Mama Tina, Janda yang Menolak Menyerah Demi Pendidikan Anak

Borong, Ekorantt.com – Aroma khas kopi Manggarai menyeruak, saat saya memasuki halaman kantor Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (Disdukcapil) Kabupaten Manggarai Timur, pada Jumat (16/4/2021) pagi.

Sejumlah orang tampak duduk  bergerombol di bawah beberapa pohon kersen di belakang kantor tersebut. Di hadapan mereka, masing-masing ada gelas kopi.

Di bawah salah satu pohon kersen terlihat seorang wanita paruh baya berdiri di belakang meja kayu tua. Di atas meja itu ada beberapa termos air panas, toples bubuk kopi, toples gula, gelas, dan beberapa barang lainnya. Wanita bertubuh kurus itu tampak sedang asik menyeduh minuman kopi.

“Biasanya kalau hari Jumat begini, pembeli sepi. Tetapi, hari ini berbeda dari hari Jumat sebelum-sebelumnya,” tutur wanita paruh baya kepada Ekora NTT.

Rupanya Jumat itu merupakan hari keberuntungan bagi wanita bernama lengkap Martina Esi (50) tersebut. Ia hampir kewalahan melayani pesanan minuman kopi dari warga yang datang mengurus administrasi kependudukan; dan sejumlah pegawai yang bekerja di kantor-kantor pemerintah di Lehong.

Beberapa kali, ia terlihat mengangkat telepon selulernya. Kemudian, ia segera menyeduhkan beberapa gelas minuman kopi; lalu mengantarnya ke beberapa kantor.

“Pembeli tetap kopi saya sebenarnya para pegawai di Lehong ini. Kalau pegawai yang dari kantor lain, biasanya mereka pesan kopi lewat telepon, saya antar ke kantor mereka. Kalau pegawai di kantor Capil ini, mereka datang pesan langsung” tutur wanita yang biasa disapa Mama Tina itu.

Mama Tina mulai menggeluti usaha itu sejak tujuh tahun lalu. Ia mencari peruntungan dengan berjualan minuman kopi di Lehong, kompleks kantor pemerintahan Kabupaten Manggarai Timur, berkat masukan salah seorang staf di kantor Badan Kepegawaian Daerah (BKD).

“Saya awalnya jual sayur dan tepung (bubuk) kopi dari kantor ke kantor di sini. Pada 2013, ada satu pegawai di kantor BKD sarankan agar saya jual minuman kopi. Sejak saat itu, saya mulai usaha ini,” ceritanya.

Mama Tina menjual satu gelas minuman kopi dengan harga 5000 rupiah. Bubuk kopi yang digunakan yakni kopi arabika – salah satu varietas kopi yang banyak dibudidaya oleh petani di Manggarai Timur.

“Kalau ramai, sehari itu saya bisa dapat untung sampai 200 ribu rupiah. Kalau sepi, biasanya berkisar 20 ribu hingga 50 ribu rupiah,” ungkapnya.

Walaupun rezeki tidak selalu berpihak kepadanya, khususnya saat pandemi Covid-19, mama Tina mengaku tetap berjualan. Ia tidak mau mengecewakan para pelanggannya.

“Biar satu-dua gelas yang laku, bagi saya itu rezeki yang diberikan Tuhan. Saya jual kopi ini bukan hanya mau dapat untung. Tetapi, saya juga mau melayani sesama,” katanya.

Bagi sejumlah pegawai kantor pemerintah di Lehong, Mama Tina dikenal jago meracik kopi. Meski tidak pernah mengikuti pendidikan atau kursus untuk jadi barista, takaran bubuk kopi, gula dan air yang diseduh Mama Tina selalu menghasilkan minuman kopi dengan cita rasa yang khas dan nikmat.

“Kami biasanya pesan kopi di Mama Tina karena rasanya nikmat. Beliau jago meracik kopi,” ujar salah satu pegawai yang mengaku sering menikmati minuman kopi racikan mama Tina.

Mama Tina hidup menjanda sejak belasan tahun lalu. Ia memiliki dua anak. Suaminya meninggal saat kedua anaknya masih kecil. Sejak saat itu, ia menjadi tulang punggung keluarga.

Sebelum membuka usaha kedai kopi, mama Tina hidup malang melintang di jalanan sebagai penjual sayur keliling. Ia tidak kenal lelah. Panas dan hujan tak dihiraukannya. 

Berkat kerja keras dan kegigihan mama Tina, kini anak sulungnya berhasil disekolahkan hingga ke jenjang Perguruan Tinggi.

“Saya bersyukur, berkat kerja keras saya, anak sulung saya bisa sekolah sampai ke tingkat kuliah,” ungkap wanita asal Paka, Desa Gurung Liwut tersebut.

“Saya sekolahkan mereka supaya mereka tidak kerja di bawah panas seperti saya ini,” pungkasnya.

Mama Tina adalah Kartini masa kini yang menolak menyerah pada kemiskinan. Ia sosok perempuan tangguh yang percaya bahwa pendidikan adalah salah satu jalan untuk keluar dari belenggu kemiskinan itu. 

Selamat hari Kartini untuk perempuan-perempuan Indonesia…!!!

Rosis Adir

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA