Perjuangan Seorang Mahasiswa di Maumere, Biayai Kuliah dan Kos Sendiri dari Melaut

Maumere, Ekorantt.com – Subandi, 26 tahun, mahasiswa semester V Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) IKIP Muhammadiyah Maumere, berasal dari keluarga tidak mampu.

Demi tetap kuliah, bungsu dari Pasutri Saer dan Hasnia asal Pulau Parumaan ini memilih kuliah sambil melaut untuk membiayai kuliah dan kos serta keperluan lainnya.

“Biasanya saya ke Nangahale untuk melaut pada pagi hari hingga sore di saat waktu senggang atau tidak ada jadwal kuliah. Saya lakukan ini untuk mengurangi beban orang tua,” ungkap Subandi kepada Ekora NTT di Maumere pada Selasa (3/11/2020).

Ia mengisahkan, usai menamatkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 2 Maumere pada tahun 2013 silam, dirinya berniat untuk melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi. Niat untuk kuliah kandas karena tidak ada biaya.

Subandi tak patah semangat. Selama lima tahun, ia melaut bersama ayahnya Saer untuk mengumpulkan uang kuliah.

“Laut sudah akrab dengan saya karena sejak duduk SD, karena ayah sering mengajak melaut, mencari hasil laut,” kenang Subandi.

Tekad kuat untuk kuliah, diakuinya, karena motivasi keluarga. Kakak sulungnya hanya tamat Sekolah Dasar. Sedangkan kakak nomor dua pernah kuliah di Univesitas Terbuka Nelle tapi tidak selesai, terkendala biaya.

Hal ini memompa semangat Subandi untuk mendaftar dan kuliah di IKIP Muhammadiyah Maumere pada tahun 2018 silam. Sejak saat itu, ia harus pintar mengatur waktu, antara kuliah dan melaut.

“Kalau jadwal kuliah di IKIP Muhammadiyah hari Senin sampai Jum’at. Hari Sabtu dan Minggu saya sudah ke Nangahale untuk melaut bersama ayah. Wilayah pencarian ikan di lautan Flores bagian Pulau Babi hingga Tanaduan perbatasan Maumere-Larantuka,” ujarnya.

Saat mahasiswa diwajibkan untuk memiliki ponsel Android kala pandemi Covid-19, Subandi membelinya dari hasil melaut tanpa meminta sepeser uang pun dari orang tua.

Ketika ditanya kenapa memilih IKIP Muhammadiyah, penerima beasiswa UKT (Uang Kuliah Tunggal) tahun 2020 ini berujar singkat bahwa biaya kuliahnya murah dan bisa membayar menggunakan hasil bumi.

Keprodi PBSI IKIP Muhammadiyah Maumere, Marlin Lering kepada Ekora NTT merasa bangga dengan ketekunan Subandi.

“Ketika banyak mahasiswa yang masih bergantung kepada orang tua, Subandi memilih untuk bekerja sambil kuliah guna memenuhi biaya kuliahnya,” pungkas Marlin.

Yuven Fernandez

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA