Maumere, Ekorantt.com – Kopdit Swasti Sari ikut menyukseskan kegiatan operasi gratis bibir sumbing yang berlangsung selama tiga hari, 4-6 Desember 2025 Rumah Sakit (RS) Santa Elisabeth Lela.
Kopdit yang berpusat di Kupang itu berkolaborasi bersama Yayasan Permata Sari Semarang, Yayasan Santa Elisabeth Keuskupan Maumere, dan RS Santa Elisabeth Lela.
Sebanyak 26 pasien dari daerah Sikka, Ende, Ngada, Nagekeo, Flores Timur, hingga Lembata terlibat, dengan cakupan operasi sumbing bibir, langit-langit, dan rekonstruksi wajah.
Kepala RS Santa Elisabeth Lela, dr. Bernadina Sada Nenu, mengatakan operasi tersebut bukan sekadar tindakan perbaikan bentuk wajah, melainkan tindakan yang menyentuh inti kualitas hidup seseorang.
“Ini tentang makan, minum, berbicara, mendengar-fungsi dasar manusia yang sering tidak kita sadari pentingnya,” ujarnya.
Wakil General Manajer Kopdit Swasti Sari, Kasmirus Kopong kepada wartawan mengatakan bahwa lembaganya terus berkomitmen berada di garis depan pelayanan kemanusiaan.
“Kami ingin kehadiran Kopdit Swasti Sari terasa nyata bagi masyarakat, bukan hanya dalam layanan keuangan, tetapi juga dalam aksi nyata kemanusiaan,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa Kopdit Swasti Sari akan terus membuka ruang kolaborasi untuk program-program sosial di berbagai daerah.
Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago mengapresiasi dukungan para mitra dan tenaga medis yang terlibat dalam misi kemanusiaan tersebut.
“Ini bukan hanya momentum pelayanan kesehatan. Ini adalah hari pemulihan harapan, hari ketika senyum yang pernah pudar akan kembali bersinar,” ujar Juventus.
Ia menyebut, RS Santa Elisabeth Lela memiliki peran penting dalam sejarah pelayanan kesehatan di Flores dan Lembata. Menurutnya, rumah sakit swasta tersebut telah menjadi tempat pengabdian, penyembuhan, dan pelayanan penuh cinta kasih dari generasi ke generasi.
“Sejarah panjang RS Lela kembali ditambahkan dengan karya besar. Kegiatan operasi gratis membuka pintu bagi senyum, kesehatan, dan martabat hidup yang lebih baik,” kata Juventus.
Ia memberikan apresiasi khusus kepada tim dokter spesialis yang datang dari berbagai kota besar. Ia menyebut kedatangan mereka sebagai bentuk kepedulian luar biasa bagi masyarakat.
“Operasi yang dilakukan hingga malam selama tiga hari tentu membutuhkan tenaga dan pengorbanan besar. Namun kebaikan tidak pernah mengenal batas, karena kebaikan selalu menemukan jalannya,” tambahnya.
Kepada para keluarga pasien, Juventus mengajak untuk tetap optimis dan mempercayai tim medis yang menangani para pasien.
“Anak-anak akan tersenyum lebih lebar dan menatap masa depan dengan harapan baru. Percayalah, mereka ditangani oleh para dokter terbaik yang bangsa ini miliki,” pungkasnya.













