Mahasiswa S2 Linguistik Undana Akan Gelar Seminar Nasional Dekonstruksi Nilai “Hel Keta”

Kupang, Ekorantt.com – Merespon fenomena yang terjadi belakangan ini di kalangan masyarakat di Kabupaten Timor Tengah Utara, Belu, dan Malaka, khususnya masyarakat suku Dawan, Marae, Tetun, dan Kemak, mengenai larangan pergelaran ritual Hel Keta oleh Keuskupan Atambua, mahasiswa Pascasarjana Program Studi (Prodi) Linguistik, Universitas Nusa Cendana (Undana) Kupang menginisiasi mengadakan seminar nasional dengan tema “Dekonstruksi Nilai Hel Keta”.

Kegiatan seminar bertaraf nasional ini akan menghadirkan para akademisi, peneliti, dan pemerhati budaya nusantara baik lokal maupun nasional sebagai pembicara.

Para pembicara tersebut antara lain yakni: Dr. Rudi Irawanto, Dosen Jurusan Seni dan Desain Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang, P. Gregorius Neon Basu, SVD, ‘antropolog’ sekaligus Dosen di IPM FISIP Universitas Katolik, Kupang sebagai key note speaker.

Sedangkan pembicara dari internal Undana antara lain: Dr. Marsel Robot, Budayawan sekaligus Dosen Prodi PBSI Undana, Dr. Yermia Djefri Manafe, Dosen Ilmu Komunikasi Undana, dan Lasarus Jehamat, Koordinator Pusat Studi Kebudayaan dan Pariwisata (LP2M) Undana. Selain itu, seminar ini juga menghadirkan Usi Bana Naineno II, sebagai native speaker atau pelaku budaya Hel Keta.

Ketua Progam Studi Linguistik Undana, Karolus Budiman Jama mengatakan kegiatan seminar ini merupakan kerja sama antara Prodi Pascahsarjana Linguistik dan Lembaga Pusat Studi Kebudayaan dan Pariwisata (LP2M) Undana. Dijelaskannya, LP2M dan Prodi S2 Linguistik Undana memberikan perhatian terhadap kebudayaan terutama, kebudayaan tradisi.

“Kegiatan webinar Hel Keta ini sebenarnya inisiatif mahasiswa. Kita sebagai lembaga sebagai pembina dan pendamping pikiran akademik mahasiswa yah, kita harus fasilitasi. Syukur karena pikiran baik dari mahasiswa ini direspon baik oleh Direktur Pascahsarjana, para pimpinan, dan juga Pusat Studi LP2M Undana”

“Seminar Hel Keta menjadi sangat penting karena muncul akibat adanya larangan terhadap masyarakat ritual ini oleh pihak gereja terutama Keuskupan Atambua. Kegiatan ini tidak bermaksud untuk mengeritik gereja. Tapi, kita melihat ritual ini dari perspektif keilmuan. Jadi para pembicara ini mereka yang berkompoten di bidangnya masing-masing. Karena seminar ini diinisiasi oleh mahasiswa, maka didalam kepanitianpun diisi oleh mahasiswa-mahasiswa dari Prodi S2 Linguistik,” tutur Karolus Budiman.

Karolus Budiman mengatakan pada prinsipnya budaya tradisi itu memiliki nilai-nilai yang bisa dijadikan pandangan hidup mereka, pandangan dunia atau ideologi mereka dalam membangun relasi antara sesama dan juga kepada etnis-etnis yang lain.

Sementara itu, mewakili panitia pelaksana, Aloysius Disan Vitores Unab menjelaskan seminar ini akan dilaksanakan pada Selasa, 22 Februari 2022, pukul 10.00-12.00 WITA. Seminar ini dilaksanakan secara offline dan online, dan dibuka secara umum.

“Peserta seminar dibuka secara umum. Peserta online dapat melakukan pendaftaran melalui link zoom https://bit.ly/3LzMBLb. Sedangkan, offline pesertanya terbatas, hanya internal Undana karena pada masa pandemic,”jelas Luis.

“Peserta baik offline maupun online akan mendapatkan e-sertifikat,” tutup Luis.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA