Maumere, Ekorantt.com – Salah satu keunikan bila berkunjung ke hampir semua kantor cabang dan kantor cabang pembantu dari KSP Kopdit Pintu Air adalah adanya pojok doa.
Tempat ini adalah tempat khusus yang selalu dijadikan kesempatan wajib untuk segenap pegawai untuk wajib mengawali hari kerja dengan berdoa.
Di pojok doa, para karyawan selalu mendaraskan doa setiap pagi hari sebelum memulai pekerjaan.
Pembina rohani Kopdit Pintu Air, Pater Paskalis Patut, O. Carm, pada Maret 2024 lalu berpesan agar pojok doa tidak boleh dibiarkan sepi. Harus selalu ada karyawan atau karyawati yang berkunjung. Mereka berdoa secara bergantian.
Ujud doanya pun, kata dia, sesuai dengan harapan atau niat dari masing-masing karyawan.
“Setiap karyawan dan karyawati mengetahui waktu yang tepat untuk berdoa, jangan lebih dominan ingat gadget (gawai),” ujar Pater Paskalis saat rekoleksi bagi pengurus, pengawas dan staf manajemen Kopdit Pintu Air di Aula Sumur Yakob lantai 3 kantor pusat di Desa Ladogahar, Kecamatan Nita, Kabupaten Sikka, NTT, Jumat, 22 Maret 2024.
Tema rekoleksi saat itu “Mari ke Sumur Yakob: Pertobatan dan Masa depan”. Tema ini berpijak pada bacaan kitab suci yang diambil dari Injil Yohanes, 4: 1-18.
Yesus dan perempuan Samaria di Sumur Yakob menjadi tokoh utama dalam bacaan itu. Yesus memahami luka batin yang dirasakan oleh perempuan Samaria.
“Demikian halnya dengan kita sebagai manusia, datanglah ke Sumur Yakob untuk menimba air hidup,” kata Pater Paskalis.
”Kita selalu mencari sandaran hidup, dan janganlah bersandar pada hal-hal dunia, tetapi bersandarlah pada Tuhan. Tuhan menanti kita disana,” tambahnya.
Menurut dia, tidak pantas saling menertawakan sesama saudara yang berbuat dosa karena semua manusia pernah berbuat dosa. Tuhan menuntut pertobatan dari manusia. Sebab itu, hendaknya segera meninggalkan perbuatan dosa.
“Tobat kita harus tepat dan benar-benar keluar dari niat hati kita, agar kita dapat memperoleh apresiasi kasih dari Tuhan. Kita menjadi pewarta kasih Tuhan karena kita telah mendapatkan buah pertobatan,” katanya.
Dikatakan, Pintu Air adalah Sumur Yakob bagi segenap anggota. Koperasi ini mengundang Yesus untuk tinggal dan Dia berkenan mengubah air menjadi air kehidupan yang membuat siapapun yang meminumnya tidak pernah haus lagi.
“Pintu Air dahulu, kini, dan akan datang. Dahulu Pintu Air lahir dari sebuah perjuangan yang sangat berat, dan hingga kini dengan tantangan yang berbeda.”
Tantangan dan perjuangan Pintu Air saat ini, menurut Pater Paskalis, adalah bertobat dan mendengar Tuhan yang menyapa manajemen.
Melalui jalan pertobatan yang baik maka bisa menceritakan Pintu Air dengan baik pula dan menjemput anggota sebanyak-banyaknya. Sebab, anggota percaya melalui Pintu Air dapat memperoleh air hidup yang dapat mengubah hidupnya.
Pintu Air, lanjut dia, bukan sekadar mengurus uang, tetapi membagi kasih persaudaraan yang dibangun atas dasar kerja keras, hemat, menabung, dan saling menolong.
Pater Paskalis menambahkan, masa prapaskah merupakan kesempatan untuk bertobat baik individu maupun sebagai pengurus, pengawas ataupun manajemen.
“Refleksi kita agar bertobat dengan benar menyadari diri sebagai orang berdosa jujur di hadapan Tuhan.”
“Sebagai refleksi bagi kita, apa yang salah atau keliru dari setiap kebijakan yang diterapkan, mencari akar persoalan dalam semangat tobat untuk dapat membawa semua anggota pada sukacita dan kesejahteraan menjadi jalan terbaik,” kata Pater Paskalis.