SMAK St. Maria Monte Carmelo Terima Izin Operasional

Maumere, EKORA NTT – Sekolah Menengah Agama Katolik (SMAK) St. Maria Monte Carmelo Wairklau, Maumere telah menerima izin operasional dari Dirjen Bimas Katolik Kementerian Agama RI. Penyerahan izin operasional tersebut dilakukan oleh Fransiskus Adi, Kepala Bidang Pendidikan Katolik Kemenag NTT mewakili Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi NTT. Surat izin operasional tersebut memberi legitimasi bagi seluruh aktivitas belajar-mengajar di sekolah tersebut.

Penyerahan surat izin operasional tersebut terjadi pada Senin 19/7/2019, diawali dengan perayaan ekaristi yang dipimpin oleh Romo Vikjen Keuskupan Maumere, Rm. Telesforus Jenti, O.Carm, didampingi oleh Ketua Yayasan Santa Maria Karmel, Rm Karolus Sola O.Carm, Kepala Sekolah SMAK St. Maria Monte Carmelo Rm. Benediktus Bani, O.Carm, Komisaris Ordo Karmel Indonesia Timur, Rm Stef Buyung, O.Carm dan Prior Biara Karmel Wairklau Rm. Leo Jawa, O.Carm. Penyerahan izin operasional berlangsung saat misa, sesudah komuni.

Hadir juga dalam acara tersebut Kepala Kantor Agama Kabupaten Sikka, Anis Ngga Rua, Kepala Seksi Pendidikan Katolik Crencentia Reo dan staf Kementerian Agama Sikka jugapara romo, frater, murid, orang tua murid, guru dan tokoh masyarakat sekitar.

Dalam laporannya, Rm. Beni Bani, selaku Kepala Sekolah menyampaikan rasa syukurnya karena sekolah ini sudah memiliki izin operasional. Izin tersebut meyakinkan seluruh warga sekolah, orang tua murid, dan masyarakat luas bahwa sekolah ini sudah bisa beroperasi sesuai dengan hukum yang berlaku di Indonesia.

“Surat Izin Operasional yang diterima hari ini menjadi tanda bahwa sekolah ini telah memiliki legalitas dalam menyelenggarakan proses pendidikan. Orang tua murid dan masyarakat Maumere umumnya tidak perlu ragu lagi untuk menyekolahkan anak-anak di sekolah ini”, demikian terang Romo Beni.

iklan

Rm. Beni juga melaporkan bahwa angkatan perdana pada sekolah tersebut terdiri dari 51 orang siswa/i, 10 orang guru awam dan 7 orang pastor pengajar.

Ketua Yayasan Santa Maria Karmel menyampaikan soal arah dasar yayasan tersebut dan prosedur standar operasional yang harus dijalankan di semua sekolah Karmel sesuai dengan rencana induk pengembangan yayasan. Pedoman operasional tersebut sangat menentukan mutu pelayanan pendidikan yang dilakukan oleh yayasan.

Bapak Frans Adi, Kepala Seksi Pendidikan Keagamaan Katolik Kantor Agama Propinsi NTT menyampaikan proficiat atas terbitnya izin operasional bagi SMAK St. Maria Monte Carmelo. Dengan adanya izin tersebut, kerja sama antara pemerintah dalam hal ini Dirjen Bimas Katolik dengan lembaga pendidikan ini dapat berjalan dengan baik. Beliau pun menyampaikan pihak Dirjen Bimas Katolik maupun Kementerian Agama akan segera memproses lebih lanjut hal-hal yang dibutuhkan untuk pengembangan akreditasi sekolah.

Ketika dikonfirmasi oleh EKORA NTT, Romo Beni Bani memberi beberapa penjelasan tambahan mengenai penyelenggaraan pendidikan di sekolah tersebut. 

“Harus dipahami sejak awal bahwa sekolah ini bukan sekolah untuk menjadi guru Agama Katolik melainkan sekolah yang setara dengan SMA umum lainnya. Hanya saja porsi untuk mata pelajaran Pendidikan Agama Katolik ditambah. Dalam 1 minggu ada 10 jam untuk 5 mata pelajaran yaitu Kitab Suci, Doktrin Iman Katolik, Sejarah Gereja, Liturgi, Pastoral dan Katekese. Sesudah tamat dari sekolah ini, para murid bisa melanjutkan kuliah di mana saja”, terang Romo Beni. 

Lebih jauh Romo Beni menjelaskan, penyelenggaraan pendidikan di SMAK St. Maria Monte Carmelo mengacu pada kurikulum 2013, yang berlaku umum dalam sistem pendidikan di Indonesia. Salah satu kekhasan sekolah ini adalah ia menerapkan pola asrama yang menerima murid baik laki-laki maupun perempuan.

“Penerapan pola asrama ini didasari oleh juknis dari Kementerian Agama. Ada juknis khusus untuk pembinaan asrama. Asrama Putera akan dikelola oleh Karmel sedangkan Asrama Puteri dikelola oleh Susteran SCMM. Karmel dan SCMM hanya mengelola. Program dalam asrama akan tetap terintegrasi dengan kurikulum sekolah. Dasarnya adalah demi penguatan penghayatan iman Katolik. Semua murid wajib tinggal di asrama. Tetapi karena fasilitas asrama masih terbatas maka ada murid yg masih tinggal di luar asrama bersama orang tua.”

SMAK St. Maria Monte Carmelo memiliki sasaran khusus dalam membentuk profil peserta didik. Sasaran formasi sekolah ini antara lain mencetak (1) pribadi beriman yang memiliki pengetahuan yang cukup tentang iman dan tradisi Katolik serta mampu menghayatinya dalam masyarakat, (2) memiliki keterampilan untuk menjadi rasul awam/pelayan awam di tengah masyarakat, (3) memiliki karakter/kepribadian baik dalam nuansa iman Katolik berbalut 3 nilai/spiritualitas Karmel: doa, pelayanan, persaudaraan, (4) menjadi pribadi yang terbuka, humanis, dan toleran terhadap sesama manusia. 

“Untuk mencapai sasaran tersebut, kami menciptakan ekosistem sekolah yang disiplin dan juga penghayatan spiritualitas Karmel yang kuat, yaitu guru dan murid yang berdoa, bersaudara, dan saling melayani. Kegiatan operasional yang agak khas dengan hal spiritual misalnya brevir bersama guru murid setiap pagi, literasi kitab suci setiap Jumat dan misa komunitas setiap Sabtu”, demikian Romo Beni menjelaskan.

TERKINI
BACA JUGA