Ende, Ekorantt.com – Angka kematian ternak babi akibat flu babi atau African Swine Fever (ASF) di wilayah Kabupaten Ende terus bertambah.
“Total keseluruhan kita belum kantongi, diperkirakan sudah mencapai 1.000 lebih,” ujar Sekretaris Dinas Pertanian dan Peternakan Ende Gadir Dean di ruang kerjanya, Selasa, 11 Maret 2025.
Gadir menyatakan penyebaran ASF pun sudah meluas. Kali ini, ASF menyerang ternak babi di Desa Tendaondo, Kecamatan Nangapanda dan Desa Nungga di Kecamatan Ende Timur.
“Ini kan virus menular kalau kita tidak lakukan pembersihan yang teratur, semakin tidak peduli dia semakin menjadi jadi,” tutur Gadir.
Meskipun angka kematian babi terus bertambah, Gadir bilang belum masuk kategori darurat ASF. Sebab, kematian ternak babi masih di bawah standar atau baru mencapai satu persen.
Titik rawan atau kedaruratan ASF ditetapkan bila angka kematian di atas 25 persen dari jumlah populasi.
“Babi yang mati itu baru 1.000-an ekor, dari total ternak babi kita 75 ribu sampai 80 ribu ekor. Itu baru satu persen,” kata Gadir.
Untuk menekan penyebaran virus babi, kini pihaknya gencar melakukan penyemprotan disinfektan di setiap kandang babi milik warga.
“Kemarin itu di Tendaondo, Kecamatan Nangapanda,” ucap Gadir.
Ia menerangkan penyemprotan disinfektan dilakukan untuk kandang sakit atau terpapar ASF maupun kandang sehat.
“Kita minta kepada warga yang memiliki ternak babi untuk melakukan pembersihan kandang secara rutin,” tambahnya.
Gadir meminta masyarakat untuk membatasi membeli hewan dari luar wilayah demi terjaganya penyebaran kematian babi.
Ia juga mengimbau kepada warga tidak membuang bangkai babi di hutan ataupun kali. Babi yang telah mati sebaiknya dikuburkan.
“Untuk bangkai babi itu dikuburkan saja, dan segera melaporkan kepada dinas pertanian kalau ada ternak babi sudah tidak mau makan atau demam,” tutupnya.