Desa Lewotala Terpilih Jadi Tuan Rumah Festival Dewi Padi

Larantuka, Ekorantt.com – Desa Lewotala di Kecamatan Lewolema, Kabupaten Flores Timur terpilih menjadi tuan rumah penyelenggaraan Festival Dewi Padi. Festival Dewi Padi akan dilangsungkan bersamaan dengan penyelenggaraan Festival Nubun Tawa pada tahun 2021.

Festival Dewi Padi memuat tradisi ritual dari masa pembersihan kebun adat hingga pengantaran hasil panen dan benih ke keba atau lumbung desa.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Flores Timur, Apolonia Corebima menjelaskan, pemilihan Desa Lewotala sebagai tuan rumah Festival Dewi Padi didasarkan pada pertimbangan; pertama, Lewotala masih mempunyai tradisi berladang yang sangat kuat. Kedua, ritual penghormatan terhadap dewi padi masih dijalankan hingga saat ini, dan ketiga, masyarakat adat Desa Bantala mempunyai sistem kalender pertanian yang masih dipegang teguh.

“Banyak sekali potensi yang dimiliki oleh Desa Lewotala. Terakhir, kami mengikuti ritual ladang dari proses awal. Mulai dari penyiapan lahan, pembersihan kebun, tradisi masa panen, hingga tradisi mengantar hasil panen ke keba atau lumbung desa. Tradisi-tradisi ini masih dipelihara oleh masyarakat Lewotala,” kata Apolonia saat dihubungi Ekora NTT belum lama ini.

Apolonia menjelaskan, Pemerintah Kabupaten Flores Timur akan mengembangkan tradisi bertani di Desa Lewotala sebagai aset wisata budaya.

Kenapa? Tradisi berladang di Desa Lewotala, urai Apolonia, memiliki keunikannya tersendiri. Misalnya ritual pengakuan dosa. Petani yang mengelola kebun adat akan mengaku dosa kepada Lera Wulan Tanah Ekan sebagai wujud tertinggi.

“Ia mengaku karena berbuat salah selama berkebun. Misalnya, menggunakan mesin pemotong kayu, menggunakan bahan kimia, atau memetik hasil sebelum panen. Larangan dan pantangan ini adalah suatu nilai dan norma yang berkembang di masyarakat untuk menjaga alam dan melestarikan lingkungan,” jelas Apolonia.

“Ada juga nilai gotong royong dan kerja sama di sana. Dan juga ada nilai tentang menjaga harkat dan martabat seorang perempuan Lamaholot yang termeterai dalam penghormatan terhadap Tonu Nogo Gunu-Wujo Ema Hingi atau Dewi Padi,” sambungnya.

Apolonia berharap, tradisi berladang bisa menjadi daya tarik bagi wisatawan untuk datang menyaksikannya.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA