Bajawa, Ekorantt.com – Jastin Toda, siswa kelas VII Sekolah Menengah Swasta Seminari St. Yohanes Berkhmans Mataloko, Kabupaten Ngada mengatakan, seminaris merupakan calon pemimpin masa depan.
Menurut dia, seminaris perlu belajar untuk berpikir kritis dan bersikap toleransi terhadap berbagai perbedaan.
Dikatakan, seminaris tidak hanya sebagai calon Imam Katolik, melainkan juga sebagai calon pemimpin di masa depan.
Seminaris adalah para pemuda yang mampu berpikir kritis terhadap kondisi sosial dan memiliki kesadaran kolektif yang tinggi terhadap pentingnya persatuan.
“Istilah seminaris merujuk pada para pemuda yang aktif berdiskusi dan memperluas wawasan kebangsaan untuk memperjuangkan kemerdekaan,” kata Jastin saat menjadi moderator dalam diskusi di SMPS Seminari Mataloko, Senin, 28 Oktober 2024.
Diskusi bertajuk “Seminaris dan Daya Juang” tersebut dalam rangka memperingati Hari Sumpah Pemuda, 28 Oktober 2024.
Menurut Jastin, penting bagi seminaris untuk terus belajar dan berdiskusi, terutama dalam menghadapi berbagai perubahan di era digital, seperti hoaks dan ujaran kebencian yang semakin marak.
Ketua Osis SMPS Seminari Mataloko, Romero Watu mengatakan, dengan mengambil tema ‘Seminaris dan Daya Juang’, seminaris tentu saja diingatkan akan pentingnya bagi generasi muda memiliki semangat juang dalam kehidupan sehari-hari.
Romero mengatakan, Sumpah Pemuda merupakan gagasan dari para pendahulu untuk bersatu dan berjuang dengan gagasan besar.
Dari mereka, seminaris menggali ilmu dan berjuang dengan pikiran. Kini, di era digital, seminaris juga diharapkan untuk memiliki semangat juang yang sama, tetapi dengan cara yang berbeda, misalnya menghargai perbedaan.
Dengan diskusi itu, Romero mengharapkan agar para siswa seminari mampu menyikapi berbagai perubahan yang terjadi di era modern ini.
Selain itu, dalam konteks formasi calon imam, seminaris diajak untuk menumbuhkan dan menghidupkan daya juang dalam bidang akademik, kedisiplinan hidup, kehidupan rohani dan dalam kehidupan sosial.
Penulis: Risto Jomang