Huntara Penyintas Erupsi Gunung Lewotobi Terancam Roboh Dampak Pergerakan Tanah

Saul menjelaskan kondisi potensi amblasnya tanah itu dipengaruhi oleh topografi wilayah Huntara itu berbukit-bukit. Ditambah intensitas hujan tinggi berdampak struktur tanah bergerak. 

Larantuka, Ekorantt.com – Hunian sementara (Huntara) IV penyintas erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki terancam roboh akibat pergerakan tanah setelah curah hujan tinggi. Pemerintah Kabupaten Flores Timur pun berencana memindahkan lokasi Huntara tersebut.

Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Flores Timur, Saul Hekin menyebutkan, sebanyak delapan kopel di Huntara tersebut memungkinkan untuk dipindahkan ke lokasi yang lebih rata. 

“Karena potensi tanah di Huntara empat itu patah. Amblas kalau tidak ditangani. Kalau kita pakai konstruksi bangunan, kita belum pesan kawat dari Jakarta, belum sampai di sini bangunan sudah roboh,” kata Saul di ruang kerjanya, Senin, 15 Desember 2025.

“Terpaksa kita turap-turap saja. Itu kalau kita biarkan lagi dia amblas,” ucap dia. 

Saul menjelaskan kondisi potensi amblasnya tanah itu dipengaruhi oleh topografi wilayah Huntara itu berbukit-bukit. Ditambah intensitas hujan tinggi berdampak struktur tanah bergerak. 

“Kita tidak tahu pemadatan seperti apa. Kalau pemadatan secara bertahap itu baik. Tapi, kalau mereka timbun lalu pemadatan itu dilakukan hanya satu kali. Maka, saat hujan tanah itu tetap akan bergerak,” ungkap Saul. 

Menurut Saul, apabila Huntara tidak dipindahkan maka akan berdampak pada kerugian yang lebih besar. Pemerintah setempat bakal mengkaji untuk memindahkan delapan kopel.

“Masih konsep, belum melalui kajian yang mendalam. Takutnya kita tangani lebih mahal dan berisiko tinggi,” pungkasnya. 

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Flores Timur, Ferdynandus M. Moat Aeng, kembali menegaskan bahwa keputusan untuk pemindahan itu perlu ada kajian yang komprehensif.

“Dan tentu melalui keputusan pengatur kebijakan dalam hal ini pak bupati, pak wakil bupati, dan pak sekda. Jika, bisa saja terjadi pemindahan beberapa kopel di Huntara empat yang rawan sekali roboh itu. Maka bisa kita pindahkan,” ungkap Ferdynandus. 

Ferdynandus menjelaskan pada prinsipnya saat ini pemerintah fokus untuk melakukan upaya tanggap darurat dengan mengerjakan saluran drainase dan pemasangan turap. 

“Kita kerjakan dahulu dua hal ini, saluran drainase dan turap ini. Kalau memang dipindahkan baru kita pindahkan. Tinggal kita carikan kawasan di Desa Konga yang bisa dibuat untuk pengungsi baru kita buat,” kata dia. 

Untuk diketahui, delapan kopel di Huntara IV yang direncanakan untuk dipindahkan dihuni 40 kepala keluarga (KK).

TERKINI
BACA JUGA
spot_img
spot_img