Maumere, Ekorantt.com – Memasuki 100 hari kerja pasangan Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago (JPYK) dan Wakil Bupati Simon Subandi Supriadi, Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) DPRD Kabupaten Sikka menyampaikan evaluasi yang cukup tajam.
Menurut Fraksi PKB, kolaborasi antara kedua pemimpin tersebut, serta hubungan mereka dengan berbagai elemen penting pemerintahan, dinilai belum terbangun dengan baik.
Penilaian ini disampaikan langsung oleh Ketua Fraksi PKB, Yoseph Karmianto Eri—yang akrab disapa Manto—dalam Rapat Paripurna V Masa Sidang III Tahun 2025 DPRD Kabupaten Sikka yang digelar pada Selasa, 10 Juni 2025.
Rapat tersebut membahas pandangan umum fraksi-fraksi terhadap Pidato Pengantar Rancangan Awal RPJMD Kabupaten Sikka 2025–2030.
“Kami menilai belum terlihat adanya kerja sama yang kolaboratif, baik antara Bupati dan Wakil Bupati maupun antara Bupati dengan ASN, Forkopimda, dan DPRD,” ujar Manto dengan tegas.
Fraksi PKB juga menyoroti hubungan yang kurang harmonis antara Ketua PKK dan Ketua Dharma Wanita, yang dianggap menciptakan ketegangan yang tidak perlu, terutama jika konflik terbuka terjadi di ruang publik atau media sosial.
Dalam pernyataan selanjutnya, Fraksi PKB menilai janji untuk membenahi manajemen RSUD TC Hillers Maumere belum menunjukkan hasil nyata.
Hal serupa juga terjadi pada penguatan layanan JKN dan penanganan dampak Covid-19, yang dinilai belum maksimal dalam menyentuh kepentingan para pemangku kepentingan di rumah sakit.
Sorotan lainnya datang dari janji pemerintah menaikkan insentif bagi guru honorer.
Fraksi PKB mengingatkan bahwa kebijakan tersebut harus mengacu pada UU Nomor 1 Tahun 2022, Pasal 146, yang mewajibkan daerah menyesuaikan belanja pegawai agar tidak melebihi 30 persen dari APBD paling lambat tahun 2027.
Saat ini, belanja pegawai Kabupaten Sikka disebut hampir mencapai 50 persen, yang secara signifikan mengurangi ruang fiskal daerah.
“Oleh sebab itu, kami mendorong agar strategi pembatasan belanja pegawai secara tegas dimuat dalam dokumen RPJMD 2025–2030,” tambah Manto.
Perjalanan dinas Bupati dan Wakil Bupati pun tak luput dari perhatian. Fraksi PKB meminta adanya penjelasan konkret terkait hasil dari berbagai kunjungan tersebut, serta keterbukaan dalam penggunaan anggaran.
Meski mengkritisi, Fraksi PKB juga menyatakan akan mendorong peningkatan anggaran perjalanan dinas dengan harapan bisa membuka akses lebih luas terhadap program-program kementerian dan lembaga pusat.
Masalah pengelolaan sampah juga menjadi perhatian, khususnya di kawasan jalan lingkar luar Maumere yang masih dipenuhi tumpukan sampah.
Di sisi lain, rumah jabatan Bupati juga disorot karena dinilai belum menjadi ruang diskusi yang inklusif antara ASN dan DPRD.
Fraksi PKB menilai rumah jabatan masih terlalu eksklusif dan lebih banyak diisi oleh tim sukses yang tidak memiliki kontribusi signifikan terhadap pembangunan daerah.
Fraksi PKB pun tetap memberikan dukungan moral kepada pasangan JPYK-Simon.
Mereka berharap kepemimpinan keduanya mampu mengedepankan kepentingan rakyat di atas kepentingan kelompok atau individu tertentu.
“Fraksi PKB akan tetap berdiri di posisi yang objektif, menyampaikan kritik konstruktif agar Bupati dan Wakil Bupati lebih memahami serta menguasai tata kelola pemerintahan menuju ‘Maumere Baru’ yang penuh kerendahan hati,” kata Manto.
Ia menambahkan bahwa pemimpin yang ideal adalah mereka yang memiliki tiga pilar penting: pengalaman (Experience), kerja nyata (Experiment), dan harapan baru (Expectation).
“Fraksi PKB melihat bahwa Pak JPYK dan Pak Simon berpotensi menjadi pemimpin Triple X, apabila mampu menggabungkan ketiganya sebagai bagian dari roh spiritualitas Maumere Baru,” pungkasnya.