Patrick Juang Rebong: Saya Tidak Kabur dan Bawa Lari Uang (2)

Maumere, Ekorantt.com – Promotor Ring Arena Promotion Patrick Juang Rebong kepada EKORA NTT, Kamis (9/8/2019) mengatakan, ia tidak kabur atau melarikan diri.

Ia pergi keluar dari Kota Maumere untuk menyelamatkan diri.

Ia perlu menyelamatkan diri karena keselamatan dirinya terancam selama berada di Maumere.

Di lorong di Pasar Geliting, pada Senin, 5 Agustus 2019, sekelompok pemuda tak dikenal menginjak dan menyayat tangannya dengan benda tajam.

“HP saya diambil. Lalu, saya diinjak dan disayat dengan benda tajam oleh pemuda tak dikenal di lorong di Pasar Geliting,” cerita Patrick Juang Rebong via sambungan telepon kepada EKORA NTT, Kamis (8/8).

iklan

Para pemuda tak dikenal itu menganiaya dirinya karena mereka berpikir, dia menghentikan tinju, tidak bertanggungjawab, dan menipu publik 1 Kabupaten Sikka.

Handphone miliknya dicuri di Pasar Geliting.

Itulah alasan mengapa dia tidak bisa dihubungi paska gagalnya proyek tinju internasional di Maumere.

Mantan Jurnalis Koran Singgalang di Sumatera Barat ini juga mengklarifikasi tudingan bahwa dia bawa kabur uang tiket.

Dia menuturkan, di bawah pengawasan polisi, dia sendiri-lah yang langsung setop-kan orang untuk tidak boleh lagi masuk ke dalam stadion saat kericuhan terjadi.

Dia perintahkan penjaga loket tiket untuk kembalikan uang tiket, tentu dengan catatan mereka punya bukti tiket yang sudah dirobek.

Taksiran dia, jumlah uang tiket yang dikembalikan malam itu sebesar Rp7 Juta.

Sebab, belum begitu banyak orang yang beli tiket, walaupun di luar stadion sudah berjubel massa penonton dalam jumlah besar.

Sementara itu, dia juga instruksikan kepada agen yang menjual tiket sebelum acara untuk sesegera mungkin mengembalikan uang tiket tersebut.

Agen yang tidak mau kembalikan diperintahkannya untuk ditangkap karena mereka belum setor sepeser pun kepada dirinya.

“Namun, saya yakin, tiket yang beredar, nominalnya tidak banyak. Niat panitia menjual tiket on the spot,” kata dia.

Dia bantah keras tudingan bahwa dia kabur.

Sebab, pada malam kejadian perkara, dia diamankan dan berada di kantor Polres Sikka.

Malam itu, di kantor polisi, dia menuntaskan beberapa item kontrak kerja sama.

Misalnya, dia membayar 50% jasa tim life streaming video tinju.

Dia juga akan membayar sewa kursi milik Kasatpol PP Kabupaten Sikka Buang da Cunha. Total bangku yang dia sewa 300 buah. Sebanyak 75 buah raib digondol massa. Buang da Cunha menderita kerugian sekitar Rp7,5 Juta.

“Kerugian ini menjadi tanggung jawab saya dan sedang dalam proses penyelesaian. Hari ini, saya akan lakukan penyicilan pembayaran terhadap Beliau,” katanya.

Menurut Patrick, pemilik bangku inilah yang menyelamatkan dirinya dan membawanya ke Hotel Lokaria di Jalan Nairoa.

Malam itu, Buang da Cunha membawa dirinya bersama dengan Ketua Pertina Provinsi NTT Samuel Haning. Sebelumnya, dia nginap secara bergantian di Hotel Pelita dan Hotel Permata Sari.

Sebelum ke Lokaria, demikian Patrick, dia beri briefing singkat tentang situasi mutakhir kepada para petinju dan official di Hotel Nara.

Dia minta mereka bersabar dan waspada terhadap dugaan aksi anarkisme akibat ulah oknum yang tak bertanggungjawab.

Patrick juga memastikan para artis aman di hotel masing-masing.

Patrick menjelaskan, ada dua (2) jenis sponsorship Ring Arena Promotion dalam even tinju internasional di Maumere ini, yaitu sponsorhip perorangan dan sponsorship institusi.

Sponsorship perorangan adalah delapan (8) orang pengusaha dari Jakarta dan Thailand. Sedangkan, sponsorship institusi adalah Bank Pembangunan Daerah (BPD) NTT.

Besaran dana sponsorship bervariasi mulai dari Rp65 Juta, Rp75 Juta, sampai Rp100 Juta.

Total dana sponsorship perorangan mencapai angka Rp400 Juta.

Sponsorship perorangan ini menginvestasikan dananya pada tinju word boxing council (WBC) atau tinju dunia antara Manot “Spider” Comput dari Thailand Versus Yanssen Hebi Marapu dari Sumba, NTT.

Patrick mengatakan, 3 bulan sebelum even, dia berkoordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Sikka, dalam hal ini Bupati Sikka Robby Idong.

Hasil koordinasi itu menunjukkan, Bupati Robby mendukung kegiatan ini baik secara moral maupun material. Secara pribadi, orang nomor 1 di Sikka itu sangat mendukung kegiatan ini.

Secara material, demikian Patrick, Pemda Sikka menjanjikan bantuan subsidi silang sebesar Rp100 Juta dari Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kabupaten Sikka melalui Pertina Sikka.

