Konser Musik Kolaborasi Aura Music Course dan OMK Paroki Nita Refleksikan Peran Bunda Maria

0

Maumere, Ekorantt.com – LPK Aura Music Course berkolaborasi dengan Orang Muda Katolik (OMK) Emaus Paroki Nita menyelenggarakan konser musik tahun yubileum di Aula Paroki Nita, Jumat, 6 Juni 2025.

Bertema “Per Mariam Ad Jesum”, konser ini bertujuan untuk merefleksikan peran Bunda Maria dalam sejarah keselamatan, juga merayakan tahun Yubileum 2025. Per Mariam Ad Jesum berarti melalui Bunda Maria kepada Yesus.

“Kita berdoa melalui perantaraan Bunda Perawan Maria untuk sampai kepada Tuhan Yesus. Konser malam ini adalah konser untuk menghormati bunda Maria sebagai tokoh sentral dalam devosi kita,” kata Ketua Panitia Konser, Yohanes Vianey Rawin dalam sambutannya.

Jelas Javen, sapaannya, anak-anak dari LPK Aura Music Course dan OMK Nita berusaha untuk merenungkan sosok Maria sekaligus merayakan Tahun Yubileum melalui bakat dan kemampuan yang dimiliki.

Lagu-lagu yang mereka bawakan semuanya bertajuk Bunda Maria.

Organis Cilik

Yanuarius Anton Oja, pengajar di LPK Aura Music Course Cabang Nita, mengatakan bahwa konser ini menghadirkan 95 organis cilik dengan rentang usia 5-17 tahun. Mereka adalah siswa-siswi yang kursus musik liturgi Katolik di LPK Aura Music Course.

“Sebagian besar organis cilik dari cabang Nita, ditambah 10 organis dari cabang Maumere.”

Berkolaborasi dengan OMK Emaus Paroki Nita sebagai penyanyi koor, mereka membawakan tujuh buah lagu.

Lagu-lagu yang dibawakan yakni Ave Maria Schubert, Di Lourdes, Contigo Maria, Ave Maria Charles, Ave Maria Ina Bela, Angel, dan Magnificat.

“Masing-masing lagu diiringi oleh sekitar 13 organis,” kata Beno Witin, salah satu pengajar sekaligus kepala divisi konser di LPK Aura Music Course.

Para organis cilik ini sebelumnya telah mengikuti rangkaian kursus di Aura Music Course. Mereka diajarkan dasar-dasar musik liturgi, kemampuan membacakan notasi, menyanyikan lagu koor sesuai notasi, serta memainkan keyboard seturut nada-nada dalam teks.

Kata Heribertus Putra Ama Doni, Pimpinan LPK Aura Music Course, “pelatihan organis bertujuan untuk mendidik dan mempersiapkan anak-anak, khususnya untuk mengasah bakat dan kemampuan mereka dalam bermusik liturgi.”

“Dengan konser seperti ini, bukan hanya bakat yang diasah, tetapi juga pemahaman akan nilai sosial dan agama,” ujar Erik, sapaannya, saat sambutan.

Erik mendirikan LPK Aura Music Course pada 2018, yang semula tempat kursus piano biasa. Kemudian, berkembang pesat hingga mendidik 400-an anak yang tersebar di empat cabang yakni Cabang Utama di Maumere, Cabang Kewapante, Cabang Waigete, dan Cabang Nita.

“Dalam waktu dekat kita akan meresmikan cabang kelima, yakni cabang Paga,” kata Erik.

Pimpinan LPK Aura Music Course, Erik saat diwawancarai wartawan usai konser.

Sebagai Kidung Pujian

Elisbet Regina Masalaot, murid di LPK Aura Music Course mengatakan, konser tersebut merupakan “kidung pujian untuk bunda Maria di tahun yubileum.”

“Konser ini juga menjadi sarana bagi kami untuk menunjukkan bakat dan kemampuan kami,” kata Elsa.

Elsa turut mengiringi satu lagu konser, yakni lagu Angel. Proses latihannya berjalan hampir seminggu.

Elsa telah menjalani kursus di Aura Music Course sekitar empat tahunan. Harapannya, emakin banyak anak-anak yang mau menunjukkan bakat lewat musik.

Sementara itu, Erik mengatakan sangat berbahagia dan bangga dengan anak-anak kursusnya serta OMK Paroki Nita yang mampu menampilkan yang terbaik dari kemampuan yang mereka miliki.

“Kami yakin bunda Maria benar-benar mendukung kami dan membawa sukacita yang luar biasa bagi siswa-siswi Aura Music Course, OMK, dan seluruh umat yang hadir,” kata Erik usai konser.

Menurutnya, konser ini merupakan salah bentuk merayakan tahun yubileum, di mana umat bisa menata harapannya dalam iman.

Selain itu, dengan konser, pihaknya juga ingin membangun “transformasi generasi di mana kita mau secara bertahap anak-anak bisa melakukan hal-hal yang positif dan berguna bagi banyak orang.”

“Semoga ke depannya Aura Music Course terus berkembang dan untuk orang muda Katolik teruslah berkarya untuk gereja dan tanah air,” tandasnya.

Persiapan OMK Youth Day 2026

Konser tersebut juga merupakan rangkaian persiapan menyongsong OMK Youth Day Indonesia tahun 2026 dengan tuan rumah OMK Paroki Nita.

Karena itu, uang yang terkumpul dalam konser akan diserahkan sepenuhnya untuk kepentingan OMK Paroki Nita, kata Erik.

Sejumlah lagu pun dilelang. Hal ini disambut dengan hangat oleh undangan yang hadir. Lagu-lagu yang ditawarkan dibeli dengan harga bervariasi, dari Rp250 ribu hingga Rp1 juta.

Baik OMK Paroki Nita maupun siswa-siswi Aura Music Course membawakan lagu dengan maksimal.

Pihak yang terlibat dalam konser berpose bersama usai konser

Wilma, salah satu OMK Paroki Nita yang terlibat dalam konser, mengungkapkan kebanggaannya dengan Aura Music Course.

“Luar biasa karena dari bakat yang ada dapat memberikan yang terbaik,” kata Wilma.

Berproses selama sebulan untuk latihan, Wilma sangat bersyukur ia dan semua yang terlibat dalam konser dapat menampilkan dengan maksimal.

“Semoga ke depannya kegiatan seperti ini dapat terus dilaksanakan dan kolaborasi antara OMK dan Aura Music Course dapat terus terjalin,” ujar dia.

“Semoga ke depannya tetap selalu semangat, terus berproses dan berkarya untuk memuliakan Tuhan dan sesama.”

Dinilai Memaksa, Warga Desak Cabut SK Penetapan Lokasi Geotermal Poco Leok

0

Ruteng, Ekorantt.com – Komunitas Masyarakat Adat Poco Leok kembali menyuarakan penolakan terhadap proyek perluasan Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ulumbu di wilayah mereka.

Penolakan ini disampaikan melalui aksi demonstrasi di Ruteng, ibu kota Kabupaten Manggarai, bertepatan dengan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Kamis, 5 Juni 2025.

Warga mengecam Surat Keputusan (SK) Bupati Manggarai Nomor HK/417/2022 tentang penetapan lokasi proyek, yang mereka anggap otoriter, memaksa, serta dilakukan tanpa proses konsultasi publik yang adil dan transparan.

“Kami mendesak Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit, untuk mencabut SK Penetapan Lokasi proyek geotermal ini,” kata Atry Dahelen, perwakilan perempuan adat Poco Leok, saat membacakan pernyataan sikap komunitas.

Menurut Atry, keberadaan proyek geotermal di Poco Leok telah memecah belah masyarakat, menciptakan ketegangan sosial, dan mengancam kehidupan warga yang secara turun-temurun bergantung pada tanah dan hasil bumi.

Ia menilai pemerintah menyepelekan suara penolakan warga. Suara penolakan selalu dianggap sebagai riak-riak kecil yang tidak berarti.

“Itu merendahkan martabat dan melanggar hak asasi manusia kami sebagai warga adat,” katanya.

Warga meminta pemerintah, PT PLN, dan bank pembangunan Jerman KfW sebagai pendana proyek, untuk menghentikan seluruh proses sosialisasi, survei, hingga pengadaan lahan proyek. Mereka bahkan menuntut agar penetapan Pulau Flores sebagai pulau panas bumi dicabut, karena dinilai dilakukan secara sepihak.

“Penetapan ini berpotensi merusak ekosistem manusia dan lingkungan di pulau kecil kami. Sekali menolak, kami akan terus menolak, tanpa syarat,” tambah Atry dengan lantang.

Aksi Damai Warga Diwarnai Ketegangan

Demonstrasi warga yang dimulai dengan orasi damai di depan Kantor Bupati Manggarai, berubah menjadi tegang ketika Bupati Hery Nabit muncul dan memimpin massa tandingan.

Warga Poco Leok sempat membawakan lagu-lagu tradisional Nenggo saat berorasi, menyuarakan tuntutan pencabutan SK lokasi.

Sekitar pukul 13.20 Wita, Bupati Nabit keluar dari kantornya saat salah satu warga sedang berorasi dan berusaha mendekati gerbang sambil berteriak.

Aksi itu sempat dicegah oleh aparat Satpol PP. Namun, tidak lama setelahnya, Bupati Hery terlihat memimpin massa lain yang berkumpul di sekitar Gereja Katedral Ruteng Lama.

Massa tersebut kemudian bergerak ke arah kantor bupati, memaksa warga Poco Leok membatalkan rencana penutupan aksi mereka di depan gereja.

Pada pukul 14.05 Wita, warga berencana kembali ke kampung, namun tiga dari delapan mobil yang membawa mereka dicegat oleh massa tersebut. Ketegangan sempat meningkat sebelum pihak kepolisian mengamankan situasi dan membawa warga ke Polres Manggarai.

Di kantor polisi, Bupati Nabit sempat menemui warga karena merasa tersinggung oleh orasi yang menyebut namanya secara langsung. Setelah proses mediasi, warga akhirnya dikawal kembali ke Poco Leok sekitar pukul 17.00 Wita.

Proyek perluasan PLTP Ulumbu merupakan bagian dari rencana besar pemerintah setelah penetapan Pulau Flores sebagai pulau panas bumi, berdasarkan Keputusan Menteri ESDM Nomor 2268 K/30/MEM/2017.

Proyek ini dilaksanakan oleh PT PLN Unit Induk Pembangunan Nusa Tenggara dan didanai oleh KfW Jerman dengan nilai investasi sekitar 150 juta euro.

Rencana pengembangan PLTP Ulumbu Unit 5 dan 6 menargetkan produksi energi sebesar 2×20 megawatt (MW), di atas kapasitas sebelumnya yang hanya 10 MW dan telah beroperasi sejak 2012.

Namun, warga adat Poco Leok menilai proyek ini mengancam ruang hidup mereka, serta dilakukan tanpa proses partisipatif yang menghormati hak-hak masyarakat adat.

Sekber PBI Manggarai Raya Bahas Koordinasi Multipihak Demi Ketahanan Iklim

0

Ruteng, Ekorantt.com – Sekretariat Bersama Pembangunan Ketahanan Iklim (PBI) Manggarai Raya mengadakan pertemuan koordinasi multipihak di Efata Ruteng, Rabu, 4 Juni 2025.

Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai perwakilan lembaga dan instansi, baik dari unsur pemerintah, LSM, maupun sektor swasta.

Asisten II Setda Kabupaten Manggarai, Yos Jelamu mengatakan bahwa perubahan iklim merupakan tantangan nyata yang berdampak besar terhadap keberlanjutan bumi dan kehidupan di dalamnya.

Ia bilang, dampak perubahan iklim telah dirasakan secara langsung di wilayah Manggarai Raya.

“Kita melihat adanya perubahan pola cuaca ekstrem, peningkatan suhu, kenaikan risiko bencana alam, perubahan pola curah hujan, serta kejadian cuaca ekstrem lainnya yang kini menjadi kenyataan,” kata Jelamu.

Ia menyebut sektor pertanian, perikanan, kesehatan masyarakat, dan kelestarian sumber daya alam merupakan sektor-sektor yang terdampak secara langsung.

Oleh karena itu, menurut Jelamu, mitigasi dan adaptasi perubahan iklim menjadi sangat penting demi menjaga ketahanan dan kesejahteraan masyarakat.

Di sisi lain, Jelamu melihat peluang di balik tantangan tersebut. “Perubahan iklim juga bisa menjadi peluang, terutama dalam hal pemanfaatan teknologi baru.”

Jelamu mengapresiasi berbagai inisiatif masyarakat dalam menghadapi perubahan iklim, mulai dari pengelolaan sumber daya alam, penggunaan energi terbarukan, hingga pengembangan pertanian berkelanjutan.

Ia pun mengajak masyarakat dan pemangku kepentingan untuk berkontribusi nyata dalam upaya mitigasi dan adaptasi iklim.

“Upaya ini bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tapi tanggung jawab kita semua. Mari kita mulai dari hal-hal kecil yang dapat berdampak besar,” ajak Jelamu.

Ia menekankan pentingnya pelestarian sumber daya alam melalui menjaga kebersihan lingkungan, mencegah deforestasi, serta pengelolaan air yang bijaksana.

“Kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta sangat penting untuk menciptakan solusi yang efektif,” tambahnya.

Pemerintah, lanjutnya, terus berkomitmen mendorong kebijakan yang pro-lingkungan dan menyediakan fasilitas serta layanan yang mendukung upaya mitigasi dan adaptasi.

“Mari kita jadikan Manggarai Raya sebagai model daerah tangguh dan berkelanjutan dalam menghadapi tantangan perubahan iklim,” tutupnya.

Kawal Hasil Rekomendasi

Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Bapperida Kabupaten Manggarai, Bonevantura Dedi Hendrian Dugis menegaskan, Sekber PBI dan Kelompok Kerja PBI akan mengawal seluruh hasil rekomendasi rapat agar terintegrasi dalam dokumen perencanaan daerah seperti RPJMD dan Renstra perangkat daerah.

“Memasukkan rekomendasi dalam dokumen perencanaan sangat penting agar rencana aksi benar-benar terlaksana dan dapat diukur berdasarkan indikator yang telah disepakati,” ujarnya.

Dedi menambahkan, Sekber PBI akan terus menjalin komunikasi intensif untuk mengevaluasi capaian indikator dan melakukan perbaikan bersama demi ketepatan waktu dan sasaran.

Ia senang karena telah terbentuknya struktur kepengurusan Sekber PBI yang lengkap, melibatkan seluruh komponen LSM dan lembaga non-pemerintah lainnya.

“Dengan struktur yang lengkap, koordinasi akan lebih mudah, dan kami optimistis rencana aksi yang disusun akan lebih kaya dan inovatif,” jelas Dedi.

Untuk sektor pangan, ia menyoroti pentingnya peningkatan Indeks Ketahanan Pangan Kabupaten Manggarai setiap tahunnya, termasuk upaya perluasan lahan tanam melalui pemanfaatan lahan tidur.

“Kelompok kerja PBI telah mengidentifikasi seluruh program, kegiatan, dan sub-kegiatan yang berkaitan langsung dengan isu perubahan iklim. Isu ini akan dikerjakan secara serius, terencana, terukur, dan bermutu, dengan sistem monitoring dan evaluasi yang memadai,” pungkasnya.

Hadir dalam kegiatan ini perwakilan dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Wahana Visi Indonesia, Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Komodo, Yakines, Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA), Plan Internasional, Yayasan Bambu Lestari, perwakilan Komunitas Momang Lino, Yayasan Ayo Indonesia, dan perangkat daerah dari tiga kabupaten: Manggarai Timur, Manggarai, dan Manggarai Barat.

Julie Laiskodat Salurkan 13 Ekor Sapi Kurban untuk Umat Muslim di Flores-Alor

0

Bajawa, Ekorantt.com – Anggota DPR RI, Julie Soetrisno Laiskodat, menyalurkan bantuan sebanyak 13 ekor sapi kurban untuk umat Islam di daratan Flores, Lembata hingga Alor.

Tenaga Ahli DPR RI, Don Copertino Nua, mengatakan bantuan tersebut disalurkan dalam menyemarakkan Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah.

“Selain di Kabupaten Ngada penyerahan hewan kurban berupa sapi juga dilakukan di Alor, Lembata dan seluruh kabupaten di Flores,” ujar Don di Bajawa, Jumat, 6 Juni 2025.

Don merincikan, Kabupaten Alor disalurkan dua ekor sapu, Kabupaten Lembata tiga ekor dan Kabupaten Ende dua ekor.

Sementara, Kabupaten Sikka, Nagekeo, Ngada, Manggarai Timur, Manggarai, dan Kabupaten Manggarai Barat masing-masing mendapat satu ekor hewan kurban.

Ketua DPD Nasdem Ngada, Moses Jala, mengatakan penyerahan hewan kurban itu merupakan bentuk perhatian Julie terhadap umat Muslim yang sedang merayakan Idul Adha.

“Hewan kurban yang diberikan ini untuk memperingati peristiwa kurban, yakni peristiwa penting dimana Nabi Ibrahim bersedia mengorbankan putranya Ismail sebagai wujud kepatuhan terhadap Allah,” kata Moses usai menyerahkan hewan kurban di Masjid Baitul Aqsa Wate, Riung Barat, Jumat.
 
Meskipun tidak hadir langsung pada penyerahan itu, Julie Soetrisno Laiskodat telah menunjukan kedekatan dengan masyarakat NTT, kata Moses.

“Selama lima tahun sebagai Ketua Tim Penggerak PKK atau Ketua Dekranasda NTT, beliau tidak pernah berubah. Hatinya tetap untuk masyarakat NTT,” kata Moses.

Ia berharap bantuan hewan kurban itu dapat meringankan beban umat Muslim di Riung Barat yang merayakan Idul Adha.

“Atas nama ibu Julie Soetrisno Laiskodat kami mengucapkan selamat Hari Raya Idul Adha 1446 Hijriah. Mohon maaf lahir dan batin,” ungkap dia.

Yani Nani, umat Muslim Riung Barat menyampaikan terima kasih atas perhatian anggota DPR RI Julie Soetrisno Laiskodat terhadap warga di wilayah itu.

Menurutnya, bantuan hewan kurban itu dapat membantu umat Muslim yang ada di Riung Barat khususnya di Desa Wate yang merasakan suasana kebersamaan dalam peristiwa penting itu.

“Sekali lagi kami umat Muslim menyampaikan terima kasih kepada ibu Julie yang sudah membantu umat Muslim di Desa Wate,” tandasnya.

Program Bangun Karya Ditutup, Gubernur NTT: Bukti Kolaborasi Membangun UMKM Berdaya Saing

0

Kupang, Ekorantt.com — Program Bangun Karya, hasil kolaborasi antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Bentoel Group, resmi ditutup oleh Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, dalam sebuah seremoni di Kupang pada Rabu, 4 Juni 2025.

Melki Laka Lena menjelaskan, Program Bangun Karya merupakan bagian dari kampanye keberlanjutan bertajuk Bangun Bangsa yang bertujuan memperkuat kapasitas pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di NTT.

“Program ini telah memberikan pendampingan intensif kepada 10 UMKM di sektor pangan olahan, kosmetik, dan obat tradisional di empat daerah prioritas: Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Alor,” ujar Melki.

Salah satu pencapaian penting dari program ini adalah pembangunan rumah produksi sesuai standar Good Manufacturing Practices (GMP), yang mempercepat proses perizinan produk dari BPOM RI. Selain itu, lebih dari 300 pelaku usaha mikro dan masyarakat umum telah mendapatkan edukasi mengenai praktik produksi yang baik dan aman.

Diluncurkan pada Mei 2024, Bangun Karya menjadi contoh nyata kolaborasi strategis antara sektor industri, regulator, dan pemerintah daerah dalam mendorong pemberdayaan ekonomi lokal berbasis regulasi.

“Kita mulai dari desa, dari pelaku UMKM kecil, untuk membangun NTT yang berdaya saing dan siap menghadapi pasar global,” tegas Melki.

Ia menegaskan, semangat tersebut sejalan dengan Program One Village, One Product (OVOP) yang belum lama diluncurkan sebagai bagian dari transformasi ekonomi berbasis desa.

Kepala Badan POM RI, Jayadi menegaskan komitmen lembaganya dalam memperkuat kapasitas pelaku usaha lokal, khususnya dalam hal pemenuhan aspek legalitas dan keamanan produk.

“Legalitas bukan hanya soal izin, tapi jaminan mutu bagi masyarakat. Kami mendukung penuh inisiatif yang mendorong UMKM tumbuh secara ekonomi sekaligus patuh terhadap regulasi,” kata Jayadi.

Sementara itu, Head of Corporate and Regulatory Affairs Bentoel Group, Dian Widyanarti menyatakan, keterlibatan perusahaannya dalam program ini merupakan bagian dari komitmen membangun masa depan UMKM Indonesia yang inklusif dan kompetitif.

“Melalui Bangun Karya, kami ingin memastikan bahwa UMKM di daerah seperti NTT memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang. Program ini dirancang tidak hanya untuk mendidik, tetapi juga membekali secara praktis, termasuk pembangunan fasilitas produksi sesuai standar BPOM,” jelas Dian.

Ia juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah terhadap keberlanjutan industri tembakau yang telah berkontribusi signifikan terhadap penerimaan negara dan ekonomi kerakyatan.

“Industri ini bukan hanya bagian dari warisan budaya, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap lapangan kerja dan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Penutupan program ditandai dengan pemutaran dokumentasi capaian, penyerahan penghargaan kepada 10 UMKM terbaik, serta acara ramah tamah yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

Program Bangun Karya diharapkan menjadi model kolaborasi lintas sektor dalam mendukung pemberdayaan UMKM berbasis inovasi dan regulasi yang dapat diterapkan secara nasional.

Bawaslu Manggarai Kembalikan Rp1,1 Miliar ke Kas Daerah, Klaim Transparansi Penggunaan Anggaran

0

Ruteng, Ekorantt.com – Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, mengembalikan sisa anggaran dana hibah sebesar Rp1.104.944.457 ke kas daerah. Pengembalian ini diklaim sebagai bentuk komitmen terhadap transparansi dan akuntabilitas dalam pengelolaan anggaran Pemilu 2024.

Penyerahan dana dilakukan oleh Ketua Bawaslu Manggarai, Fortunatus Hamsah Manah, kepada Bupati Manggarai, Herybertus G. L. Nabit, pada Rabu pagi, 4 Juni 2025, di Ruteng.

Fortunatus menyebut pengembalian sisa dana tersebut merupakan wujud tanggung jawab moral lembaganya dalam memastikan praktik demokrasi yang bersih dan akuntabel.

“Demokrasi seringkali dipersempit maknanya hanya pada pemungutan suara. Padahal sejatinya, demokrasi adalah praktik keseharian dalam tata kelola lembaga publik yang bersih, akuntabel, dan berpihak pada kebaikan bersama,” ujarnya.

Ia menegaskan, pengembalian dana bukan semata soal kelebihan anggaran, tetapi mencerminkan komitmen etik Bawaslu dalam menjaga integritas proses demokrasi hingga tahap akhir.

Sebagai informasi, Pemerintah Kabupaten Manggarai telah mengalokasikan dana hibah sebesar Rp9 miliar untuk mendukung pelaksanaan Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Manggarai tahun 2024.

Dana tersebut merupakan bentuk dukungan daerah terhadap penyelenggaraan pemilihan yang demokratis, tertib, dan sesuai dengan asas keadilan.

Fortunatus juga mengapresiasi kepada Pemkab Manggarai atas dukungan anggaran maupun sumber daya aparatur sipil negara yang telah terlibat aktif dalam sekretariat Panwaslu kecamatan selama tahapan pemilu dan pilkada serentak.

“Dana ini bukan milik lembaga, apalagi milik pribadi. Ini milik rakyat. Jika tidak digunakan sesuai kebutuhan, maka sudah seharusnya dikembalikan,” tegasnya.

