SMP).
Evakuasi Warga
Selain penerapan sistem belajar dari rumah bagi peserta didik, pemerintah berencana untuk mengevakuasi warga Desa Kringa dan Desa Hikong di Kecamatan Talibura. Dua desa ini termasuk yang paling terkena dampak erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.
Penjabat Sekda Sikka Margaretha Movades da Maga bilang, dua desa ini sudah terkena dampak erupsi selama hampir setahun. Kini, kondisi di sana sudah sangat parah.
Untuk kelancaran proses evakuasi, kata Margaretha, pemerintah sedang membangun tenda pengungsian di Kecamatan Waigete. Selanjutnya dilakukan rapat teknis di lapangan sehingga paling cepat esok, Rabu, 13 November 2024, warga bisa dievakuasi.
Dia tak memungkiri adanya penolakan dari warga dengan rencana tersebut. Namun, kondisi di lapangan sudah tidak memungkinkan warga untuk terus mendiami wilayah yang paling terdampak abu vulkanik.
“Memang secara kasat mata sudah tidak layak lagi untuk mereka tetap berada di sana,” kata Margaretha.
Imbauan Kenakan Masker
Beberapa hari terakhir, abu vulkanik yang disemburkan dari aktivitas gunung berapi semakin intens. Hujan abu menyelimuti area pemukiman dan bertebaran di jalanan kota. Hal itu berdampak pada kesehatan warga.
Menghadapi kondisi ini, Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka mengimbau masyarakat untuk selalu waspada dan menjaga kesehatan.
Masyarakat diimbau untuk mengenakan masker saat berada di luar rumah demi mencegah paparan langsung dari debu vulkanik yang dapat berdampak buruk pada saluran pernapasan.
Kemudian, masyarakat diminta untuk menutup tempat penampungan air atau bak penampungan air hujan untuk mencegah abu vulkanik masuk dan mencemari sumber air bersih. Selain itu, mencuci sayuran dan buah-buahan sebelum dikonsumsi guna memastikan kebersihan dan keamanan makanan dari paparan zat berbahaya akibat abu vulkanik.
Langkah-langkah ini diharapkan membantu masyarakat di tengah situasi siaga darurat bencana seperti sekarang.
Siaga Darurat Bencana Erupsi Gunung Lewotobi
Pemerintah Kabupaten Sikka telah menetapkan status siaga darurat bencana erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki selama 60 hari, terhitung sejak 7 November 2024 hingga 7 Januari 2025.
Keputusan tersebut diambil oleh Penjabat Bupati Adrianus Firminus Parera setelah melakukan kaji cepat bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sikka.
Inan Woga, warga Kota Maumere, menyambut baik keputusan pemerintah terkait siaga darurat bencana tersebut.
Inan bilang, abu vulkanik yang bertebaran sangat mengganggu pernapasannya. Karena itu, ia mengenakan masker saat keluar rumah sebagaimana imbauan pemerintah.
“Semoga Gunung Lewotobi tidak erupsi lagi. Kita ingat saudara-saudara kita di pengungsian,” kata Inan.
Hingga Selasa, 12 November 2024, Gunung Lewotobi Laki-laki masih terus mengeluarkan letusan. Zona darurat diperluas menjadi 9 kilometer. Warga dilarang melintasi zona tersebut.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi menaikkan statusnya dari siaga ke awas level tertinggi. Ribuan warga terpaksa harus mengungsi. Data yang dihimpun, sebanyak 14 desa terdampak erupsi dengan jumlah jiwa 10.295.
Sebanyak 10 orang warga tewas, termasuk satu keluarga dengan anggota enam orang. Mereka tertindih reruntuhan bangunan. Salah satu korban adalah Suster Nikoline Padjo, seorang biarawati Katolik.
Penulis: Ensy Oktaviana & Eginius Moa