Pesan di Balik Kunjungan Salah Seorang ODGJ ke Rumah Polisi Arsy Lentar

Oleh: Markus Makur*

Jumat, 8 Januari 2021, di group WhatsApp Relawan Kelompok Kasih Insanis (KKI) Kabupaten Manggarai Timur, Nusa Tenggara Timur, polisi Arsy Lentar membagikan sejumlah foto yang memperlihatkan salah satu orang dengan gangguan jiwa (ODGJ) mengunjungi rumahnya.

Dalam foto itu terlihat pria lusuh itu sedang duduk di sofa bersama Arsy – anggota polisi yang dikenal luas oleh masyarakat karena suka menolong sesama. Mereka tampak sedang menikmati snack.

Berdasarkan informasi yang saya peroleh dari Polisi Arsy, pria ODGJ itu namanya Ses. Ia berasal dari Kampung Deru, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur. Ses sudah enam tahun menderita sakit jiwa. Ia belum tersentuh pelayanan medis.

Polisi Arsy Lentar (kiri) saat bercerita dengan salah satu ODGJ yang mengunjungi rumahnya.

Setelah melihat foto dan membaca keterangannya, saya lalu mulai bertanya dalam otak dan pikiran, mengapa Ses mengunjungi rumah kediaman Polisi Arsy? Apa pesan sesungguhnya di balik kunjungan tersebut? Apa makna bagi Polisi Arsy dari kunjungan saudara yang derita sakit gangguan jiwa?

Saya menangkap, kunjungan tersebut, pertama, sebagai saudara untuk memberikan ucapan Salam Damai Natal 2020 dan  Tahun Baru 2021.

Kedua, saudara Ses mungkin sedang lapar, sehingga membutuhkan pertolongan untuk mendapatkan sesuap nasi. Beruntung Polisi Arsy yang sangat ramah kepada siapa saja, menerima dia sebagai saudara, tidak menolak dia. Mempersilahkan masuk dan memberikan makanan untuk Ses.

Ketiga, meminta tolong kepada Polisi Arsy untuk bersuara agar dia memperoleh perawatan medis yang adil seperti warga lainnya.

Keempat, dirinya tak bisa pergi ke tempat pelayanan medis.

Kelima, mungkin sewaktu dia sehat, dia tahu bahwa polisi itu sebagai pengayom, pelindung dan pelayan masyarakat sehingga dia berani mengunjungi rumah kediaman Polisi Arsy.

Syukur kepada Polisi Arsy yang terbuka serta memiliki hati yang tulus untuk menolong sesama. Ia tidak hanya menolong orang sehat. Orang sakit juga ia layani dengan hati yang sungguh-sungguh.

Ini sebuah tanda bahwa  penderita disabilitas mental membutuhkan perhatian yang serius dari berbagai pihak. Semua kita bisa mengambil peran untuk menyelamatkan sesama yang sedang menderita, entah sakit apa saja.

Untuk menangani dan mencegah penderita disabilitas mental dibutuhkan kerja semua pihak, sama-sama bekerja, melibatkan semua stakeholder. Tidak bisa kerja sendirian. Tidak bisa mengerahkan kemampuan sendiri yang serba terbatas.

Salam sehat jiwa!

Penulis merupakan koordinator relawan KKI Manggarai Timur, tinggal di Wae Lengga.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA