Mbay, Ekorantt.com – Elia Belo Padang dan Tabita Brenda Elisabeth menjadi ‘guru cilik’ setelah dua bulan duduk di kelas 1 SDI Danga, Kecamatan Aesesa, Kabupaten Nagekeo. Kedua siswi ini dipercaya sebagai tutor dalam pembelajaran pengenalan huruf di kelas awal.
Maria Martina Petra Rosok, guru kelas 1 di sekolah itu memberi percobaan model pembelajaran terbaru pada tahun ajaran 2022/2023. Ia juga baru pertama kali menjadi guru kelas rendah dari sebelumnya memperkuat kemampuan belajar siswa di kelas tinggi.
Dua bulan setelah mengukur kemampuan siswa secara detail, Maria melakukan uji coba dengan metode tutor sebaya. Kedua siswi yang dianggap mempunyai kemampuan literasi baik itu diberi kesempatan untuk mendampingi siswa lain.
“Kurikulum merdeka juga memberi ruang belajar antarsiswa. Saat praktik ternyata adanya kemajuan literasi dasar,” ujar Maria.
Pada pertemuan pertama, Juli 2022, Maria menemukan dua siswi tersebut sudah level membaca kata. Sedangkan, 18 siswa lainnya masih di tahap pengenalan huruf.
Peningkatan atau kemajuan literasi dasar Elia dan Tabita terjadi secara signifikan pada Agustus; Elia sudah menguasai level kalimat, sedangkan Tabita pada level pemahaman.
Evaluasi itu menjadi kekuatan baru Maria dalam pembelajaran penguatan literasi di kelas awal. Maria memilih Elia dan Tabita menjadi tutor untuk mendikte latihan huruf, suku kata, kata, dan kalimat kepada 18 siswa lain di kelas itu.
“Saya meminta untuk membantu teman lainnya. Mereka dua sanggup dan mulai bermain huruf,” kata dia.
Dalam implementasi di kelas, para siswa dibagi dalam dua kelompok sesuai dengan kemampuan literasi. Elia sebagai tutor huruf dan kata, sedangkan Tabita menjadi tutor kalimat. Pola pembelajaran bermain menyenangkan diterapkan dalam kelas literat tersebut.
Beberapa tulisan yang ditempel di dinding digunakan sebagai media belajar sebaya. Maria mendampingi pada kegiatan pembelajaran itu dalam durasi sekitar 10-15 menit.
“Mereka senang, karena semua dengan pola bermain,” kata Maria.
Penerapan metode pembelajaran tutor sebaya ternyata mampu meningkatkan dalam penguasaan literasi. Salah satu siswa ialah Maria Consitha Hitje atau disapa Grace. Ia mengalami kemajuan kognitif berdasarkan hasil evaluasi guru.
Maria menyebut Grace mengalami kemajuan literasi secara signifikan di level kalimat pada September 2022 dari sebelumnya pada level huruf.
“Begitu juga siswa lain berlahan adanya kemajuan. Itu berarti metode ini sangat bagus diterapkan,” ucap dia.
Dua bulan sebelum penerapan tutor sebaya, Maria menampilkan video dongeng dalam pembelajaran di kelas awal. Video tersebut berisi tentang cara membaca tanpa mengeja.
Tayangan video anak-anak tersebut atas permintaan siswa, kata Maria.
Selanjutnya pembelajaran permainan, mengenal huruf dan gambar. Misalnya gambar ayam, lalu Maria menanyakan. Huruf pertama apa? Siswa menjawab A.
Maria menyatakan penerapan pembelajaran menyenangkan di kelas dapat meningkat kemampuan anak dalam pengenalan huruf, suku kata, kata, dan kalimat. Bahkan, hingga bulan ke-5, terdapat 8 anak membaca pemahaman.
“Ada dua orang yang masih mengenal huruf karena berkebutuhan khusus. Yang lain justru ada peningkatan,” kata Maria.
Bermain Stik Es
Dalam penguatan numerasi siswa kelas 1, Maria memanfaatkan stik es sebagai media belajar menghitung, penjumlahan, dan pengurangan. Ia menyiapkan stik lalu menyuruh siswa antre mengambil masing-masing 10 stik.
“Berapa jumlah stik di tangan?” tanya Maria. Siswa menjawab, “10 ibu.”
Selanjutnya, Maria menyuruh mereka mencari teman, berpasangan. Tujuannya untuk bermain menghitung dengan menggunakan media stik. Permainan tersebut dipimpin siswa masing-masing, sedangkan Maria menuntun.
Permainan dengan cara menepuk stik. Bila stik yang ditepuk menindis stik lawan maka pasangannya harus memberi sejumlah stik kepada siswa penepuk. Dengan demikian, siswa yang menang akan memperoleh tambahan stik, sebaliknya jumlah stik siswa yang kalah akan berkurang.
Maria menjelaskan, 15 menit permainan itu mampu mengantar siswa menghitung dan pembelajaran penjumlahan melampau angka 10. “Biasanya di bawah angka itu,” ujar Maria.
Dalam evaluasi sekolah selama penerapan metode pembelajaran bermain stik, presentase penguasaan numerasi siswa kelas 1 di SDI Danga naik sekitar 60-70 persen.
Begitu pula penerapan tutor sebaya, pada bulan kelima (November 2022) mayoritas siswa sudah bisa membaca lancar. Bahkan pada Januari 2023, sebanyak 8 siswa bisa membaca pemahaman.
“Pendidikan karakter juga jalan. Kita terapkan kedisiplinan di kelas dan latih mengantre. Tapi memang ada siswa yang super nakal, itu wajar.”
“Perkembangan ini saya laporkan ke kepala sekolah untuk menjadi laporan bulanan ke dinas,” tutur Maria.