Ende, Ekorantt.com – Hujan yang mengguyur Kota Ende selama satu minggu belakangan menyebabkan runtuhnya tebing galian pondasi eks Hotel Atalia di Jalan Diponegoro, RT 33, RW 08, Kelurahan Onekore, Kecamatan Ende Tengah, Kabupaten Ende.
Pantauan media ini, runtuhnya liang pondasi sedalam lima meter menyebabkan enam rumah warga sekitar terancam rubuh. Saat ini, kamar mandi dan WC warga setempat yang berada sekitar liang telah runtuh total. Tidak hanya itu, kandang ternak hingga setapak pada lorong dengan konstruksi rabat beton pun sudah menggantung dan hampir rubuh.
Kornelis Ampe, salah satu korban mengaku khawatir jika kondisi tersebut tidak segera ditangani. Warga setempat akan terus terancam dan bakal akan mengalami kerusakan lebih parah.
“Kami tidak nyaman, selama musim hujan ini kami sangat khawatir. Dulu waktu peletakan pondasi perdana pembangunan hotel ini, semua pejabat hadir. Sekarang ketika bencana datang melanda, semuanya pada diam. Kami sudah kirim surat ke Bupati sejak tiga bulan lalu. Namun sampai saat ini belum ada penanganan,”kata Kornelis kepada media, Jumat (05/01/2021).
Sementara Anggota DPRD Ende Yani Kota yang turun langsung ke lokasi mengaku prihatin. Dirinya khawatir, jika tidak secepatnya ditangani maka dapat menyebabkan korban materi yang besar, apalagi tingkat curah hujan masih tinggi di Kota Ende.
Untuk itu, ia mendesak pemerintah Kabupaten Ende melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah dan Dinas Pekerjaan Umum untuk segera mengatasi masalah tersebut.
“Kasian, ini ada WC dan kamar mandi sudah ambruk. Jangan jadikan tempat ini untuk kubur warga, atau tunggu ada korban jiwa baru kita bantu,”ujar Yani.
Politisi Partai Berkarya itu menyebutkan adapun beberapa wilayah dalam kota yang mulai mengalami dampak bencana secara serius. Untuk mengantisipasi kekurangan risiko bencana, ia mendesak pemerintah untuk berkoordinasi dan mengatasi bencana alam tersebut.
“Hari ini saya pantau, termasuk bencana ambruknya rumah warga di Jalan Irian Jaya, itu milik bapak Kardi Soge di Kelurahan Potulando. Yah, ini koordinasinya masih lemah. Memang sudah ada BPBD yang datang tapi kita minta penanganan daruratnya seperti apa. Makan minumnya bagaimana, ini penting dalam strategi penanganan bencana,”tutur Yani.