Maumere, Ekorantt.com – Siswa-siswi SMPN Nuba Arat tampak antusias mengikuti Kelas Menulis bersama Ekora NTT di sekolah tersebut pada Sabtu (6/8/2022).
Sekolah yang terletak di Watuliwung, Kecamatan Kangae, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur memilih 26 siswa-siswinya untuk mengambil bagian selama sejam lebih dalam proses kreatif Kelas Menulis itu.
Kala memulai Kelas Menulis, Hengky Ola Sura mengatakan kepada anak-anak bahwa dunia menulis itu indah karena tidak hanya di seputar SMPN Nuba Arat atau di Maumere saja, tetapi sangat luas.
“Kalian harus memilih menjadi jurnalis, atau guru, dan apa saja, tetapi yang terpenting adalah bagaimana kalian mempunyai kemampuan untuk menulis,” katanya kepada anak-anak.
Ia meminta anak-anak untuk menulis karangan kecil, lalu ia membaca dua karangan pilihan untuk disimak dan didengar oleh anak-anak lainnya.
Tidak hanya itu, Hengky menunjukkan kalimat motivasi dari Pramoedya Ananta Toer yang berbunyi; “Orang boleh pandai setinggi langit, tapi selama ia tidak menulis, ia akan hilang di dalam masyarakat dan dari sejarah. Menulis adalah bekerja untuk keabadian”.
Sementara itu, Yuven Fernandez, wartawan Ekora NTT menilai, anak-anak Nuba Arat tampak terampil dalam menulis.
Ia mengatakan kesan terbaiknya dari awal memulai Kelas Menulis tersebut, di mana ketika diberikan tugas menulis karangan, semua menulis dengan cepat dalam waktu 5-10 menit.
“Dari tampak luar yang saya lihat, anak-anak seumuran mereka harus dibentuk terus dan latihan menulis perlu dilakukan sesering mungkin,” kata Yuven.
Pensiunan guru ini juga mengatakan dalam kesempatan berbicara di depan anak-anak bahwa hal utama yang perlu dibangun dalam diri adalah rasa kepercayaan diri untuk mengembangkan minat menulis.
Tak hanya itu, Sandi Hayon, wartawan Kompas juga memberi komentarnya saat ikut bersama dalam Kelas Menulis di SMPN Nuba Arat.
“Anak-anak perlu mendapatkan pelatihan seperti Kelas Menulis dan ini perlu menjadi kegiatan yang berkelanjutan. Ekora NTT sudah menunjukkan jalan terbaik dan semoga sekolah lain bisa belajar dari Nuba Arat,” ungkapnya.
Sandi berharap pihak Nuba Arat mengedepankan literasi sebagai senjata ampuh untuk menolak lupa pada era digitalisasi yang semakin kuat saat ini.
Sementara, Rendy, salah satu peserta Kelas Menulis mengatakan, ia belajar Laskar Pelangi, salah satu film Indonesia yang terkenal.
“Saya suka film itu dan saya pernah menonton. Darinya saya belajar perjuangan Lintang dan kawan-kawan menempuh pendidikan dan rajin dalam belajar,” katanya sambil tertawa kecil.
Margaretha Yulvika yang biasa disapa Vika juga mengaku sangat senang dengan Kelas Menulis tersebut karena ia berhasil menulis karangan pendek dalam waktu yang singkat dan dibacakan oleh Pak Hengky.
“Saya senang sekali karena tulisan saya dibaca oleh Pak Hengky di depan teman-teman saya. Saya pasti akan kembangkan lagi semangat menulis saya,” kata Vika yang bercita-cita menjadi editor terkenal.
Di akhir Kelas Menulis, Hengky Sura memberikan penugasan untuk menulis dengan tema bebas yang akan dipublikasikan di Mading SMPN Nuba Arat.