Bajawa, Ekorantt.com – Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Bajawa, Kabupaten Ngada mengalami kekosongan dokter spesialis anestesi. Hal ini telah menjadi sorotan publik beberapa hari belakangan.
Direktur RSUD Bajawa, dr. Paulina H. H. Pelletimu mengatakan bahwa kekosongan itu terjadi setelah dokter anestesi berstatus dokter Program Pendayagunaan Dokter Spesialis (PGDS) dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengundurkan diri.
Dokter PGDS merupakan dokter spesialis yang secara sukarela ditugaskan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat secara temporer. Seorang dokter PGDS hadir untuk pemerataan layanan dokter spesialis.
Dokter spesialis anestesi itu, kata Paulina, mengundurkan diri setelah tidak mendapat izin untuk mengurus keperluan pribadi, sebagaimana tertulis dalam surat yang diajukan ke manajemen RSUD Bajawa.
Dokter anestesi itu sempat menemui Paulina pada 17 Januari 2025 lalu. Dia meminta penambahan dokter anestesi dengan alasan beban kerja yang tinggi dan persiapan nikah.
“Dalam pertemuan itu, saya sampaikan untuk penambahan dokter anestesi tidak dimungkinkan karena terkendala anggaran,” jelas Paulina kepada Ekora NTT pada Rabu, 5 Maret 2025.
Saat itu beliau sampaikan kalau tidak memungkinkan akan diundur,” sambung Paulina
Selanjutnya, Paulina berkoordinasi dengan Kemenkes terkait izin bagi dokter PGDS. Pihak Kemenkes memberikan wewenang kepada rumah sakit untuk memutuskan hal itu.
“Dalam pertemuan bersama bidang medik, keperawatan, dan bidang humas diputuskan untuk tidak memberikan izin kepada yang bersangkutan selama dua bulan,” terang Paulina.
Pelayanan kepada masyarakat menjadi dasar pertimbangan utama rumah sakit.
“Untuk mengisi kekosongan, kami berkoordinasi dengan pihak RSUD Komodo untuk pinjam dokter anestesi,” ujarnya.
“Kita juga melakukan komunikasi dengan Kemenkes terkait pengunduran dokter anestesi dan pihak Kemenkes minta rumah sakit untuk melakukan pengajuan ulang,” sambung Paulina.
Ketua Fraksi PDI-P DPRD Ngada, Rinus Ndiwal meminta pihak rumah sakit untuk mencari pengganti dokter anestesi agar pasien tidak dirujuk ke daerah lain.
Keberadaan dokter anestesi, kata Rinus, sangat penting dalam pembiusan atau anestesi kepada pasien sebelum operasi atau prosedur medis lainnya. “Kita mendorong situasi ini jangan terlalu lama sehingga masyarakat tidak menjadi korban,” jelasnya.