Pihaknya pun sudah menyerahkan proposal “Permohonan Bantuan Dana Sponsorship” kepada Pertina Sikka. Proposal itu ditandatangani oleh Bupati Robby.

Proposal yang sama, ditandatangani dirinya selaku Promotor Ring Arena Promotion dan Robby Idong selaku Bupati Sikka, juga diajukan ke bank-bank dan lembaga keuangan lainnya di Sikka.

Namun, hanya Bank NTT penuhi proposal tersebut dengan kucuran dana sebesar Rp65 Juta.

Patrick mengklarifikasi bahwa dia tidak bawa kabur uang siapa pun sepeser pun.

Sehari paska kericuhan, yakni pada Minggu, 4 Agustus 2019, dia segera mengembalikan dana sponsorship perorangan.

Dia menginstruksikan tim keuangan di Jakarta untuk tidak boleh utak-atik dana sponsorship perorangan tersebut.

Dia juga membatalkan rencana para investor atau penyandang dana sponsorship untuk datang ke Maumere pada Senin, 5 Agustus 2019 untuk bagi-bagi hasil keuntungan proyek tinju.

“Artinya, saya kehilangan uang Rp400 Juta dalam sehari,” kata dia.

Patrick juga menampik tudingan bahwa dia bawa kabur uang orang NTT melalui dana sponsorship dari Bank NTT.

Argumen dia adalah di lokasi acara, semua atribut Bank NTT dipasang. Logo Bank NTT tercetak di tiket. Baju Bank NTT juga dibagikan. Dan yang terpenting adalah acara sempat berjalan selama tiga partai dan disaksikan oleh banyak orang. Jadi, menurut dia, komitmen kerja sama dengan Bank NTT dinyatakan selesai.

Sementara itu, komitmen sponsorship perorangan terletak pada tinju kelas dunia antara. Karena telan dana yang besar, maka dia ajukan permohonan bantuan dana kepada mereka.

Namun, karena pertandingan batal digelar, maka dia bertanggungjawab mengembalikan dana bantuan tersebut kepada para mereka.

Menurut Patrick, para investor itu memang tidak pasang muka mereka di ruang-ruang publik. Namun, sebagai penyandang dana, mereka berkepentingan dengan tinju dunia di Flores ini. 

Sebab, hasil dari pertandingan tinju dunia itu adalah lahirnya juara dunia baru dari Flores. Entah Manot “Spider” Comput. Entah Yanssen Hebi Marapu..

Kalau Marapu menang, dia berhak selenggarakan satu pertandingan tinju dunia lagi. Kalau Spider menang, dia akan bangun kolaborasi.

Intinya, siapa pun pemenangnya, dia tetap akan menjadi tim Ring Arena Promotion. Bersama dengan sponsorship, pihaknya akan mengawal pejuara dunia baru itu untuk pentas di tingkat Asia dan dunia.

“Dia bisa dimainkan di Filipina, Thailand, di mana saja ada paper view. Layak masuk TV. Iklan TV masuk ke kami sebagai promotor. Bagi hsail dengan pihak sponsorship,” kata dia.

Akan tetapi, keluh Patrick, semua impian itu buyar lantaran ulah oknum tidak bertanggungjawab di Gelora Samador.

Patrick mengatakan, sebenarnya bisa saja pihaknya menggantikan peralatan sound system secepat mungkin. Namun, di tengah sorot 700-an pasang mata dan potensi amuk massa, mustahil dia melakukannya.

“Boro-boro ganti sound, ganti celana dalam saja tidak bisa. Demi keselamatan, petinju dan official diamankan. Makin bingung masyarakat. Artinya, dia (Dedi Olderikus, Red) menjebak saya dalam situasi yang kacau,” kata dia.

Wasekjen DPP Pemuda Perindo Bidang Keorganisasian (2015-sekarang) ini jugamengklarifikasi tudingan dari Komisaris PT Sikka Express Wisata bahwa dirinya bawa kabur uang tiket sebesar Rp60-an Juta.

Dia mengaku sudah berkomunikasi Melisa, putri Herman Siswanto, pada Rabu (7/8).

Dalam komunikasi tersebut, dia beri jaminan kepada Melisa untuk menunaikan tanggung jawabnya.

“Beliau gelisah. Sebab, Pak Ali dan lainnya seolah-olah lepas tangan. Saya sudah jelaskan soal HP dan keadaan fisik,” katanya.

Pria kelahiran Lamaholot, Atadei, Lembata, 2 Juni 1988 ini mengaku siap menjaminkan asetnya untuk menyelesaikan persoalannya dengan pihak PT Sikka Express Wisata.

Dia berterima kasih kepada Melisa karena sudah bersedia memulangkan beberapa atlet.

Patrick berjanji, pada Sabtu (10/8), dia akan temui orang yang direkomendasikan Melisa untuk selesaikan persoalan itu di Kupang.

“Saya akan lunaskan. Entah melalui pelunasan atau penyicilan. Dia tidak sampai hati laporkan. Dia hanya koordinasi saja,” kata dia.

Diberitakan sebelumnya, Patrick Juang Rebong, Promotor Ring Arena Promotion, diduga kabur atau melarikan diri. Ia juga dituding membawa lari uang hasil penjualan tiket.

TERKINI
BACA JUGA