Menurutnya, tindakan ini merupakan bentuk komitmen terhadap prinsip pengelolaan keuangan negara yang profesional, efisien, dan transparan, dengan orientasi utama pada pelayanan publik, bukan sekadar pembelanjaan anggaran.

Langkah Bawaslu Kabupaten Manggarai mengembalikan sisa dana hibah Pemilu 2024 sebesar Rp1.104.944.457 ke kas daerah mendapat apresiasi mendalam dari Bupati Manggarai, Herybertus G.L. Nabit.

“Kita tidak hanya bicara tentang akuntabilitas, tapi kita menyaksikan dan menerima bentuk nyatanya hari ini. Ini adalah praktik baik bagi semua lembaga publik, baik vertikal maupun horizontal, untuk menjadikan transparansi sebagai budaya kerja,” ujar Bupati Hery.

Ia menegaskan, Pemerintah Kabupaten Manggarai akan terus mendorong praktik-praktik serupa dalam setiap lini birokrasi.

Menurutnya, penguatan budaya transparansi bukan sekadar kebijakan administratif, melainkan bagian dari misi kolektif untuk menciptakan pelayanan publik yang bermartabat.

Bupati Hery menambahkan, dalam konteks demokrasi Indonesia yang begitu luas dan kompleks, demokrasi lokal berperan sebagai laboratorium penting. Kabupaten seperti Manggarai, ujarnya, menjadi ruang uji nyata nilai-nilai kebangsaan dalam skala mikro.

“Dan dalam laboratorium kecil itulah, kita menemukan bahwa integritas tidak harus menunggu momentum besar,” katanya.

Apa yang dilakukan Bawaslu Manggarai, lanjutnya, adalah pengingat bahwa demokrasi bukanlah kemewahan prosedural yang mahal, melainkan semangat pengabdian kepada rakyat.

“Dengan mengembalikan dana yang tidak terpakai, mereka tidak hanya mencatatkan laporan keuangan yang rapi, tetapi juga membangun kepercayaan publik modal yang tak ternilai harganya dalam membangun bangsa,” ujar Bupati Hery.

Program Bangun Karya Ditutup, Gubernur NTT: Bukti Kolaborasi Membangun UMKM Berdaya Saing

0

Kupang, Ekorantt.com — Program Bangun Karya, hasil kolaborasi antara Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) Republik Indonesia, Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dan Bentoel Group, resmi ditutup oleh Gubernur NTT, Emanuel Melkiades Laka Lena, dalam sebuah seremoni di Kupang pada Rabu, 4 Juni 2025.

Melki Laka Lena menjelaskan, Program Bangun Karya merupakan bagian dari kampanye keberlanjutan bertajuk Bangun Bangsa yang bertujuan memperkuat kapasitas pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di NTT.

“Program ini telah memberikan pendampingan intensif kepada 10 UMKM di sektor pangan olahan, kosmetik, dan obat tradisional di empat daerah prioritas: Kota Kupang, Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, dan Alor,” ujar Melki.

Salah satu pencapaian penting dari program ini adalah pembangunan rumah produksi sesuai standar Good Manufacturing Practices (GMP), yang mempercepat proses perizinan produk dari BPOM RI. Selain itu, lebih dari 300 pelaku usaha mikro dan masyarakat umum telah mendapatkan edukasi mengenai praktik produksi yang baik dan aman.

Diluncurkan pada Mei 2024, Bangun Karya menjadi contoh nyata kolaborasi strategis antara sektor industri, regulator, dan pemerintah daerah dalam mendorong pemberdayaan ekonomi lokal berbasis regulasi.

“Kita mulai dari desa, dari pelaku UMKM kecil, untuk membangun NTT yang berdaya saing dan siap menghadapi pasar global,” tegas Melki.

Ia menegaskan, semangat tersebut sejalan dengan Program One Village, One Product (OVOP) yang belum lama diluncurkan sebagai bagian dari transformasi ekonomi berbasis desa.

Kepala Badan POM RI, Jayadi menegaskan komitmen lembaganya dalam memperkuat kapasitas pelaku usaha lokal, khususnya dalam hal pemenuhan aspek legalitas dan keamanan produk.

“Legalitas bukan hanya soal izin, tapi jaminan mutu bagi masyarakat. Kami mendukung penuh inisiatif yang mendorong UMKM tumbuh secara ekonomi sekaligus patuh terhadap regulasi,” kata Jayadi.

Sementara itu, Head of Corporate and Regulatory Affairs Bentoel Group, Dian Widyanarti menyatakan, keterlibatan perusahaannya dalam program ini merupakan bagian dari komitmen membangun masa depan UMKM Indonesia yang inklusif dan kompetitif.

