Ende, Ekorantt.com – Musibah kebakaran perkampungan adat Nggela di Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende pada tahun 2018 lalu menyedot perhatian banyak pihak untuk kembali mendirikannya. Setidaknya, tercatat ada 33 rumah yang ludes terbakar saat itu.
Hingga awal tahun 2021, sebanyak 19 rumah yang telah dibangun. Sedangkan 14 rumah diantaranya yang terdiri dari 11 rumah penduduk dan 3 rumah adat belum dibangun karena keterbatasan biaya.
Demikian disampaikan Ketua Desa Adat Nggela Gabriel Manek saat acara serah terima bantuan dari PT Pelindo III Cabang Ende untuk pembangunan 2 (dua) unit rumah adat sebesar Rp 400 Juta pada Kamis, (18/02/2021) di Gedung Pelindo Ende.
Dijelaskan Gabriel, proses pembangunan kembali rumah adat Nggela mendapat dukungan dari para pihak. Pihaknya mencatat, sejumlah 8 rumah adat dibantu Kementerian Kebudayaan, dua unit dibantu oleh Pemerintah Kabupaten Ende, dua unit dari PT Aqua, dua unit dari mama An, dan dua unit dari Dinas Pariwisata Provinsi NTT.
“Hari ini kami terima bantuan dari Pelindo, besarnya 400 juta. Kami sampaikan terima kasih kepada pak Direktur Pelindo,”ungkap Gabriel.
Kepala PT Pelindo III Ende Hadi Sukamto kepada media menjelaskan, bantuan tersebut merupakan tanggung jawab Sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility (CSR) kepada masyarakat di Kabupaten Ende.
“Kita tentu mendukung pelestarian warisan budaya. Di NTT ini banyak warisan budaya seperti kampung adat dengan ritual yang harus dijaga. Jadi ini bagian tanggungjawab kita bersama,”ujar Sukamto.
Menurutnya, bantuan CSR kepada Komunitas Adat Nggela diberikan setelah pihaknya menerima permohonan pada tahun 2019 silam dalam bentuk proposal usulan. “Ini usulan dari 2019 dan alhamdulilah tahun 2021 ini terjawab. Semoga bermanfaat untuk kelestarian budaya di NTT terutama di Kabupaten Ende,”ujarnya.
Ketua Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (AMAN) Nusa Bunga, Philipus Kami mengapresiasi peran pemerintah dan berbagai pihak yang telah membantu pembangunan kembali rumah adat Nggela.
Philipus berharap, dukungan para pihak dapat memberikan dampak positif kepada komunitas adat Nggela untuk kembali menjalankan ritual dan tata adat di rumah adat untuk menjaga eksistensi warisan budaya leluhur.
“Kita apresiasi peran pemerintah dan para pihak. Selain rumah adat Nggela, masih banyak rumah adat yang juga harus ditata dan wariskan untuk menjaga eksistensi budaya di NTT,”katanya.
Untuk diketahui, perkampungan adat Nggela terletak di Desa Nggela, Kecamatan Wolojita, Kabupaten Ende. Jaraknya 82 kilometer yang dapat ditempuh 2,5 jam dari Kota Ende. Perkampungan adat Nggela berada persis di wilayah Selatan, Ende-Flores dengan pola permukiman yang masih orisinal dan gaya arsitektur tradisional khas Suku Lio.