Bajawa, Ekorantt.com – Pemerintah Kabupaten Ngada mencatat nilai transaksi keuangan selama pergelaran Wolobobo Ngada Festival (WNF) di Art Center Kota Bajawa pada 7-9 Agustus 2025 mencapai lebih dari Rp1 miliar.
Kepala Dinas Pariwisata Ngada, Oktavianus Botha Djawa, mengatakan jumlah perputaran itu dicatat dari sisi penginapan, restoran hingga partisipasi pelaku UMKM selama kegiatan berlangsung.
“Jumlah transaksi terbesar didominasi oleh sektor kopi sebesar Rp686 juta lebih, sektor tenun Rp115 juta lebih, sektor bambu Rp68 juta lebih dan kuliner Rp90 juta lebih,” ujar Oktavianus di Bajawa pada Selasa, 12 Agustus 2025.
Dalam kegiatan pasar napu bheto atau pasar bambu yang diselenggarakan di Kampus Bambu Turetogo, kata Oktavianus, tercatat nilai transaksi sebesar Rp40 juta lebih.
“Tahun depan kita akan usulkan lagi, tapi kita berkomitmen untuk kegiatan Festival Wolobobo menjadi agenda tahunan walaupun tidak mendapat pembiayaan dari Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif,” jelasnya.
Wakil Bupati Ngada, Bernadinus Dhey Ngebu saat menutup Festival Wolobobo, Sabtu 9 Agustus 2025, mengatakan kesuksesan penyelenggaraan Festival Wolobobo berkat kerja sama semua pihak yakni pelaku UMKM, seniman, komunitas budaya, media, dan seluruh lapisan masyarakat.
“Festival Wolobobo menjadi sarana strategis untuk memperkenalkan daerah kita ke tingkat nasional maupun mancanegara dengan tiga produk unggulan yakni kopi, bambu, dan tenun,” katanya.
Bernadinus menegaskan momentum itu menjadi panggung yang mempertemukan warisan budaya, kearifan lokal hingga potensi lokal.
Ke depan ia berharap panitia lebih terbuka terhadap setiap kritikan dan catatan konstruktif, sehingga bisa menghasilkan pengelolaan event yang lebih berkualitas.
“Terus tingkatkan kualitas, penguatan SDM kreatif, tata kelola event hingga promosi digital yang lebih masif dan berdampak. Festival Wolobobo harus bisa menggerakkan sektor riil dan berdampak nyata bagi UMKM, pelaku wisata, dan masyarakat luas,” tutupnya.