Maumere, Ekorantt.com – Universitas Nusa Nipa Indonesia berpartisipasi aktif dalam ajang Konferensi Internasional Ilmu Komunikasi yang diselenggarakan oleh Asosiasi Pendidikan Tinggi Ilmu Komunikasi (ASPIKOM) bertempat di Lombok Raya Hotel, Mataram, NTB pada 20-21 Juli 2022.
Konferensi Internasional tersebut mengusung tema sentral “Strategic Communication In The Era of Data-Based, Advance Technology and Enviromental Crises”.
Pembicara utama dalam konferensi tersebut Dr. Franzizca Weder dari University of Queensland Australia, Prof. D.V.R. Murthy dari Andhra University India, Assoc Prof. Zulhamri A. dari University Putra Malaysia, Boy Kelana Subroto, Chairman of PERHUMAS and Head of Corporate Communications PT ASTRA dan Aghnia Adzkia, East Asia Visual and Data Journalist of BBC.
Universitas Nusa Nipa Indonesia mengutus Dr. Jonas K.G.D. Gobang di ajang konferensi internasional tersebut.
Dr. Gerry demikian sapaannya menghadirkan kajiannya berjudul “Questioning on Press Role Toward Public Interest and The Need of Media Literacy”.
Menurutnya, hubungan yang terjadi antara media dan publik tidak selalu mengarah pada simbiosis mutualisme.
“Media dan publik dalam beberapa hubungan menimbulkan tarik ulur kepentingan, terkadang seimbang, terkadang tumpang tindih. Idealnya, media memosisikan diri sebagai penyedia konten yang proporsional kepada publik,” ungkapnya dalam keterangan tertulis yang diterima Ekora NTT, Kamis (21/7/2022).
Proporsional di sini, lanjut Gerry, dalam arti sesuai dengan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat.
Namun dalam praktiknya, ia menjelaskan, ekonomi politik media merupakan masalah yang tidak dapat dihindari karena hubungan antara media dan publik juga melibatkan industri sebagai lingkungan di mana media itu berada.
Kemudian, ketika industrialisasi melekat pada media, hubungan antara media dan publik sangat mungkin berjalan tidak seimbang. Publik tidak lagi diposisikan sebagai pengakses informasi yang harus dilayani dan diperhatikan.
Bahkan, publik ditempatkan sebagai komoditas yang kepentingan medianya seolah terabaikan. Akibatnya, banyak konten media yang mengesampingkan kepentingan publik karena hanya mengejar modal. Dari sini, tuntutan masyarakat untuk aktif dan kritis menjadi penting.
“Pada akhirnya, gerakan literasi media tidak lagi menjadi tuntutan yang dibuat-buat, tetapi menjadi kebutuhan agar publik sebagai pemilik sumber daya terlindungi kepentingannya,” jelas Gerry mengulas topik yang dipresentasikan di ajang konferensi internasional Ilmu Komunikasi tersebut.
Lebih lanjut Gerry menyatakan, minat publik untuk belajar Ilmu Komunikasi terus meningkat dari waktu ke waktu.
Hal ini, kata Gerry, didukung juga oleh permintaan pasar kerja yang membutuhkan tenaga-tenaga terampil di berbagai lembaga media dan industri kreatif ataupun konten kreator yang tumbuh subur di kalangan milenial.
“Hampir semua perguruan tinggi di dunia meyakini prospek lulusan ilmu komunikasi memiliki peluang yang besar di pasar kerja termasuk dapat secara mandiri menciptakan lapangan kerja baru,” katanya.
Untuk itu, Gerry menandaskan, Universitas Nusa Nipa sejak tahun 2005 telah membuka Program Studi Ilmu Komunikasi yang dari waktu ke waktu terus meningkatkan mutu lulusannya dengan berbagai strategi ataupun terobosan baru.
“Satu hal yang menjadi kontribusi dari kehadiran Program Studi Ilmu Komunikasi pada Universitas Nusa Nipa adalah munculnya kreator-kreator muda berbakat yang karya-karya mereka dapat diakses melalui media baru berbasis internet,” jelasnya.
“Ada penulis novel berbakat dari mahasiswa Program Studi Ilmu Komunikasi Unipa seperti Jessica Toji yang sudah menghasilkan beberapa novel yang dapat diakses melalui Wattpad @Jessie_Toji,” sambung Gerry.
Selain itu, Gerry bilang, banyak juga mahasiswa Ilmu Komunikasi atau pun lulusannya yang menjadi youtuber dengan berbagai konten kreatif yang memberikan penghasilan yang cukup tinggi.
Sebagai informasi, Ajang Konferensi Internasional Ilmu Komunikasi ini juga dipadukan dengan Kongres ASPIKOM pada tanggal 22-23 Juli 2022 dengan agenda utama pemilihan Ketua Umum ASPIKOM yang baru.
Universitas Nusa Nipa juga memiliki hak suara dalam ajang Kongres ASPIKOM tersebut. Para peserta konferensi internasional dan kongres juga memanfaatkan waktu berada di Lombok untuk mengunjungi berbagi obyek wisata termasuk ke Sirkuit Motor GP di Mandalika.