Semarak Gerakan Sekolah Sehat Warnai Peringatan Hardiknas di NTT

GSS, jelas Irma, berfokus pada sehat bergizi, sehat fisik, sehat imunisasi, sehat jiwa dan sehat lingkungan di satuan pendidikan.

Kupang, Ekorantt.com – Balai Penjamin Mutu Pendidikan Provinsi Nusa Tenggara Timur (BPMP NTT) sebagai salah satu Unit Pelaksana Teknis (UPT) Kemdikbudristek ikut merayakan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas), Kamis, 2 Mei 2024.

Peringatan Hardiknas yang diwarnai kegiatan Semarak Gerakan Sekolah Sehat (GSS) tersebut mengangkat tema ‘Bergerak Bersama, Lanjutkan Merdeka Belajar’.

Upacara ini dilaksanakan di lapangan upacara kantor BPMP Provinsi NTT dan dihadiri oleh pimpinan UPT Kemendikbudristek, seluruh staf, mitra pembangunan, dan dharma wanita BPMP Provinsi NTT.

Upacara dan kegiatan semarak GSS juga dihadiri oleh perwakilan guru, kepala sekolah, dan siswa dari satuan pendidikan binaan GSS dan satuan pendidikan lainya mulai dari tingkat satuan pendidikan PAUD/TK, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah baik secara daring maupun luring. Total peserta upacara sebanyak 245 orang.

Ketua panitia Hardiknas Nur Khalil Rahman menjelaskan, Semarak GSS bertujuan untuk merayakan momentum Hardiknas sekaligus memaknai keberlanjutan Kurikulum Merdeka.

GSS, kata Nur, merupakan salah satu tujuan program dalam Kurikulum Merdeka untuk memastikan bahwa anak-anak Indonesia, khususnya di NTT lebih sehat dan cerdas.

Sehat fisik, mental, maupun lingkungan dengan lima sehat yang dicanangkan, katanya.

“Kegiatan Hardiknas dirangkai dengan beberapa kegiatan mulai dari upacara, senam sehat, pemberian makanan sehat, sosialisasi GSS, permainan edukatif tentang GSS bagi siswa dan penandatanganan komitmen bersama untuk mendukung Gerakan Sekolah Sehat di sekolah,” jelas Nur dalam keterangan pers yang diterima Ekora NTT, Selasa sore.

Hal senada disampaikan Penanggung jawab Program GSS, Irma Rupidara. Ia mengatakan, GSS merupakan upaya sadar yang dilakukan secara bersama-sama dan terus menerus oleh semua pihak, mulai dari pemerintah pusat sampai ke pemerintah daerah, para mitra, satuan pendidikan, masyarakat, pemangku kepentingan lainnya tentang pentingnya penerapan sekolah sehat.

GSS, jelas Irma, berfokus pada sehat bergizi, sehat fisik, sehat imunisasi, sehat jiwa dan sehat lingkungan di satuan pendidikan.

Sehat gizi bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan peserta didik melalui penerapan pola makan yang tepat dan konsumsi makanan bergizi seimbang.

Sehat fisik bertujuan untuk meningkatkan kualitas kesehatan fisik seluruh ekosistem atau warga sekolah atau satuan pendidikan.

Sehat imunisasi bertujuan untuk meningkatkan capaian imunisasi peserta didik agar mendapatkan imunisasi dasar lengkap.

Sehat jiwa bertujuan untuk meningkatkan perkembangan peserta didik, baik secara fisik, mental, spiritual dan sosial, sehingga mampu menyadari kemampuan sendiri dan dapat mengatasi tekanan.

Dan, sehat lingkungan meningkatkan kondisi satuan pendidikan yang dapat mendukung tumbuh kembang peserta didik secara optimal, membentuk Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS).

Menurut Irma GSS, memberikan manfaat langsung kepada peserta didik agar ada pembudayaan sehat bergizi, sehat fisik dan sehat imunisasi sehingga status kesehatan meningkat dan dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik bagi peserta didik.

“Juga, peningkatan kesehatan bagi guru dan tenaga kependidikan sehingga dapat melaksanakan tugas dan fungsinya dengan baik,” katanya.

Ia pun berharap para orang tua agar berperan dalam usaha peningkatan derajat atau status kesehatan peserta didik, baik di sekolah maupun di rumah.

“Untuk itu Gerakan Sekolah Sehat ini menyasar pemerintah provinsi/kabupaten/kota, satuan pendidikan semua tingkatan dan juga ekosistem di keluarga dan masyarakat,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala UPT LL-Dikti Wilayah XV Prof. Dr. Adrianus Amheka saat membacakan sambutan Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim menjelaskan, wajah baru pendidikan dan kebudayaan Indonesia sedang dibangun bersama dengan gerakan Merdeka Belajar.

Nadiem, kata Adrianus, sudah mendengar lagi anak-anak Indonesia berani bermimpi karena mereka merasa merdeka saat belajar di kelas.

Nadiem juga sudah melihat lagi guru-guru yang berani mencoba hal-hal baru karena mereka mendapatkan kepercayaan untuk mengenal dan menilai murid-muridnya.

Juga, sudah menyaksikan lagi para mahasiswa yang siap berkarya dan berkontribusi karena ruang untuk belajar tidak lagi terbatas di dalam kampus.

“Dan kita sudah merayakan lagi semarak karya-karya yang kreatif karena seniman dan pelaku budaya terus didukung untuk berekspresi,” kata Adrianus.

spot_img
TERKINI
BACA JUGA