Kerja Sama Multi Pihak Percepat Penanganan Stunting di Alok

Pemerintah Kecamatan Alok, kata dia, telah mengajak Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Sikka, Komunitas Tionghoa Maumere (KTM), dan Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere untuk bersama-sama menekan angka stunting. 

Maumere, Ekorantt.com – Upaya mempercepat penanganan kasus stunting di Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka melibatkan sejumlah pihak. Kerja sama multi pihak ini diyakini bisa menangani 186 balita stunting di wilayah itu.

Camat Alok, Rudolf M. Cherubim Newar atau Cherry Newar dalam acara pembagian paket sembako, Senin, 23 Desember 2024 di Aula Kantor Camat Alok, mengatakan bahwa pemerintah telah mengajak Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kabupaten Sikka, Komunitas Tionghoa Maumere (KTM), dan Universitas Nusa Nipa (Unipa) Maumere untuk bersama-sama menekan angka stunting.

“Kolaborasi ini sangat bermanfaat untuk mendukung percepatan penurunan angka stunting di wilayah Kecamatan Alok,” kata Cherry Newar.

Ia menerangkan, Pemerintah Kecamatan Alok, Puskesmas Kopeta, dan kader posyandu telah mengupayakan sejumlah langkah termasuk pemberian makanan tambahan (PMT), edukasi, imunisasi, dan penimbangan anak balita setiap tahun yakni pada Februari dan Agustus. 

Hasilnya, angka stunting menurun. Tercatat kondisi stunting di Kecamatan Alok pada Agustus 2023 sebanyak 340 kasus. Pada Februari 2024 turun ke angka 218 kasus. Setelah itu pada Agustus 2024 turun lagi menjadi 186 kasus.

Meski begitu, Cherry Newar menegaskan bahwa angka stunting di Alok masih tinggi. Dia pun mengimbau kepada orangtua agar rajin membawa anak ke posyandu demi mendapatkan informasi kesehatan yang memadai. 

“Orang tua harus memperhatikan pola asuh yang baik, asupan gizi anak, kebersihan lingkungan, sanitasi serta pola pikir yang baik agar ke depan anak menjadi cerdas. Saat kuliah nanti bisa mendapatkan beasiswa sehingga bisa meringankan orang tua,” kata dia.

Cherry Newar menambahkan, kegiatan pemberian makanan stunting dan sembako terjadi setelah pihaknya berkomunikasi dengan Kadin Sikka. 

“Saya bawa sendiri proposal ke pak Harry bahwa angka stunting di Kecamatan Alok cukup tinggi sehingga kami berharap dapat dibantu dengan memberikan makanan tambahan stunting. Dan akhirnya terjawab,” ujarnya. 

Angka stunting di Kecamatan Alok belum turun signifikan karena wilayah yang cukup luas dan juga terkendala anggaran. Karena itu, diperlukan kolaborasi semua pihak untuk membantu dengan memberikan makanan tambahan.

Adapun empat kelurahan yang menyumbang angka stunting yakni Kelurahan Kota Uneng, Kelurahan Madawat, Kelurahan Kabor, dan Kelurahan Nangalimang. Selain itu terdapat tiga desa antara lain, desa Pemana, Desa Gunung Sati, dan Desa Samparong.

“Untuk desa sudah ada anggaran karena sudah ada alokasi dari dana desa untuk penanganan stunting. Sedangkan untuk kelurahan tidak ada anggaran khusus. Kita berharap dukungan dari semua pihak untuk mengatasi stunting di Alok,” ujarnya.

Cherry Newar bilang, pihaknya juga bekerja sama dengan Alfamart lewat program bantuan terhadap insentif para kader posyandu.

“Para kader posyandu adalah garda terdepan dalam penanganan stunting. Mereka membantu mengontrol kesehatan anak-anak balita dan ibu hamil, namun insentifnya sangat kecil,” kata dia.

Selain itu, bantuan dari PT Pelindo Maumere berupa makanan tambahan di Kelurahan Kota Uneng sangat membantu warga setempat. Fakultas Ilmu-ilmu Kesehatan (FIKES) Unipa Maumere ikut mendukung elalui edukasi pencegahan stunting. Kolaborasi ini sangat berdampak, kata Cherry Newar. 

Ia menyebutkan angka stunting di Kelurahan Kota Uneng sudah menurun jadi 36 kasus. Kelurahan Kabor turun jadi 26 kasus, Kelurahan Nangalimang 32 kasus, dan Kelurahan Madawat masih tinggi yakni 92 kasus. 

“Terima kasih atas kepedulian dan perhatian begitu besar dari KTM, Kadin, dan Unipa Maumere. Ini adalah kado Natal dan Tahun Baru bagi kami terkhusus anak-anak stunting,” ujarnya.

“Kami minta kepada semua orangtua anak stunting agar bantuan ini dapat dimanfaatkan secara baik,” pungkas Cherry Newar.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA