Bajawa, Ekorantt.com – Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa (Stiper FB) sukses mengembangkan pupuk cair organik bernama Bowuli untuk membantu para petani menghadapi kelangkaan pupuk.
Ketua Stiper FB, Nikolaus Noywuli mengatakan, inovasi pupuk organik Bowuli berangkat dari keprihatinan kampus terhadap kesulitan petani, terutama saat musim tanam.
“Ini merupakan kepedulian kampus terhadap kesulitan yang dihadapi petani yakni ketersediaan pupuk,” kata Nikolaus kepada Ekora NTT, Senin, 12 Mei 2025.
Pupuk Bowuli dibuat dari limbah ternak berupa rumen sapi yang difermentasi dengan bahan tambahan tertentu. Produksi dilakukan di kampus C yang berlokasi di Turekisa.
“Bahan utamanya rumen sapi, difermentasi dengan tambahan beberapa bahan pokok. Dasarnya tetap air,” ujarnya.
Tiga jenis pupuk cair diproduksi yakni ZPT dan Hormon (untuk merangsang pertumbuhan benih), Nutrisi (untuk tanaman seperti padi dan sayur), dan Dekomposer (untuk memperbaiki unsur hara tanah).
“Ini sudah kita uji coba di beberapa tempat, termasuk di sawah wilayah Were 3 dan hasilnya luar biasa,” tambah Nikolaus.
Lebih lanjut, Nikolaus menyebut pupuk Bowuli sudah diuji di beberapa laboratorium, termasuk Institut Teknologi Bandung (ITB).
Rekan dosen Nikolaus, Jefri Jawa Pati mengatakan, produksi pupuk ini telah dimulai sejak 2023 dan mendapat respons positif dari petani, khususnya di Kabupaten Ngada.
“Peredarannya sudah cukup masif di desa-desa di Ngada,” jelasnya.
Jefri mencontohkan keberhasilan penggunaan pupuk ZPT Hormon pada tanaman cengkih yang sempat empat tahun tak berbuah.
“Setelah kita uji coba, cengkihnya akhirnya berbuah,” ungkapnya.
Saat ini pupuk cair Bowuli juga tersedia di katalog elektronik milik Pemerintah Kabupaten Ngada dan bisa diakses secara online.
Apresiasi pun datang dari Bupati Ngada, Raymundus Bena. Ia bangga atas inovasi kampus itu.
Ia mendorong lulusan SMA di Ngada melanjutkan pendidikan ke Stiper FB, apalagi pemerintah daerah sudah menyediakan beasiswa bagi mahasiswa kurang mampu.
“Bagi anak-anak kita yang jurusannya linear dengan yang ada di Stiper, bisa lanjut kuliah di sini,” kata Raymundus.
Ia meminta pihak kampus untuk mendata mahasiswa yang belum mendapat beasiswa KIP Kuliah agar bisa dibantu melalui dana beasiswa daerah.