Kupang, Ekorantt.com – Kupang Montessori School (KiMS) kembali menegaskan komitmennya terhadap pendidikan inklusif dan nirlaba melalui acara perpisahan jenjang Kelompok Bermain yang dikemas dalam bentuk drama musikal bertema musim.
Sebanyak 19 murid tampil dalam pertunjukan bertajuk Walk Along Through the Seasons, di Aula Hotel Aston Kupang, Sabtu, 14 Juni 2025. Tema ini menggambarkan perjalanan pembelajaran selama dua tahun terakhir.
Pertunjukan ini bukan sekadar penanda akhir masa belajar, tetapi juga menjadi panggung perayaan keberagaman dan kolaborasi komunitas pendidikan yang berdiri di bawah naungan Yayasan Cahaya Anak Nusa (CAN).
“Tema ini kami pilih karena anak-anak belajar tentang musim-musim di dunia, sekaligus sebagai simbol harapan agar KB KiMS tetap hadir dan bertumbuh, apa pun musimnya,” ujar Paulina Dorothea Mi Pala, atau yang akrab disapa Teacher Alin, Kepala Sekolah KB KiMS.
Paulina adalah salah satu pendidik yang pernah menerima beasiswa pendidikan anak usia dini di Amerika Serikat.
Di bawah kepemimpinannya, pendekatan Montessori dikembangkan tidak hanya secara akademis, tetapi juga sensitif terhadap keberagaman karakter dan kebutuhan khusus anak.
Musim sebagai Metafora Pembelajaran
Pertunjukan dibagi dalam tiga babak yang mewakili musim-musim utama. Babak pertama menampilkan Flower Dance dan Bumble Bee Dance, menggambarkan semarak musim semi.
Babak kedua diisi Tarian Gendang dan Tarian Hawai, mewakili semangat musim panas. Babak terakhir bertajuk Better Safe Than Sorry, menceritakan persiapan hewan-hewan menjelang musim dingin.
“Musim panas itu penuh energi. Kami ingin menghadirkan semangat dan kegembiraannya di atas panggung,” ungkap Ina Marlina Mangi Uly, pengajar sekaligus sutradara pertunjukan.
Yang membuat pementasan ini istimewa adalah partisipasi anak-anak dengan berbagai latar belakang, termasuk mereka yang sebelumnya mengalami keterlambatan bicara atau kesulitan fokus.
Semua tampil percaya diri, menyampaikan narasi dalam bahasa Inggris dengan baik—sebuah pencapaian kolektif yang membanggakan.
“Ini bukan sekadar pertunjukan, tapi bukti nyata proses inklusi dan pendampingan yang sabar dan konsisten,” kata Teacher Alin.
Suasana haru terasa saat anak-anak, guru, dan orang tua menari bersama seusai pertunjukan.
Mario Amalo, orangtua murid sekaligus ketua panitia, menyampaikan rasa hormat kepada para guru.
“Guru-guru di sini luar biasa. Mereka melampaui relasi guru-murid yang biasa. Mereka memberi diri sepenuh hati,” ungkap Mario yang juga berprofesi sebagai pilot.
Sementara itu, Suryo, seorang fotografer dan pembuat film dokumenter asal Yogyakarta, mengaku memilih KiMS karena karakter para pendidik.
“Dari luar, bangunannya mungkin sederhana. Tapi isinya luar biasa. Mereka paham betul detail pendidikan,” ujarnya.
Ia juga mengapresiasi kebijakan sekolah yang tidak mengekspos anak di media sosial sebagai bentuk perlindungan dan kesadaran digital.
Tumbuhkan Sekolah Nirlaba
Kupang Montessori School merupakan bagian dari Yayasan CAN bersama SD dan SMP yang terus berkembang.
Sekolah ini lahir dari kebutuhan pribadi para pendirinya akan pendidikan alternatif di Kupang.
“Saat kembali ke Kupang, tidak ada alternatif pendidikan yang kami butuhkan untuk anak kami. Kami mulai dari sekolah rumahan,” tutur Dr. Ing. Jonatan Lassa, pendiri sekaligus pembina yayasan.
Kini, dengan gedung permanen di sekitar RS Mamami, KiMS beroperasi berdasarkan prinsip zero profit. Dana operasional digunakan kembali untuk fasilitas dan kesejahteraan komunitas belajar.
“Keuangan kami transparan untuk guru, orang tua, dan yayasan,” kata Dr. Elcid Li, Ketua Pengurus Yayasan CAN.
Maxi Julians Rihi Dara, Bendahara yayasan menambahkan, tata kelola dan efisiensi adalah kunci keberlanjutan.
“Tidak mudah, tapi bisa,” ujarnya.
Kupang Montessori School masih membuka pendaftaran untuk tahun ajaran 2025/2026 hingga 10 Juli 2025.
Jenjang yang tersedia meliputi Kelompok Bermain, SD, dan SMP. Bahasa pengantar yang digunakan adalah Bahasa Indonesia dan Bahasa Inggris.
Informasi lebih lanjut dapat diperoleh melalui WhatsApp ke Rini di nomor 0823-3819-8515.
Jurnalis Warga: Elcid Li