“Melalui Bangun Karya, kami ingin memastikan bahwa UMKM di daerah seperti NTT memiliki kesempatan yang setara untuk berkembang. Program ini dirancang tidak hanya untuk mendidik, tetapi juga membekali secara praktis, termasuk pembangunan fasilitas produksi sesuai standar BPOM,” jelas Dian.

Ia juga menekankan pentingnya dukungan pemerintah terhadap keberlanjutan industri tembakau yang telah berkontribusi signifikan terhadap penerimaan negara dan ekonomi kerakyatan.

“Industri ini bukan hanya bagian dari warisan budaya, tetapi juga memberikan kontribusi nyata terhadap lapangan kerja dan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Penutupan program ditandai dengan pemutaran dokumentasi capaian, penyerahan penghargaan kepada 10 UMKM terbaik, serta acara ramah tamah yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan.

Program Bangun Karya diharapkan menjadi model kolaborasi lintas sektor dalam mendukung pemberdayaan UMKM berbasis inovasi dan regulasi yang dapat diterapkan secara nasional.

Guru di Era FB Pro: Menjaga Nilai di Tengah Sorotan

Oleh: Erlyn Lasar*

Di tengah derasnya arus digitalisasi, media sosial tak lagi sekadar ruang ekspresi, tetapi telah menjelma menjadi ladang ekonomi baru. Platform seperti Facebook Pro kini menawarkan peluang monetisasi yang menggiurkan: siapa pun bisa menjadi kreator konten berbayar, termasuk para guru. Fenomena ini bahkan tak terelakkan.

Banyak pendidik mulai aktif membagikan kehidupan sehari-hari mereka; mulai dari rutinitas pagi di dapur atau halaman rumah hingga gaya berpakaian ke sekolah alias outfit of the day check demi menjangkau audiens yang lebih luas dan, tak jarang, mengejar penghasilan tambahan.

Namun dalam semangat berbagi itu, muncul praktik yang patut kita renungkan bersama: guru yang merekam atau bahkan menyiarkan langsung proses mengajarnya di kelas.

Tentu, teknologi dapat memperkaya pengalaman belajar. Tapi ketika kamera diarahkan bukan untuk refleksi atau dokumentasi pembelajaran, melainkan untuk memburu likes, viralitas, dan selera algoritma, kita berhadapan dengan pertanyaan penting: untuk siapa sebenarnya proses itu dilakukan?

Profesi guru menuntut lebih dari sekadar kemampuan berbicara di depan kelas. Ia adalah panggilan untuk hidup dalam nilai-nilai pendidikan: keteladanan, empati, dan kehadiran autentik.

Seperti diingatkan Paulo Freire (1970), pendidikan adalah praktik pembebasan, bukan sekadar pertunjukan. Ketika proses belajar menjadi konten konsumsi publik tanpa perlindungan terhadap privasi dan martabat peserta didik, maka ada risiko pendidikan tergelincir menjadi tontonan. Kita tidak lagi mendidik, tetapi memproduksi citra.

Ada bahaya yang tak kasatmata saat guru merasa lebih “hidup” karena tampil di feed ketimbang hadir penuh dalam proses belajar. Ketika validasi lebih banyak datang dari penonton anonim dibandingkan dari peserta didik yang nyata, maka identitas profesional pun bisa kabur.

Parker J. Palmer dalam The Courage to Teach (1998) mengingatkan bahwa kualitas pengajaran lahir dari integritas pribadi, bukan semata teknik atau visualisasi. Mengajar bukanlah performa, melainkan praktik relasional yang jujur.

Tentu saja, ini bukan seruan untuk menjauhi media sosial. Justru ruang digital bisa menjadi alat penting untuk berbagi praktik baik, membangun komunitas belajar, dan memperluas pengaruh pendidikan. Namun perlu ada kejelasan arah: apakah kehadiran guru di media sosial memperkuat misi pendidikannya, atau justru memperlemah kompas etiknya?

Di tengah derasnya notifikasi, tren, dan target digital, mungkin sudah saatnya guru memiliki ruang jeda untuk menata ulang prioritas. Alat refleksi sederhana seperti Eisenhower Matrix bisa menjadi teman harian yang membantu memilah antara hal-hal yang penting dan mendesak.

Membuat konten bisa terasa mendesak, tetapi apakah itu sungguh penting bagi perkembangan peserta didik? Sebaliknya, menemani siswa yang sedang patah semangat atau merancang pembelajaran bermakna mungkin justru tidak mendesak, tapi sangat penting.

Pilihan-pilihan kecil inilah yang secara perlahan membentuk siapa kita; di ruang-ruang sunyi yang tak terekam kamera, seorang guru membangun nilai dan pengaruh yang tahan waktu. Sebab identitas guru tidak dibentuk oleh sorotan, tetapi oleh kesetiaan terhadap hal-hal yang mungkin tak terlihat namun justru paling berdampak.

