Ziarah Musik Ambang Bersaudara

Ruteng, Ekorantt.com – Jika Pambers (Panjaitan Bersaudara) merupakan grup besutan keluarga Panjaitan yang lahir pada 1965 maka Ambers (Ambang Bersaudara) merupakan grup musik asal Manggarai-Flores yang digawangi oleh keluarga Ambang.

Pambers mampu menyihir panggung musik nasional dengan lagu-lagu pamungkas mereka. Sementara, di Manggarai-Flores sana, anak muda tahun 90-an dan 20-an tumbuh dan besar bersama suara emas para punggawa Ambers.

Nama Ambang Bersaudara tak lagi asing di telinga masyarakat dan pencinta musik Manggarai. Melalui lantunan suara emas dari setiap personelnya, nama Ambang Bersaudara tetap ada di hati pencinta musik lokal.

Pada tahun 1990-an, Pemerintah Kabupaten Manggarai bersama beberapa bank plat merah gemar menyelenggarakan lomba nyanyi. Beberapa kategori yang diperlombakan seperti vocal group, lomba pop singer, dan lomba paduan suara. Ajang ini diselenggarakan untuk menjaring vokalis-vokalis berbakat.

“Demikian kami tidak menyia-nyiakan kesempatan itu dengan mengikuti iven-iven tersebut,” kata Rensi Ambang kepada Ekora NTT, Rabu (29/4/2020).

iklan

Dibekali bakat yang diturunkan oleh Kakek Abraham Ambang yang dikenal lewat beberapa lagu dere serani yang ciptakannya dan kemampuan sang ayah Simon Ambang yang merupakan pencipta lagu andal yang juga seorang pemain gambus, biola dan suling, Rensi memberanikan diri untuk mengikuti setiap perlombaan.

Rensi Ambang berhasil meraih juara umum hampir setiap tahun. Pada tahun 1990 sampai tahun 1997, ia telah menyabet banyak apresiasi, penghargaan, dan hadiah-hadiah lainya seperti tabungan.

“Dari prestasi itulah, saya sendiri membidani kelahiran Trio Ambang Bersaudara yang beranggotakan Rensi Ambang, Ferdy Ambang, dan Any Ambang,” sebut Rensy.

Sekejab saja nama Ambang Bersaudara melejit bersama dengan lantunan lagu yang mereka ciptakan. Tawaran untuk bernyanyi di berbagai macam acara selalu datang, entah di pesta, show band ataupun konser.

“Yang paling berkesan ketika kami diminta untuk benyanyi di layar kaca di beberapa stasiun seperti TVRI, juga dalam acara lagu-lagu pop daerah di Indosiar dalam acara  sejenak di Kota Ruteng, dan Metro TV dalam acara pariwisata,” kenangnya.

Pada tahun 1994, Ambang Bersaudara mendapatkan tawaran dari produser Flaminggo Band untuk rekaman album perdana berjudul Kawe Bokong. Ambul ini sukses di pasaran dan mendapatkan apresiasi dari kalangan pencinta musik.

Sukses pada album perdana, mereka kembali mengeluarkan album kedua berjudul Liba Ko Toe pada tahun 1995. Masih dengan produser yang sama, lagu-lagu pada album kedua tersebut menuai sukses besar.

Selang setahun, tahun 1996, mereka mengeluarkan album baru yang berisi lagu-lagu rohani seperti lagu Somba Mori yang diproduseri oleh Ulumbu Record.

Berturut-turut, Tahun 1997, album Mai Danding. Tahun 1998, album Danding Caci.  Tahun 1999, album Nia Daku Ende. Tahun 2000, album Tabe Reformasi. Tahun 2001, album Bangkalibanda, dan tahun 2002 , album Tina.

“Di masa inilah ada penambahan personil Ambang Bersaudara yaitu adik Dony Ambang,” kata Rensi.

Khusus album kesepuluh berjudul Anak Diong pada tahun 2003, mereka memperkenalkan bintang tamu Makarius Arus dengan producer Ambang Bersaudara Production.

Berlanjut pada tahun 2004 dengan album Nendong Latung Cero. Tahun 2005, album rohani Tiba Mori. Tahun 2006, album Sambulawa. Tahun 2007, album Buntut Tehas. Tahun 2008, album rohani  Ngaji Minggu. Tahun 2009, album Molas Sekolah. Tahun 2010, Album Rueng. Tahun 2011, album Toko Racap. Tahun 2012, album My Momang, dan tahun 2013, album Reba Kota.

Beberapa tahun belakangan, Ambang Bersaudara tidak lagi menciptakan album baru. Mereka lebih memilih mengeluarkan single untuk kepentingan di kanal youtube. Disadari, perubahan zaman menuntut perubahan cara dalam bermusik. Dari kaset pita dan DVD, kini mereka harus menyesuaikan diri dengan media internet yang sudah digandrungi oleh hampir semua kalangan masyarakat.

Sejak pertama kali berkarya hingga saat ini, Ambang Bersaudara telah menghasilkan dan memproduksi 200-an lagu.

Rensi menambahkan, pada awal tahun 2018 yang lalu, Rensi Ambang menggelar konser di Banjarmasin, Kalimantan Selatan dalam acara bertajuk Tour Borneo Konser Kole Beo.

Rensi memahami bahwa setiap orang ada masanya. Karena itu dibutuhkan regenerasi. Ambang Bersaudara pun menularkan bakat bernyanyi ke anak-anak mereka.

“Yang sudah ada nama dan tempat di hati masyarakat yakni Gusty Ambang, Ronald Ambang, Puput Ambang dan Maya Ambang yang dua-duanyanya Putri Dony Ambang dan Bunga Ambang putri dari Anytha Ambang,” tuturnya.

Rensi berpesan, keaslian lagu-lagu daerah Manggarai harus dipertahankan walaupun dalam genre musik yang berbeda. Maju terus musik Manggarai, Flores, NTT.

Adeputra Moses

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA