Wujudkan Merdeka Belajar-Kampus Merdeka, Stiper Flores Bajawa Launching Mata Kuliah Penciri

Bajawa, Ekorantt.com – Sekolah Tinggi Pertanian Flores Bajawa (Stiper FB) melaunching mata kuliah penciri di aula kampus tersebut, Selasa (14/09/2021).

Hadir dalam launching mata kuliah penciri itu, Bupati Ngada, Andreas Paru, para dosen, pegawai, dan 224 mahasiswa. Khusus mahasiswa, sebagian dari mereka mengikuti kegiatan secara tatap muka di kampus A dan sebagiannya lagi mengikuti kegiatan secara daring dari kampus B.

Ketua Stiper Flores Bajawa, Dr. Nicolaus Noywuli menjelaskan  mata kuliah penciri merupakan mata kuliah baru dan merupakan amanat peraturan pendidikan tinggi dan kebijakan implementasi Merdeka Belajar, Kampus Merdeka.

“Mata kuliah penciri yang dilaunching yakni Budidaya Kopi, Ternak Babi, Budidaya Bambu, dan Ternak Kuda. Mata kuliah ini berlaku mulai dari semester III di tahun 2021,” kata Nicolaus.

Nicolaus menjelaskan mata kuliah  penciri dirancang dalam rencana pembelajaran semester Prodi teknik budidaya dan pengolahan (agroteknologi, agribisnis, kesejahteraan hewan dan agroindustri) untuk mendukung komoditi lokal Flores-NTT.

iklan

“Inilah ciri kekhasan atau keunggulan Prodi Stiper FB dengan Prodi serupa di Indonesia. Dan hari ini kita launching bersama Pemda Ngada. Untuk itu, mari bersama kita kembangkan komoditi lokal daerah kita melalui penyiapan SDM-nya,” ajaknya.

Sementara itu, Bupati Andreas dalam pemaparan materinya mengatakan, kehadiran kampus Stiper Flores Bajawa memang sejalan dengan program strategisnya yakni ‘Tante Nela Paris’.

Menurutnya, mahasiswa tidak harus menempuh kuliah jauh, sebab sumber daya manusia mumpuni ada di Stiper Flores Bajawa.

“Kenapa kita mesti berkuliah di tempat yang jauh? Di depan mata kita ada SDM yang mumpuni dan output dari sinilah yang akan kita gerakkan untuk menjadi ujung tombak dalam menggerakkan sektor pertanian di Kabupaten Ngada dalam rangka meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.

Bupati Andreas berharap mahasiswa Stiper FB mampu memberikan sumbangsih ilmu pengetahuan dalam kegiatan nyata kepada para petani, peternak dan  nelayan. Hal ini dilakukan dalam rangka mentransformasikan ilmu yang diperoleh ke dalam praktik nyata di lapangan.

Pantauan Ekora NTT, kegiatan  tersebut menerapkan protokol kesehatan Covid-19 yang ketat.

Belmin Radho

spot_img
spot_img
TERKINI
BACA JUGA