*Penulis adalah mahasiswa di Monash University

Tunjangan Profesi Belum Dibayar, Guru di Ende Mengadu ke Bupati

0

Ende, Ekorantt.com – Belasan guru yang tergabung dalam forum perjuangan guru di Kabupaten Ende, Provinsi NTT menuntut hak mereka yang belum dibayar oleh pemerintah setempat hingga saat ini.

Mereka datang ke Kantor Bupati Ende, Rabu, 4 Juni 2025 untuk mempertanyakan kepastian pembayaran tunjangan profesi guru pada triwulan keempat tahun 2024.

“Kami datang untuk bertemu bapak Bupati Ende. Kami ingin menyampaikan keluhan bahwa hak kami belum dibayar berupa tunjangan profesi guru dan tunjangan khusus guru triwulan empat tahun 2024 belum dibayar,” ujar Koordinator Forum Perjuangan Guru, Damianus Seda.

Hak mereka berupa tunjangan khusus guru (TKG) dan tunjangan penghasilan (Tamsil) triwulan empat tahun 2024 belum dibayar oleh Pemkab Ende.

Adapun besaran tunjangan yang harus diterima Damianus yakni TKG triwulan 4 tahun 2024 sebesar Rp13 juta.

“Kendala yang kita alami berupa gangguan konsentrasi mengajar sebab kita dibebani hutang rumah tangga,” ungkap dia.

“Terus terang kita di kampung kebutuhan setiap saat, kami harus gali lubang tutup lubang, kita terpaksa hutang dimana-mana,” tambah Damianus.

Selain itu, beban yang dialami adalah biaya pendidikan anak yang masih mengenyam pendidikan di perguruan tinggi serta persiapan tahun ajaran baru.

“Berat sekali aji (adik), karena gaji bulanan yang saya terima sedikit karena ada angsuran bank. Jadi yang kita harap itu dengan tunjangan ini, tapi tidak dibayar itu yang menjadi kendala,” kata dia.

Meskipun demikian, ia berkomitmen untuk tetap melaksanakan tugasnya dengan baik dalam menciptakan generasi Ende yang cerdas.

Ia berharap Pemkab Ende bisa mencari solusi dan segera menyelesaikan persoalan yang dihadapi para guru.

“Harapan bapak bupati cepat dapat solusi dan jalan keluar sehingga bisa bayar hak kami yang tertunda,” kata Damianus.

Sementara itu Bupati Ende Yosef Benediktus Badeoda saat dikonfirmasi Ekora NTT, mengatakan akan segera dibayar. Kendati begitu, ia enggan memastikan waktu pembayarannya secara detail.

“Saat ini kita sedang cek dan akan secepatnya kita bayar,” tandas Yosef.

Soal Sampah di Pasar Inpres Larantuka, Dinas Saling Lempar Tanggung Jawab

0

Larantuka, Ekorantt.com – Aroma tak sedap tercium meruak di area Pasar Inpres Larantuka, Kabupaten Flores Timur (Flotim) pada Kamis, 5 Juni 2025. Pedagang maupun pengunjung merasa resah dengan kondisi itu.

“Tiap hari, bau tak sedap kami cium. Nyaman tidak nyaman, mau bagaimana lagi, terima saja,” ungkap Adi, salah satu pedagang sembako pada Kamis siang.

Adi mengatakan bau tak sedap berasal dari tumpukan sampah di atas genangan air di drainase area pasar. Petugas kebersihan belum mengangkat kotoran itu.

“Itu tumpukan sampah juga ada sana-sini, tidak diangkut-angkut. Airnya juga tidak mengalir, tergenang di saluran got,” tutur Adi.

Di sisi lain, Adi kesal dengan perilaku para pedagang ikan yang berasal dari luar area pasar yang membuang sampah, sisa air, dan bangkai ikan sembarangan di drainase.

“Buang air ikan dan bangkai di depan got di situ tanpa peduli dengan kita di sini,” kata Adi.

“Mau bilang bagaimana, kita orang Larantuka semua. Siapa mau omong siapa?” tambah Adi ketus.

Tampak tumpukan sampah plastik, bangkai ikan, dan genangan air yang berwarna hitam di area belakang pasar.

Air tidak bisa mengalir karena terjadi penyumbatan di bagian ujung jembatan. Sementara drainase dalam kondisi rusak.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Flotim, Siprianus Sina Ritan dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup Servulus Satel Demoor saling melempar tanggung jawab atas permasalahan sampah di area pasar.

“Kalau berkaitan dengan sampah dan saluran drainase di sekitar pasar bisa wawancara dengan Kadis Lingkungan Hidup dan terkait drainase bisa dengan Kadis PU,” kata Siprianus.

Sementara Servulus mengatakan bahwa tugas kerjanya hanya mengangkut sampah di Tempat pembuangan sampah (TPS) yang berada di pasar.

“Untuk bau tidak sedap dan kebersihan pasar tanggung jawab Dinas Perindag. Tugas saya angkut sampah di TPS di pasar,” kata Servulus melalui pesan WhatsApp.