Pengukuhan Guru Profesional PPG Unika St Paulus Ruteng, Guru Jadi Nakhoda di Era Digital

Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, Pastor Agustinus Manfred Habur, dalam sambutannya menekankan, seorang guru lebih dari sekadar pengajar.

Ruteng, Ekorantt.com – Menjadi seorang guru di era digital ibarat menjadi nakhoda yang mengarungi samudera luas. Teknologi ibarat ombak besar yang kadang menghantam, namun juga membawa kita melaju lebih cepat.

Pesan ini mengemuka dalam acara Pengukuhan Guru Profesional Program Pendidikan Profesi Guru (PPG) Tertentu Tahap III Universitas Katolik Santu Paulus Ruteng yang diikuti oleh 1.010 guru.

Acara pengukuhan ini berlangsung di Aula Gedung Utama Timur Lantai V kampus Unika Santu Paulus Ruteng pada Sabtu, 22 Februari 2025.



Rektor Unika Santu Paulus Ruteng, Pastor Agustinus Manfred Habur, dalam sambutannya menekankan, seorang guru lebih dari sekadar pengajar.

“Sebagai guru, Anda tidak hanya memegang kemudi, tetapi juga menjadi bintang penunjuk arah bagi generasi muda kita,” katanya.

Pastor Manfred menambahkan, para guru adalah pelukis masa depan, dan kuas yang mereka pegang adalah transformasi, kolaborasi, dan karakter.

Transformasi, menurutnya, berarti bahwa seorang guru tidak hanya mengajar, tetapi juga mentransformasi.

“Anda membantu siswa tidak hanya memahami pelajaran, tetapi juga menemukan potensi mereka. Anda adalah pahlawan tanpa tanda jasa yang menciptakan perubahan kecil setiap hari, tetapi dampaknya menggema sepanjang hidup mereka,” ujarnya.

Selain itu, kolaborasi juga menjadi kunci dalam dunia yang semakin terhubung ini. Seperti semut yang bekerja bersama untuk membangun sarangnya, seorang guru dipanggil untuk bekerja sama dengan sesama guru, orang tua, bahkan teknologi.

“Dalam kolaborasi, kita menemukan kekuatan yang lebih besar, solusi yang lebih kreatif, dan komunitas belajar yang lebih bermakna,” jelasnya.

Namun, Pastor Manfred mengingatkan karakter adalah hal yang paling penting. Dunia digital, meskipun penuh potensi, juga bisa menjadi pisau bermata dua.

Sebagai penjaga moralitas, integritas, dan nilai-nilai kemanusiaan, seorang guru harus menjadi jangkar yang menjaga anak-anak tetap berakar pada nilai luhur meskipun dunia terus berubah dengan cepat.

“Seorang guru adalah penjaga yang memastikan anak-anak kita tetap teguh pada nilai-nilai luhur dalam dunia yang semakin digital,” tegasnya.

Pada kesempatan yang sama, Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Unika Santu Paulus Ruteng, Pastor Yohannes Maryano Dangku, menyampaikan bahwa kontribusi termulia seorang guru adalah membentuk peserta didik menjadi pribadi yang “kreatif, inovatif, mandiri, dan responsif.”

Profesionalisme seorang guru, menurutnya, menuntut keterampilan yang mumpuni dalam mendidik peserta didik agar menjadi individu yang kompetitif dan produktif.

Namun, Pastor Yohannes juga mengingatkan, meskipun tuntutan jumlah jam mengajar untuk memenuhi syarat tunjangan sertifikasi seringkali menjadi target, keadilan kemanusiaan tetap memanggil para guru untuk membantu peserta didik yang belum lancar dalam keterampilan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung.

“Bapak ibu lulusan PPG menjadi barisan terdepan untuk mewujudkan ini,” ujarnya menutup sambutannya.

Acara pengukuhan ini mencakup lulusan dari berbagai bidang studi, antara lain Pendidikan Guru Sekolah Dasar dengan 803 orang, Pendidikan Bahasa Inggris dengan 88 orang, dan Pendidikan Matematika dengan 119 orang. Kelulusan ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan para guru untuk mewujudkan pendidikan yang lebih baik di Indonesia.

TERKINI
BACA JUGA