Kupang, Ekorantt.com – Wakil Wali Kota Kupang, Serena Francis mengimbau seluruh siswa SMA Negeri 3 Kupang untuk menjauhi tindakan bullying di lingkungan sekolah.
Ajakan ini disampaikan Serena saat menjadi pembicara dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) di hadapan 432 siswa baru pada Rabu, 16 Juli 2025.
Serena menyampaikan bahwa bullying yang terjadi di sekolah berdampak serius terhadap kesehatan mental para siswa.
Menurutnya, kondisi mental yang terganggu serta ketidakmampuan dalam mengelola stres dapat mendorong siswa untuk mengambil keputusan ekstrem.
“Dan ini sudah banyak sekali terjadi kasus-kasus bunuh diri di kalangan pelajar di Kota Kupang,” kata Serena.
Serena yang merupakan alumni SMA Negeri 3 Kupang tahun 2014 itu juga mendorong para siswa untuk tidak malu menyampaikan kepada orang tua maupun guru jika mengalami bullying.
“Hal ini agar mereka kembali percaya diri dan mental health mereka lebih terjaga saat proses belajar mengajar,” terangnya.
Ia menegaskan bahwa Pemerintah Kota Kupang memberikan perhatian serius terhadap permasalahan bullying di sekolah. Melalui Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, pemerintah rutin memberikan informasi seputar kesehatan mental dan pengelolaan stres kepada siswa.
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 3 Kupang, Ishak Balbesi menjelaskan, pihak sekolah telah mengambil langkah nyata untuk mencegah kekerasan di lingkungan sekolah.
Sejak 2023, pihaknya telah membentuk Tim Pencegahan dan Penanggulangan Kekerasan di Sekolah serta menyediakan link aduan khusus bagi siswa.
Tim itu diketuai oleh Wakil Kepala Sekolah Bidang Humas, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan, dan guru bimbingan konseling.
Link aduan diberikan kepada seluruh siswa agar mereka dapat menyampaikan laporan secara anonim apabila merasa malu untuk melapor langsung.
“Kami benar-benar menginginkan anak-anak yang sekolah di sini merasa aman dan nyaman,” ujarnya.
Ishak juga mengungkapkan, sejak tim dibentuk dan sosialisasi dilakukan secara berkelanjutan, kasus bullying dan kekerasan di sekolah mengalami penurunan signifikan.
Sebagai bentuk komitmen, sekolah juga mengundang Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak untuk memberikan materi tentang kekerasan terhadap perempuan dan perlindungan anak selama MPLS berlangsung.
“Ini motivasinya ingin memberikan MPLS ramah anak karena materi tentang kekerasan perempuan dan anak harus ada,” tandasnya.
Ia berharap, melalui kegiatan MPLS ramah anak yang berlangsung selama empat hari, seluruh siswa baru dapat menghindari perilaku bullying dan kekerasan di lingkungan sekolah.
Sementara itu, Reynard Aurelius Sihite, Ketua Panitia MPLS dari kalangan siswa kelas XII sekaligus Wakil Ketua OSIS SMAN 3 Kupang, menyampaikan bahwa selama MPLS para siswa baru diperkenalkan pada aturan dan tata tertib sekolah.
“Mereka diperkenalkan tentang cara berseragam, fasilitas dan mengenalkan tujuh kebiasaan anak Indonesia,” ujarnya.
Reynard menambahkan, siswa juga menerima materi dari OSIS terkait kedisiplinan dalam berseragam sebagai bagian dari pembentukan karakter dan budaya sekolah yang positif.