Maumere, Ekorantt.com – Tidak hanya mengganggu aspek kesehatan, Pandemi Covid-19 juga menghantam sejumlah aspek lain, termasuk pendidikan. Pembelajaran tatap muka yang sudah lumrah terjadi, kini harus dikombinasikan dengan pembelajaran Daring (dalam jaringan), demi mengantisipasi penyebaran virus asal Wuhan-China ini.
Di Kabupaten Sikka, SMPK Frateran (Spater) Maumere mengkombinasikan pembelajaran Daring dan tatap muka. Yang teranyar sekolah yang bernaung di bawah Yayasan Mardi Wiyata ini melaksanakan Penilaian Akhir Semester (PAS) secara Daring.
“Sedianya ujian dilaksanakan pada 1 Desember 2020. Tapi karena ada surat dari bupati, maka kami tunda,” kata Kepala Sekolah SMPK Frateran Maumere, Fr. M. Herman Yoseph, Bhk, S. Pd saat ditemui di ruangan kerjanya pada Selasa (15/12/2020).
PAS baru dimulai pada Jum’at, 11 Desember 2020 dan berakhir pada Kamis, 17 Desember 2020. Untuk membantu kelancaran PAS, kata Frater Herman, pihak sekolah telah menyiapkan aplikasi khusus yang dikendalikan oleh server di sekolah.
“Kita punya tiga server yakni untuk kelas 7, kelas 8, dan kelas 9. Dan ada teknisi khusus yang mengaturnya,” kata Frater Herman.
Menurut Frater Herman, aplikasi ini memungkinkan para siswa untuk mengerjakan soal dengan handphone. Praktis dan lebih muda.
“Untuk penggunaan HP, anak-anak di sini sudah terbiasa, bukan hal baru. Hanya ada aplikasi baru yang kami gunakan. Sehingga semua anak bisa kerja dari rumah. Sedangkan yang di asrama tetap kerja dari asrama,” jelasnya.
Bagi peserta didik yang tak punya HP, lanjut Frater Herman, mereka dipersilahkan ke sekolah dan mengikuti ujian dari laboratorium komputer.
“Ada anak-anak yang punya HP juga datang ke sekolah. Mereka jenuh juga di rumah. Mereka mau kerja di lab. komputer dengan teman-teman yang lain,” ujarnya.
Secara teknis, Proktor Utama SMPK Frateran Maumere, Agustinus Y. Naga mengatakan, PAS Daring di Spater Maumere menggunakan aplikasi Bimasoft. Aplikasi ini bukanlah sesuatu yang baru tapi sudah digunakan beberapa tahun belakangan.
“Kami pakai aplikasi Bimasoft sudah lima tahun. Awalnya offline. Kami uji coba pertama saat ujian sekolah. Awalnya ada kendala, tapi perlahan bisa dibenahi. Karena Covid-19, kami beralih ke online,” tutur Agustinus.
Aplikasi Bimasoft, jelas Agustinus, memudahkan guru. Guru menyusun soal dengan microsoft word yang sudah familiar di kalangan mereka. Oleh teknisi, materi ujian dimasukkan ke dalam aplikasi, lalu didistribusikan secara Daring saat ujian.
“Guru bisa pantau langsung jawaban siswa. Kalau siswa klik jawaban yang mana, guru langsung tahu. Real time,” jelasnya sambil menunjukkan aplikasi tersebut di layar komputer.
Agustinus mengatakan, aplikasi Bimasoft dilengkapi fitur-fitur untuk meminimalisir terjadi kecurangan saat mengerjakan soal.
“Kalau kita buka aplikasi Bimasoft, otomatis kita tidak bisa bukan yang lain, seperti google atau menjawab panggilan. Caranya adalah restart HP. Itu berarti kita log out dari aplikasi,” jelasnya.
“Di Sikka, kita yang pertama. Dan ke depan kita benahi terus,” tutupnya.